Berita Bali
CATAT! Selama PKB Berlangsung, Pengunjung Dilarang Bawa Makanan Masuk & Tidak Ada Junk Food
Masyarakat atau pengunjung hingga pengisi acara, dan undangan tidak diperbolehkan membuang sampah sembarangan.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Masyarakat atau pengunjung hingga pengisi acara, dan undangan tidak diperbolehkan membuang sampah di areal Taman Budaya saat Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV Tahun 2023, yang rencananya akan dibuka pada, Minggu 18 2023 mendatang.
Bahkan, masing-masing penampil atau pengisi acara, wajib menyertakan orang yang bertanggung jawab mengurus sampah dan membawa kembali sampahnya pulang.
“Pengisi acara harus membawa tempat sampah sendiri, kemudian membawa sampahnya pulang, begitu pula pengunjung siap-siap bawa pulang sampahnya," ungkap Kepala Bidang Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ni Wayan Sulastri Rabu 14 Juni 2023.
Baca juga: Prabowo Jadi Rebutan Saat Dampingi Jokowi Resmikan Rumah Sakit Tzu Chi di Kawasan Pantai Indah Kapuk
Baca juga: Korban Kebakaran Resah, Terkait Izin Tinggal di TKP Kebakaran di Dusun Wanasari
Baca juga: Sat Reskrim Polresta Denpasar Serahkan WNA Asal Amerika Pengemudi Angkot Ke Imigrasi Denpasar

Pemberlakuan aturan ketat ini, dilaksanakan agar tempat perhelatan festival seni tahunan ini benar-benar bebas dari sampah.
Untuk itu seluruh yang hadir, mesti bertanggung jawab terhadap sampah yang dikeluarkannya.
Sulastri mengungkapkan, tak hanya berlaku bagi pengunjung, tetapi juga bagi pengisi acara.
Setelah berias, para seniman harus meninggalkan ruang rias dengan bersih seperti sebelumnya.
Penari, penabuh dan yang memanfaatkan ruang rias itu, setelah berias jangan meninggalkan sampah, apalagi sampah plastik.
“Kami meminta kepada seluruh pengisi acara, khususnya para duta dari kabupaten kota untuk tidak meninggalkan sampah di Art Center,” tegasnya.
Senada juga diungkapkan Kepala UPTD Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan Ria Arsika mengatakan, seluruh panggung atau tempat pertunjukan di Taman Budaya seluruhnya telah dibersihkan oleh petugas sebagai upaya mendukung suasana pementasan seni yang nyaman.
Karena itu, dari pengalaman sebelumnya, stage yang sebelumnya bersih, tetapi setelah pementasan suasana pementasan seperti kapal pecah, karena sampah berserakan dan kapasitasnya banyak.
Karena itu, dirinya mendukung kebijakan, masing-masing sekaa kesenian membawa tempat sampah sendiri, sehingga dapat menyaksikan suasana nyaman dalam pementasan.
Pihaknya, juga akan menjaga pengunjung yang masuk area PKB untuk tidak membawa makanan.

“Kami akan melibatkan Satpol PP, pecalang, dan petugas keamanan untuk menjaga di pintu masuk agar pengunjung tak membawa makanan ke area Taman Budaya.
Jika mau makan, silahkan makan di luar, lalu masuk tanpa membawa makanan. Jika ada yang tak menghiraukan, tak usah masuk ke Taman Budaya,” tegasnya.
Ria Arsika menambahkan, untuk kuliner juga akan diawasi secara ketat, masing-masing pemilik kuliner bertanggungjawab untuk mengatasi sampah.
“Para pembeli atau pengunjung silakan makan di lokasi kuliner , tidak diperbolehkan keliling membawa makanan, “ tegas Arsika.
Pengunjung PKB juga tidak boleh membawa kendaraan ke areal taman budaya karena sudah disiapkan tempat parkir secara khusus.
Termasuk mobil yang membawa rombongan kesenian. Para sekaa boleh membawa alat gamelan serta peralatan lainnya, lalu keluar areal dan parkir sesuai tempat yang disediakan.
“Di pintu masuk utara akan diisi pembatas, sehingga kendaraan tidak bisa lewat. Seniman dan sekaa seni yang membawa alat pementasan bisa melalui pintu selatan, namun setelah menaruh alat-alatnya kemudian kembali keluar dan memarkir kendarannya di belakang panggung terbuka Ardha Candra,” tegasnya.
PKB 2023 termnasuk event budaya terbesar. Kali ini mengambil tema “Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi (Samudra Cipta Peradaban) dimaknai sebagai upaya pemuliaan laut sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan dimulai 18 Juni hingga 16 Juli 2023, dengan 10 materi kesenian yang akan ditampilkan pada rangkaian PKB tersebut yakni Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Bali World Culture Celebration (Perayaan Budaya Dunia), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni), dan Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah).

Sementara tahun 2023 ini, jumlahnya diprediksi mencapai 18. 974 seniman, mencakup Rekasadana (Pergelaran) 9.670 orang, Utsawa (Parade) 7.885, Wimbakara (Lomba) 1.319 orang, dan Kandarupa (Pameran) 100 orang.
PKB akan dilaksanakan Peed Aya. Pemerintah Provinsi Bali tetap akan mengambil lokasi di depan Monumen Bajra Sandhi, Denpasar.
Stand Kuliner PKB Dipastikan Tak Menjual Junk Food Seperti Sosis, Bakso, Baby Crab
Sebanyak 34 stand kuliner khas Bali, akan manjakan lidah pengunjung di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV tahun 2023.
Namun dipastikan seluruh stand makanan yang tersedia di PKB, tak ada yang menjual junk food.
Ketika ditemui, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Sumardiana menyampaikan, 34 stand kuliner itu menyajikan makanan dan minuman khas dari sembilan kabupaten/kota se-Bali.
Mulai dari sajian bedetan kocing, blayag, ayam betutu, sate, serombotan, hingga babi guling.

“Penjaringan peserta kuliner dilakukan di masing-masing Kabupaten/Kota, tidak akan ada produk junk food seperti baby crab, cumi, hingga bakso yang dijual di kawasan Taman Budaya.
Kami juga memastikan kuliner khas bali yang dijual memang benar-benar higienis. Jangan sampai nanti setelah menikmati kuliner, pengunjung pulang ke rumah diare,” jelasnya pada, Rabu 14 Juni 2023.
Untuk memastikan itu, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan juga BPOM melakukan sampling setiap satu minggu sekali.
Beberapa makanan akan diambil untuk diuji laboratorium guna memastikan kebersihannya.
Sumardiana juga mengungkapkan, 34 peserta itu bertanggung jawab terhadap kebersihan, tidak boleh menggunakan pakai plastik sekali pakai, hingga makanan tidak boleh dibawa keliling, dan harus habis untuk menghidari terjadinya timbulan sampah yang berserakan.
“Kami juga bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk menjaga kebersihan di kuliner itu,” pungkasnya.
PKB kali ini mengambil tema 'Segara Kerthi: Prabhaneka Sandhi (Samudra Cipta Peradaban)' dimaknai sebagai upaya pemuliaan laut, sebagai sumber kesejahteraan semesta yang menjadi asal mula lahirnya suatu peradaban.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan dimulai 18 Juni hingga 16 Juli 2023, dengan 10 materi kesenian yang akan ditampilkan pada rangkaian PKB tersebut yakni Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Bali World Culture Celebration (Perayaan Budaya Dunia), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni), dan Jantra Tradisi Bali (Pekan Kebudayaan Daerah). (*)
Polemik TPA Suwung, Gubernur Bali Wayan Koster Buka Suara, Singgung Ancaman Pidana |
![]() |
---|
Penyebrangan Fast Boat di Pelabuhan Padangbai Bali Ditutup Sementara, Cuaca Buruk di Selat Lombok |
![]() |
---|
Kepala KSOP: Alur Penyeberangan Sesuai Situasi Cuaca BMKG, Penumpang Diimbau Pakai Life Jacket |
![]() |
---|
PHDI Bali Tanggapi Paralayang di Pura Gunung Payung: Aturan Sudah Ada, Sekarang Tinggal Penerapan |
![]() |
---|
Gara-gara Bercanda Ada Bom di Pesawat, Penumpang NAM Air Diamankan Petugas Bandara Ngurah Rai Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.