Berita Bali

WNA Dari Negara Ini Kerap Berulah di Bali, HIPMI Bali Dukung Pencabutan VoA Rusia dan Ukraina

WNA dari negara ini kerap berulah di Bali, HIPMI Bali dukung pencabutan VoA Rusia dan Ukraina.

Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Istimewa
Ilustrasi Visa On Arrival - WNA dari negara ini kerap berulah di Bali, HIPMI Bali dukung pencabutan VoA Rusia dan Ukraina. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali mendukung pencabutan Visa on Arrival (VoA) bagi warga Rusia dan Ukraina

Usulan pencabutan ini telah disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly. 

Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Bali, Agus Pande Widura alias APW mengatakan, usulan pencabutan VoA bagi warga negara asing (WNA) asal Rusia dan Ukraina adalah wacana yang positif.

"Saya sangat mendukung apa yang menjadi keputusan Pak Gubernur Koster terkait dari pencabutan VoA Rusia dan Ukraina," kata APW pada Tribun Bali saat dikonfirmasi Sabtu 25 Maret 2023.

Pencabutan VoA Rusia dan Ukraina dianggap berbanding lurus dengan upaya mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) berstandar tinggi.

Ungkapan itu beralasan, mengingat dalam beberapa waktu terakhir, wisman Rusia dan Ukraina kerap berulah di Bali

"Ini yang saya lihat fenomena terjadi di lapangan, kan tamu Rusia dan Ukraina itu length of stay atau lama tinggalnya di Bali itu cukup panjang. Yang awalnya mereka memberikan kontribusi yang bagus kepada pariwisata di Bali, akhirnya mereka berbisnis di Bali. Ini yang bahaya saya lihat," tegasnya. 

"Bahkan mereka menyerang UMKM-UMKM kita, seperti mereka mengadakan sewa motor antar warga bangsa mereka, terus latihan motor khusus Rusia dan Restoran khusus Rusia, jadi seperti seolah mengotak-ngotakkan diri sendiri," lanjutnya. 

Baca juga: Tak Tunggu Viral, Kantor Imigrasi Denpasar Deportasi WNA Yang Berkemah Di Pantai Purnama Saat Nyepi

Selain itu, kebiasan buruk wisman Rusia dan Ukraina adalah tidak bisa menghormati budaya setempat. 

"Karena mungkin keterbatasan dalam bahasa ataupun memang perilaku mereka, ini saya melihat banyak hal-hal yang tidak menghormati daripada budaya kita. Karena mereka tidak mau mempelajari daripada budaya Bali. Ini sudah waktunya memang VoA ini dicabut," tutup APW.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved