Berita Bali

Polusi Udara Jakarta, Dispar Harapkan Pekerja WFH Datang, Silakan Work from Bali

polusi udara di DKI Jakarta, Bali digadang-gadang menjadi tempat yang dipilih untuk berlibur di tengah parahnya polusi udara di Jakarta

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi polusi - Polusi Udara Jakarta, Dispar Harapkan Pekerja WFH Datang, Silakan Work from Bali Kompas.com 

"Ada tiga metode," kata Isnawa saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa 22 Agustus 2023.

Pertama, teknologi modifikasi cuaca (TMC) Konvensional TMC Konvensional itu bisa dilakukan tidak hanya di atas wilayah DKI Jakarta saja, tetapi di atas wilayah lain.

Dalam hal ini termasuk di sejumlah wilayah penyangga Jakarta seperti di atas Bekasi, Kepulauan Seribu atau Tangerang jika memungkinkan untuk melindungi Jakarta dari polusi udara.

Kedua, yakni "dry ice" yang sebelumnya pernah dilakukan di Thailand.

Namun metode ini jarang dilakukan. Istilahnya "dry ice" tapi itu tidak mungkin dilakukan di Jakarta.

Metode ini pernah dilakukan di Thailand tapi jarang dilakukan.

"Itu seperti menyebarkan batu-batu es," kata Isnawa.

Ketiga, yakni melakukan "spraying" (penyemprotan) seperti yang pernah diterapkan di Beijing.

Metode ini dilakukan dengan pesawat kecil, drone atau dari atas gedung-gedung tinggi di Jakarta.

"Tapi ini belum. Mungkin nanti mau kita usulkan, mungkin bangunan-bangunan tinggi boleh juga tuh ada teknologi 'spraying' ya supaya polutan-polutan itu bisa diredam," ujar Isnawa.

Tiga metode tersebut merupakan hasil rapat gabungan yang telah dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait cara meredam polusi udara di Ibu Kota, yang digelar secara daring, Selasa 15 Agustus 2023, pukul 16.00 WIB, dan diikuti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Asisten Operasi TNI Angkatan Udara (Assops AU) dan Asisten Operasi (Assops) Panglima TNI.

Berdasarkan hasil rapat itu, musim kemarau cukup berpengaruh pada meningkatnya polutan di Jakarta sehingga disepakati modifikasi cuaca untuk memancing hujan.

"Hasil rapat itu memang kendalanya kita lagi musim kemarau, jadi namanya gumpalan awan hujan itu sulit. Tapi di 21 (Agustus) ini menurut BMKG ada potensi sedang, kemungkinan bisa dilakukan TMC," kata Isnawa.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengupayakan teknologi modifikasi cuaca selama tiga hari untuk membilas polusi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang diikuti daring di Jakarta, Senin 21 Agustus 2023 mengatakan, TMC dilakukan di tanggal 19-21 Agustus.

"Ada fase tertentu dimana minimal konsentrasi awan itu 30 persen, cukup untuk membuat hujan buatan. BNPB bersama BMKG, BRIN dan TNI-Polri, kita sudah mulai melakukan TMC," ujar Abdul. (ant)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved