Berita Jembrana

Jembatan Putus di Penyaringan Belum Tertangani Permanen, Pemkab Buatkan Jembatan Darurat

Krama Desa Adat Penyaringan bakal menggelar upacara Ngenteg Linggih di Pura Puseh lan Desa Penyaringan yang puncaknya pada 22 Agustus 2023 mendatang.

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba serta jajaran saat meninjau lokasi pembangunan jembatan darurat sebagai akses sementara warga yang menggunakan Jembatan Perak Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Rabu 26 Juli 2023 kemarin. 

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Krama Desa Adat Penyaringan bakal menggelar upacara Ngenteg Linggih di Pura Puseh lan Desa Penyaringan yang puncaknya pada 22 Agustus 2023 mendatang.

Namun begitu, akses warga yakni Jembatan Perak yang sebelumnya diterjang banjir belum tertangani secara permanen.

Untuk sementara, pemerintah membangun jembatan darurat sebagai fasilitasi kegiatan upacara keagamaan tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Diduga Tabrak Lari di Jembrana Bali, Korban Membentur Pohon Lalu Dihantam Kendaraan Lain


Untuk diketahui, sayap jembatan perak penyaringan tersebut putus akibat diterjang banjir bandang Oktober 2022 lalu. Di lokasi tersebut, juga sempat menelan korban jiwa.

Seorang siswi SMAN 2 Mendoyo ditemukan tewas usai terjatuh di lokasi dan ditemukan di Pantai Delod Berawah.

 

Selain untuk upacara, jembatan tersebut juga sebagai akses masyarakat setempat sehari-harinya.

Bangunan sementara dengan lebar 1,5 meter dan panjang 12 Meter tersebut dibangun dengan cepat agar warga tidak perlu memutar rute dengan jarak yang lebih jauh saat piodalan berlangsung.


"Hari ini (kemarin) saya meninjau langsung proses pembuatan jembatan darurat karena dalam bulan Agustus mendatang akan melaksanakan acara Ngenteg Linggih."

"Jadi memang terlebih dulu kita siapkan dalam bentuk darurat dulu, karena kita mengantisipasi untuk mobilitas biar cepat," ujar Bupati Jembrana, I Nengah Tamba saat meninjau lokasi tersebut, Rabu 26 Juli 2023 kemarin.


Dirinya memastikan, perbaikan jembatan yang putus tersebut bakal dituntaskan di tahun 2024 dengan sumber anggaran induk APBD Jembrana. 


"Untuk anggaran masih terus berjalan apakah di perubahan ini bisa kita kerjakan atau di induk pada tahun 2024. Akan tetapi di tahun 2024 kita pastikan akan terbangun dan selesai," tegaanya. 


"Selain di sini, kita juga masih ada PR seperti di Nusamara dan Pekutatan mudah-mudahan dalam waktu dekat atau tahun 2024 ini bisa kita selesaikan. Kami mohon doa restunya," ungkapnya.


Terpisah, Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta menjelaskan, kondisi tanah yang sangat labil menjadi kendala belum bisa melakukan perbaikan secara permanen.

Apalagi, untuk membangun sayap jembatan dan sayap bendung bagian utara secara permanen bakal membutuhkan  anggaran sekitar Rp2 Miliar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved