Berita Bangli

Putu Eka Olah Ikan Predator Tak Berharga Jadi Lezat Renyah dan Bernilai Ekonomis di Kintamani Bali

Pasalnya ikan ini tidak tahan lama di udara terbuka. Di samping itu ikan red devil memiliki banyak duri dan siripnya tajam.

Mer
Putu Eka saat menunjukkan hasil olahan red devil crispy. Jumat (9/6/2023). Diketahui red devil merupakan jenis ikan predator yang kerap dianggap hama oleh pembudidaya ikan di danau Batur. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Ikan red devil banyak dijumpai di Danau Batur, Kintamani, Bangli, Bali. Selama ini ikan red devil lebih dikenal sebagai hama, karena merupakan ikan predator.


Selain dibenci para pembudidaya ikan di Danau Batur, ikan red devil juga dihindari para pembeli di pasar tradisional.

Pasalnya ikan ini tidak tahan lama di udara terbuka. Di samping itu ikan red devil memiliki banyak duri dan siripnya tajam, serta dagingnya yang cenderung sedikit.

Inilah yang menjadi alasan banyak masyarakat enggan mengolah ikan red devil.

Namun siapa sangka di tangan Ni Putu Eka Supraptiningsih, ikan predator ini bisa diolah menjadi makanan lezat yang mudah dikonsumsi, serta bernilai ekonomis.

 

Baca juga: Viral Bule Denmark yang Lakukan Aksi Tak Senonoh di Atas Sepeda Motor Akhirnya Dideportasi!

Baca juga: Ditetapkan Tersangka Dugaan Kasus Reklamasi Pantai Melasti, Disel Astawa & Kadiana Gugat Polda Bali

Putu Eka saat menunjukkan hasil olahan red devil crispy. Jumat (9/6/2023). Diketahui red devil merupakan jenis ikan predator yang kerap dianggap hama oleh pembudidaya ikan di danau Batur.
Putu Eka saat menunjukkan hasil olahan red devil crispy. Jumat (9/6/2023). Diketahui red devil merupakan jenis ikan predator yang kerap dianggap hama oleh pembudidaya ikan di danau Batur. (Mer)


Ditemui Jumat 9 Juni 2023, Putu Eka menceritakan ia mulai menggeluti usaha makanan sejak 2013 silam.

Awalnya ia membuat abon yang berbahan dari ikan nila/mujair dan ayam.

Kemudian mengembangkan usaha mengolah makanan ringan berbahan jamur dan lele, dengan tekstur renyah (crispy).

Hingga pada akhir tahun 2022, ia membuat inovasi baru yakni mengolah red devil menjadi makanan ringan yang renyah.


Perempuan asal Banjar Dadia Puri, Desa Bunutin, Kecamatan Bangli ini mengatakan dipilihnya ikan red devil karena ikan tersebut banyak tersedia di Danau Batur.

Selain itu banyak dijual di pasar seperti Pasar Kidul. Kendati demikian, ikan red devil kurang diminati meski harganya tergolong murah. 


Saat itu ia melakukan berbagai percobaan untuk mengolah ikan red devil, menjadi makanan yang enak dan bernilai ekonomis.

Hanya saja beberapa percobaan yang dia lakukan dinilainya kurang memuaskan. "Salah satunya pernah dibuat sate. Tapi kalau sate tidak bisa bertahan lama. Karena hari ini dibuat, hari ini juga harus langsung habis," ujarnya. 

Putu Eka saat menunjukkan hasil olahan red devil crispy. Jumat (9/6/2023). Diketahui red devil merupakan jenis ikan predator yang kerap dianggap hama oleh pembudidaya ikan di danau Batur.
Putu Eka saat menunjukkan hasil olahan red devil crispy. Jumat (9/6/2023). Diketahui red devil merupakan jenis ikan predator yang kerap dianggap hama oleh pembudidaya ikan di danau Batur. (Mer)


Dari berbagai percobaan tersebut akhirnya ia mampu mengolah ikan red devil menjadi makan ringan yang renyah. Dan pada awal tahun 2023, red devil crispy kreasinya mulai diproduksi dan dipasarkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved