serba serbi

Memohon Kebijaksanaan di Palinggih Ratu Wayan di Puru Luhur Pekiyisan Beji Babahan Tabanan

Palinggih yang banyak dikunjungi warga dan tokoh masyarakat ialah palinggih Ratu Wayan atau Ratu Malen.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Angga/Tribun Bali
Suasana Pura Luhur Pekiyisan Beji Agung Sad Khayangan Jagat Bali Luhur Batukau. Pura berada di desa Pakraman Babahan, Penebel, Tabanan. 

Kemudian juga ada palinggih Sedahan atau Sri Sedana yang diyakini untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan.

Suasana Pura Luhur Pekiyisan Beji Agung Sad Khayangan Jagat Bali Luhur Batukau. Pura berada di desa Pakraman Babahan, Penebel, Tabanan.
Suasana Pura Luhur Pekiyisan Beji Agung Sad Khayangan Jagat Bali Luhur Batukau. Pura berada di desa Pakraman Babahan, Penebel, Tabanan. (Angga/Tribun Bali)

 

“Untuk palinggih Sedahan atau Sri Sedana juga untuk memohon kemakmuran dan kesejahteraan,” jelasnya.

Sementara itu, panglingsir Beji Agung Sad Khayangan Jagat Bali Luhur Batukau, Mekel Gede Ketut Sulasa, BE menjelaskan, Pura Kahyangan Jagad Bali ini merupakan salah satu tempat ida bhatara yang berstana di Pura Luhur Batukau melakukan ritual mepengening, selain juga di Pura Luhur Tanah Lot, di Desa Beraban Kecamatan Kediri, Tabanan.

Menurut Mekel Sulasa, bahwa ida bhatara di Pura Batukau diyakini ketika mapengening yakni di Beji Agung atau Toya Tabah Pura Luhur Pekiyisan, dan Pura Luhur Tanah Lot atau Toya Pakeh. Yakni konsepnya nyegara gunung.

“Sedangkan untuk pemelastian jagad itu biasanya 10 tahun sekali. Namun itu pun atas kehendak atau keinginan ida bhatara, jadi tidak tentu atau tergantung kondisi jagad," ungkapnya.

Ia menambahkan, bahwa untuk Beji Agung Pekiyisan memang dijaga untuk kesuciannya, karena tempat ida bhatara Pura Batukau mapengening.

Maka dibangun beji khusus untuk pamedek, yang hendak nangkil ke Pura Luhur Pekiyisan.

Karena sebelumnya pamedek sering ke beji agung, yang padahal kesuciannya harus dijaga. Di mana memang dibangun untuk membedakan fungsi atas sejarah yang ada.

“Karena dari sejarah yang ada, satu untuk pesucian Ida sesuhunan di Batukau, sekarang dipisahkan dan disiapkan untuk pesucian pamedek atau penangkilan ke Pura Luhur Pekiyisan," bebernya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved