Liputan Khusus
Kisah Pernikahan Dini di Bali, Tahun Pertama Pernikahan Diwarnai Cekcok
Kenakalan remaja yang mereka lakukan, mengantarkannya pada pernikahan dini yang harus mereka jalani saat sama-sama masih berusia 17 tahun.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Mental Kadek yang belum matang, untuk menjadi kepala rumah tangga membuat setahun pertama di pernikahan mereka hanya diisi dengan keributan.
Dan masa tersebut merupakan kondisi yang sangat tersulit dalam hidup keduanya.
Setelah mencoba perlahan menjalani kehidupan berumah tangga, akhirnya Kadek W bekerja di Pelabuhan Kusamba, Klungkung.
“Ya setidaknya ada penghasilan sekarang walaupun cuma cukup untuk membeli kebutuhan pokok,” paparnya.
Ia pun mengingatkan pada remaja-remaja di luar sana, agar menikah pada umur yang cukup terlebih jika berasal dari keluarga yang ekonominya kurang mampu.
Karena menikah di waktu dan umur yang tidak tepat akan menambah masalah dalam hidup saja.
Karena saat menikah umurnya masih tergolong anak-anak dan belum masuk, dalam kategori umur di Undang-undang Perkawinan yakni 19 tahun, Kadek W dan Ni Putu S hanya melakukan perkawinan secara adat saja.
Lalu mereka melakukan pengesahan pernikahan di dinas saat usia mereka sudah cukup sesuai Undang-undang. (*)
WAWANCARA Khusus Tribun Bali dengan Menparekraf Sandiaga Uno, Benarkah Bali Over Tourism? |
![]() |
---|
Kemiskinan Ekstrem di Bali, Pemerintah Beri Bantuan Uang, Rumah Ginawan Beratap Asbes Penuh Lubang |
![]() |
---|
Dishub Bali Akui Macet di Bali Disebabkan Jumlah Kendaraan, Didominasi Minibus dan Sepeda Motor |
![]() |
---|
Fenomena Putus Sekolah Jadi Bukti Kegagalan Seluruh Pihak, Masa Depan Bangsa Taruhannya |
![]() |
---|
Kisah Pernikahan Dini di Bali pada Tahun-tahun Awal, Perlu Kematangan Mental dan Pemenuhan Finansial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.