Berita Bali

Peternak Babi di Bali Menjerit, Harga Babi Anjlok, Harga Pakan Meroket, GUPBI Minta Tetapkan HET

Seorang peternak babi rumahan di Desa Kubu, Bangli, I Wayan Sukadana, mengungkapkan harga babi saat ini bahkan anjlok

Istimewa
BIBIT BABI – Peternak babi asal Bangli, Wayan Sukadana, menunjukkan bibit babi peliharaannya belum lama ini. Peternak babi di Bali terancam merugi. 

Dengan tidak stabilnya harga babi, banyak sekali tengkulak atau sodagar yang memanfaatkan peternak.

Bahkan babi peternak dijual dengan harga yang jauh dari pasaran

"Mestinya dilakukan penetapan harga. Saya selaku ketua GUPBI juga tidak bisa berbuat banyak. Namun sebelumnya kita memang terus berupaya agar harga babi terus meningkat minimal Rp 40 ribu/kg," imbuhnya. (mer/gus)

GUPBI Bali Temui Perusahaan Pakan Ternak

UNTUK menekan harga pakan ternak terus naik, Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali menemui beberapa perusahaan yang menjual pakan ternak di Bali.

Perusahaan yang ditemui di antaranya PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) cabang Bali dan PT Karya Prospek Satwa (KPS).

Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa mengatakan pertemuan yang dilakukan untuk membahas dan mencari solusi dengan situasi saat ini.

Diakui adapun hasil rapat dapat disepakati dengan perusahan pakan ternak itu yakni PT CPI memberikan subsidi harga pakan berlaku mulai tanggal 25 Agustus 2023.

"Kesepakatan awal dari PT CPI memberikan subsidi seperti pakan jadi dengan kode 552, NP52, 556, NP56 memberikan subsidi harga sebesar Rp 10.000 /zak atau Rp 200/kg," kata Hari Suyasa, Minggu 27 Agustus 2023

Pihaknya mengakui, untuk konsentrat 152 dan 157 mendapatkan subsidi harga Rp 25.000/zak atau Rp 500/kg.

Begitu juga untuk pakan jadi dengan kode 555 atau pakan babi finisher memberikan harga yang murah yakni Rp 335.000/zak.

"Jadi kami juga memberikan saran ke Pemerintah Provinsi Bali untuk membuat ketentuan batas harga terendah untuk harga babi hidup yang dijual masyarakat," ucapnya.

Pria asal Abiansemal, Badung, itu mengaku akan tetap berusaha dan menjaga budidaya babi tetap ajeg dan bisa menjadi sumber pendapatan untuk masyarakat Bali.

"Kami harap pemerintah turun langsung melihat kondisi di lapangan. Kasihan peternak-peternak kita yang memelihara babi saat ini," jelasnya. (gus)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved