Berita Bali

Buntut Kasus Buka Paksa Portal Saat Nyepi, Ketua PHDI Bali Sebut Ada Penodaan Secara Sengaja

Dikonfirmasi melalui saluran telepon Minggu (16/4/2023), Nyoman Kenak mengatakan dirinya diperiksa selama kurang lebih tiga jam.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Istimewa
Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak (baju kuning) saat mendatangi Polres Buleleng untuk dimintai keterangan sebagai saksi atas kasus buka paksa portal saat Nyepi, Sabtu (15/4) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Penyidik Polres Buleleng memeriksa Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, terkait kasus buka paksa portal yang dilakukan oknum warga Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, saat Nyepi.

Nyoman Kenak diperiksa sebagai saksi, pada Sabtu (15/6/2023).

Dikonfirmasi melalui saluran telepon Minggu (16/4/2023), Nyoman Kenak mengatakan dirinya diperiksa selama kurang lebih tiga jam.

Dalam pemeriksaan itu, Nyoman Kenak memberikan informasi secara umum kepada penyidik, untuk membuat terang dan jelas terkait apa dan makna Catur Brata Nyepi dan mengapa Catur Brata Nyepi diberlakukan di Bali.

Baca juga: Disdukcapil Badung Sebut Banyak WNA Yang Memiliki KTP Bali, Karena Nikah Dengan WNI

Baca juga: Breaking News! Bule Melalung Asal Rusia di Tabanan Resmi Dideportasi, Simak Beritanya!

Penyidik Polres Buleleng memeriksa Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, terkait kasus buka paksa portal yang dilakukan oknum warga Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, saat Nyepi.

Nyoman Kenak diperiksa sebagai saksi, pada Sabtu (15/6/2023).

Dikonfirmasi melalui saluran telepon Minggu (16/4/2023), Nyoman Kenak mengatakan dirinya diperiksa selama kurang lebih tiga jam.

Dalam pemeriksaan itu, Nyoman Kenak memberikan informasi secara umum kepada penyidik, untuk membuat terang dan jelas terkait apa dan makna Catur Brata Nyepi dan mengapa Catur Brata Nyepi diberlakukan di Bali.
Penyidik Polres Buleleng memeriksa Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, terkait kasus buka paksa portal yang dilakukan oknum warga Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, saat Nyepi. Nyoman Kenak diperiksa sebagai saksi, pada Sabtu (15/6/2023). Dikonfirmasi melalui saluran telepon Minggu (16/4/2023), Nyoman Kenak mengatakan dirinya diperiksa selama kurang lebih tiga jam. Dalam pemeriksaan itu, Nyoman Kenak memberikan informasi secara umum kepada penyidik, untuk membuat terang dan jelas terkait apa dan makna Catur Brata Nyepi dan mengapa Catur Brata Nyepi diberlakukan di Bali. (Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani)

Nyoman Kenak juga menjelaskan, semua umat beragama termasuk para wisatawan yang berlibur di Bali harus menaati Catur Brata Nyepi.

Sebab yang disucikan pada hari Nyepi, adalah bhuana agung dan bhuana alit yang mengikat semua umat.

Hal ini juga sudah tertuang dalam seruan bersama, pimpinan majelis agama yang ditandatangani pada 13 Maret lalu.

Bahkan khusus di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), juga sudah ada edaran yang menyebut bahwa kawasan tersebut ditutup sejak 21-23 Maret karena Nyepi.

Melihat video yang beredar, Nyoman Kenak menyebut tindakan yang dilakukan oleh oknum warga di Desa Sumberklampok merupakan penodaan secara sengaja, terhadap hari suci Nyepi.

Sebab para oknum tersebut telah melawan pecalang, membuka paksa portal, lalu memimpin sejumlah orang untuk menerobos dengan kendaraannya masuk ke TNBB.

Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak (baju kuning) saat mendatangi Polres Buleleng untuk dimintai keterangan sebagai saksi atas kasus buka paksa portal saat Nyepi, Sabtu (15/4)
Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak (baju kuning) saat mendatangi Polres Buleleng untuk dimintai keterangan sebagai saksi atas kasus buka paksa portal saat Nyepi, Sabtu (15/4) (Istimewa)

"Kami tentu mendukung dan mendorong penegakan hukum, agar ada efek jera untuk mencegah hal serupa terjadi pada tahun mendatang, serta memulihkan keadaan agar kembali rukun tanpa ada orang-orang yang mencederai kerukunan di hari suci Nyepi seperti di Desa Sumberkelampok itu,’’ ujarnya.

Sementara Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Picha Armedi, membenarkan jika pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak pada Sabtu kemarin.

Namun AKP Picha menegaskan, status Nyoman Kenak hanya sebagai saksi yang mengetahui peristiwa buka paksa portal saat Nyepi tersebut.

"Kapasitasnya diperiksa sebagai saksi yang mengetahui, bukan saksi ahli," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved