Berita Klungkung

Kasus Rabies Melonjak, Kadis Klungkung Sebut Vaksin 400 Ekor HPR Sekali Sisir

Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung menargetkan 80 persen populasi hewan penular rabies (HPR) tervaksinasi pada akhir Agustus 2023.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Vaksinasi rabies di Klungkung pada anjing di Klungkung belum lama ini. 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung menargetkan 80 persen populasi hewan penular rabies (HPR) tervaksinasi pada akhir Agustus 2023.

Hal ini mengusul intruksi Pemprov Bali, agar setiap daerah menuntaskan program vaksinasi rabies terhadap HPR pada akhir Tahun 2023.


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida mengaku optimistis dapat mengejar cakupan 100 persen vaksinasi rabies, untuk populasi HPR di Klungkung yang diestimasikan mencapai 21.000 ekor.

Baca juga: Cegah Penyebaran Rabies, 28 Ribu Ekor Anjing Sudah Divaksin di Denpasar dari Populasi 82.195 Ekor

Apalagi menurutnya saat ini cakupan vaksinasi rabies terhadap HPR di Klungkung sudah sekitar 50 persen.


"Klungkung optimis 100 persen untuk vaksinasi rabies terhadap HPR. Kami upayakan cakupan vaksinasi rabies terhadap populasi HPR di Klungkung minimal 80 persen pada akhir Agustus 2023," ujar Ida Bagus Juanida, Kamis (29/6/2023).


Menurutnya saat ini mulai ada peningkatan kesadaran masyarakat, untuk melakukan vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaannya.

Baca juga: Pencabutan Bebas Visa 159 Negara dan Rabies Tak Pengaruhi Pariwisata Bali

Semisal saja mulai banyak masyarakat yang datang langsung ke Puskeswan di masing-masing kecamatan untuk melakukan vaksinasi terhadap anjing atau kucing peliharaan mereka.


Hal ini tidak lepas dari ketakutan dan kekhawatiran masyarakat dari penyakit rabies, yang semakin marak di Bali.

"Sebelumnya memang agak kurang kesadaran masyarakat, misal saja saat kami datang untuk vaksinasi rabies di Desa Tegak. Kami hanya dapat vaksinasi 30 sampai 40 ekor. "

Baca juga: Buntut Tingginya Angka Gigitan Anjing Rabies di Bali, Bendesa Guwang Siapkan Perarem Anjing Liar

"Tapi setelah muncul kasus (rabies) di desa setempat, kami kembali sisir dapat vaksinasi sampai 400 ekor," ungkap Juanida.


Dirinya tidak mengharapkan adanya positif rabies pada manusia, maupun hewan.

Namun tidak dipungkiri, munculnya kasus dugaan rabies pada bocah di Desa Tegak beberapa waktu lalu, memikiki dampak yang luar biasa karena membuat masyarakat mulai waspada dan mulai peduli dengan hewan peliharaan mereka.

Baca juga: Masuk Peringkat Empat, Bangli Penyumbang 13 Persen Kasus Rabies di Bali


"Mudah-mudahan kesadaran masyarakat untuk memvaksiansi anjingnya, serta mewaspadai rabies ini terpelihara. Jangan sampai saat tidak ada kasus rabies, masyarakat lengah lagi," jelas Juanida.


Ia juga menjelaskan, hewan penular rabies seperti anjing, kucing, kera dan lainnya seharusnya wajib mendapatkan vaksin anti rabies setiap tahun. Mengingat vaksin yang tersedia saat ini, memberikan kekebalan hanya setahun.


"Kalau berdasarkan teori, hewan peliharaan itu wajib setahun divaksin. Jika 80 persen saja populasi HPR berhasil divaksinasi, itu sudah sangat baik dan penyebaran rabies bisa dikendalikan," jelas Juanida. (*)

 

 

Berita lainnya di Rabies di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved