Berita Jembrana

Debit Sumber Air di Hutan Mengecil, Warga Pancardawa Jembrana Kekeringan Sejak 2 Pekan Lalu

Dari 450 kepala keluarga (KK) yang tinggal di di lingkungan tersebut, sekitar 200 KK mengalami krisis air bersih.

Tribun Bali/I Gede Jaka Santhosa
Warga Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana kekeringan sejak dua pekan lalu. Dari 450 kepala keluarga (KK) yang tinggal di di lingkungan tersebut, sekitar 200 KK mengalami krisis air bersih. 

TRIBUN-BALI.COM  - Warga Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana kekeringan sejak dua pekan lalu. Dari 450 kepala keluarga (KK) yang tinggal di di lingkungan tersebut, sekitar 200 KK mengalami krisis air bersih.

Kini mereka terpaksa memakai air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Polres Jembrana membantu penyaluran air bersih dengan mobil water canon. Polisi mengirim 4.000 liter air ke kawasan tersebut.

Kepala Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, I Putu Partika Yasa mengatakan, krisis air bersih ini memang terjadi setiap musim kemarau. Kata dia, debit sumber air bersih di hutan mengecil saat musim kemarau.

"Sebagian besar warga di sini bergabung di kelompok air sehingga ketika debit air di sumber air mengecil, praktis kesulitan air. Ini memang kerap terjadi saat musim kemarau," demikian jelas Partika Yasa, Senin (14/8).

Baca juga: Guru & Orangtua Teriak-teriak Beri Semangat, Merawat Permainan Tradisional Engklek dan Sepit-Sepitan

Baca juga: Pendaki Bukit Abang Wajib Kenakan Pakaian Adat! Pokdarwis Tak Mau Kecolongan Ulah Wisatawan Lagi

Baca juga: Optimalkan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Koordinasi Dengan Perbekel & Bhabinkamtibmas di Denpasar

Sat Samapta Polres Jembrana sata menyalurkan air bersih untuk warga di Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Senin 14 Agustus 2023.
Sat Samapta Polres Jembrana sata menyalurkan air bersih untuk warga di Lingkungan Pancardawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Senin 14 Agustus 2023. (Istimewa)

Dia melanjutkan, selama masa krisis air bersih, warga setiap hari harus ke sungai. Saat ini ada warga yang sedang menjalankan upacara, pihaknya berupaya untuk meminta bantuan ke Polres Jembrana.

Kapolres Jembrana, AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan, 4.000 liter air disalurkan dalam satu kali kiriman. "Memang ada program untuk membantu krisis air. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan kepada warga," katanya.

Ia menginformasikan kepada masyarakat yang membutuhkan air bersih agar meneruskan informasi atau melaporkan ke petugas. "Kami harap ketika ada yang melapor akan langsung kami bantu," tandasnya.

Kekeringan juga mulai melanda Karangasem. Air hujan yang ditampung di bak bernama cubang kian menipis. Kelian Banjar Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Karangasem, Made Putra mengungkapkan, pasokan air warga menipis sejak bulan Juli kemarin.

Hujan sudah tak turun lagi dan otomatis warga tak bisa mengisi cubang. "Kalau sumber air di pemandian Kanakan masih banyak. Masyarakat jarang ambil air ke sana karena letaknya jauh. Sementara ini warga masih punya stok air hujan," ujar Made Putra, belum lama ini.

Warga sudah mulai mengirit pemakaian air karena khawatir kekurangan. "Cadangan air di Kayuhan (pemandian) Kanakan masih ada. Kemarin saya mengecek ke sana sambil cari pakan ternak. Tapi jaraknya lumayan jauh, dua kilometer," kata dia.

Seraya Timur merupakan daerah yang sering krisis air bersih saat memasuki musim kemarau. Jumlah warga yang sering kesulitan air bersih mencapai 500 KK. Mereka tinggal di Banjar Tanah Barak, Bukit Catu, Tiing Jalas, serta Tukad Buah. Kalau kekeringan, mereka terpaksa membeli air.

Berdasarkan pemetaan BPBD Karangasem, ada 34 desa berpotensi kesulitan air bersih di musim kemarau ini. Daerah itu berada di dataran tinggi seperti beberapa desa di Kecamatan Kubu, Abang, dan Karangasem.

Daerah itu kesulitan memperoleh air karena sedikit ada sumber air dan lokasinya berada di ketinggian dengan tanah yang kering. Contohnya di Desa Ban bagian atas, Tianyar bagian atas, Tianyar Barat bagian atas, Baturinggit atas, Tulamben atas, hingga Kedampal atas. (mpa)


BPBD Siapkan Mitigasi

BPBD Jembrana juga telah memetekan sejumlah wilayah yang berpotensi kekeringan. Selain karena musim kemarau panjang, ada beberapa desa yang krisis air bersih karena dampak banjir bandang Oktober 2022 lalu. Contohnya di Desa Penyaringan dan Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.

"Kami telah melakukan pemetaan terhadap wilayah mana saja yang berpotensi kekeringan. Memang ada tambahan karena dampak banjir bandang kemarin (Tahun 2022)," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih, ia meminta Dinas Satpol PP dan Damkar, PMI hingga PDAM Jembrana untuk mitigasi terhadap ancaman kekeringan tersebut. Ada beberapa armada yang disiapkan.

"Karena ada armada yang masih perlu diperbaiki, kami bekerjasama dengan instansi terkait untuk pemenuhan air bersih kepada warga. Artinya bisa menggunakan mobil tangki milik damkar untuk penyaluran air bersih," jelas Agus. (mpa)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved