Bisnis
Konsumsi RT Masih Jadi Penggerak, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,17 Persen Kuartal II 2023
Sumbangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada pertumbuhan ekonomi periode April 2023 hingga Juni 2023 mencapai 53,31%.
TRIBUN-BALI.COM - Konsumsi rumah tangga (RT) masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023.
Sumbangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada pertumbuhan ekonomi periode April 2023 hingga Juni 2023 mencapai 53,31 persen.
"Konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama produk domestik bruto (PDB)," terang Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, di Jakarta, Senin (7/8).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023 sebesar 5,17% YoY.
Ini lebih tinggi dari capaian pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 yang sebesar 5,04% YoY.
Selain pertumbuhan konsumsi rumah tangga, komponen lain yang menyumbang pertumbuhan ekonomi adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.
Komponen tersebut terpantau tumbuh 4,63% yoy, dengan sumbangan pada PDB kuartal II-2023 sebesar 27,90%.
Konsumsi pemerintah pada kuartal II-2023 juga memberi kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi.
Komponen tersebut tumbuh 10,52% yoy, dengan sumbangan pada PDB sebesar 7,51%. Pun pertumbuhan konsumsi lembaga non profit (LNPRT) tercatat sebesar 8,62% yoy dengan kontribusi sebesar 1,24%.
Baca juga: Sisa Cadangan Air di Karangasem Cukup Sebulan Lagi, Bak Penampung Kian Surut, Warga Mulai Irit
Baca juga: Ada Temuan 723 Akomodasi Wisata Baru di Tabanan, Sebagian Besar Belum Dilaporkan ke Otoritas
Baca juga: Ketua Yayasan Pembuka Donasi Sudah Diperiksa! Kasus Dugaan Eksploitasi Anak Segera Gelar Perkara

Sayangnya, perdagangan luar negeri Indonesia mencatat pertumbuhan negatif. Padahal, pada kuartal I-2023, baik ekspor maupun impor masih tumbuh signifikan. Moh Edy bilang, ekspor tergerus 2,75% yoy dan impor tergerus 3,08% yoy pada kuartal II-2023.
Moh Edy mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut didorong oleh momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Seperti kita ketahui, pada periode tersebut ada momen Ramadan, Idul Fitri, dan juga Idul Adha. "Adanya momen HBKN ini mendorong peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas produksi," kata Moh Edy.
Selain memang ada HBKN, Moh. Edy juga bilang pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat. Dengan demikian, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 ini menambah daftar pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 5% setelah masa pandemi Covid-19.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan konsisten pada level 5% selama tujuh kuartal berturut-turut, menandakan pertumbuhan ekonomi makin stabil," tandasnya.
Moh Edy mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp 5.226,7 triliun. Kemudian, bila dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp 3.075,7 triliun.
Moh Edy menyebut, capaian pertumbuhan ekonomi ini cukup manis. Bahkan menunjukkan kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia masih gigih. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh meningkat, di tengah pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh melambat dan tren penurunan ekspor," kata Moh Edy.
PUTUS Rantai Kemiskinan, BPJS Ketenagakerjaan Banuspa dan Pemrov Papua Selatan Teken MoU Jamsostek! |
![]() |
---|
HARGA Beras Tembus Rp15.500 Per Kg, Zulhas Sebut Terus Alami Kenaikan |
![]() |
---|
Pengembangan AI di 9 Kota Termasuk Bali, Begini Cara Telkom Melakukannya |
![]() |
---|
ANDRE Taulany Ajak Seluruh Pekerja Indonesia Jadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
KLAIM Target Ekonomi Tumbuh 8 Persen Bisa Dicapai? Dari Konsumsi Rumah Tangga & Kunjungan Wisman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.