Berita Gianyar

Distanak Gianyar Tetapkan Status Siaga Rabies, Hindarkan Kontak Langsung Ternak dengan Anjing

Dinas Pertanian Gianyar, selalu memantau kondisi rabies di kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali.

Freepik.com
Ilustrasi anjing rabies - Distanak Gianyar Tetapkan Status Siaga Rabies, Hindarkan Kontak Langsung Ternak dengan Anjing 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Dinas Pertanian Gianyar, selalu memantau kondisi rabies di kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali.

Setelah mendapat data serangan rabies pada sapi di Jembrana, kini mereka pun menetapkan status siaga rabies untuk hewan ternak di Gianyar.

Baik itu sapi, kambing maupun babi.

Baca juga: Vaksinasi HPR Capai 46,3 Persen, Kasus Anjing Positif Rabies di Denpasar Jadi 11 Ekor!

Siaga tersebut dilakukan dengan menggencarkan sosialisasi pada peternak, agar menghindari kontak langsung ternaknya pada anjing liar


Kepala UPT Keswan Gianyar I, Nyoman Arya Darma, Kamis 20 Juli 2023 membenarkan hal tersebut.

Kata dia, Distanak Gianyar telah menetapkan pengawasan ternak menjadi waspada.

Baca juga: Warga Diminta Awasi Ternak Dari Serangan HPR Rabies, Pasca Dua Ekor Sapi Positif Rabies di Jembrana 

Hal itu setelah adanya sapi di Kabupaten Jembrana.

Di mana sapi tersebut terjangkit rabies usai digigit anjing yang positif rabies.


Kata dia, kasus di Jembrana memang harus dijadikan acuan oleh peternak di Gianyar.

Sebab, sebagian besar ternak warga Gianyar dikandangkan di tegalan atau belakang rumah.

Baca juga: Cegah Rabies, Sebanyak 295 Anjing Liar di Desa Ban Karangasem Dieliminasi Petugas

Di mana lokasi-lokasi ini kerap menjadi tempat persembunyian anjing positif rabies


"Ini yang agak menyulitkan kita, karena sebagian sapi dipelihara di tegalan atau sawah. Kami harapkan kandangnya tertutup, sehingga anjing tidak bisa masuk," ujar Arya Darma.

Dia menjelaskan, penyebaran rabies pada sapi bukan hanya bisa melalui gigitan.

Baca juga: Rabies di Badung Terus Meningkat Menjadi 23 Kasus, Wabup Suiasa Minta Dispertan Lakukan Penyisiran

Namun penularan juga bisa terjadi antar sapi, yakni melalui menempelnya air liur sapi rabies pada luka sapi lainnya.

Bukan hanya sapi, hewan lainnya juga berpotensi mengalami penularan yang sama.

"Penularan antar sapi sangat memungkinkan, dan hewan peliharaan seperti kera, kucing, babi dan kambing juga bisa terjangkit," ungkapnya.


Oleh rabies sangat membahayakan, pihaknya mengimbau peternak sapi, babi dan kambing agar menutup kandang supaya anjing tidak bisa masuk.

Terlebih lagi belum semua anjing liar di Gianyar divaksinasi rabies. 

Baca juga: 10 Anjing di Denpasar Positif Rabies, Terbaru Ditemukan di Kawasan Setra Badung, Vaksin Digencarkan


Arya Darma juga mengakui kalau UPT Kesehatan Hewan tidak leluasa melakukan eliminasi anjing liar.

Sebab saat ini ada pasal yang melarang 'membunuh'  anjing.

"Sebenarnya salah satu langkah yang efektif adalah eliminasi semua anjing liar, termasuk eliminasi anjing di zona merah rabies," tandasnya.

Baca juga: Monyet di Objek Wisata Sangeh Belum Divaksin Rabies, Pengelola Sebut Desa Bentuk TISIRA


UPT Kesehatan Hewan baru bisa melaksanakan eliminasi anjing liar dengan didampingi aparat desa dan aparat kepolisian dan TNI.

"Harapan kami, pemelihara anjing agar tidak mengeluarkan anjingnya dari pekarangan rumah," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved