Wawancara Ekslusif
Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan : Ayo Majukan SDM di Semua Bidang!
Rektor ITB STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan bersama Pemimpin Redaksi Tribun Bali, I Komang Agus Ruspawan di ITB STIKOM Bali, baru-baru ini.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
2007 kita mendirikan SMK TI Bali Global. Ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat bagaimana masyarakat belajar digital lebih awal. Kami sudah memprediksi bahwa pada 2007 sampai ke depan itu digitalisasi masuk ke setiap sektor kehidupan. Itu SMK pertama di Bali yang bergerak hanya di bidang teknologi informasi.
Kita kembangkan di berbagai kabupaten/kota. Sekarang ada 7. Ada di Denpasar, Badung, Jimbaran, Abiansemal, Klungkung, Karangasem, dan Singaraja. Terus terang juga sebagai strategi ITB STIKOM Bali setelah tamat SMK masuk ITB STIKOM Bali.
Kalau melihat sekarang ini, dunia pendidikan di Bali terkait digital dan informasi bagaimana?
Di Bali ini masih satu level atau masih sama dengan provinsi lain. Saya maunya agak lebih tinggi tingkat APK-nya (Angka Partisipasi Kasar). APK itu adalah jumlah penduduk usia 17-25 tahun dibandingkan dengan yang ada di perguruan tinggi. Sekarang ini masih 35 persen. Jadi berarti ada seusia itu penduduk yang tidak ada di perguruan tinggi. Selain STIKOM, ada juga politeknik. Harapannya bisa mengangkat APK. Bagaimana pun pendidikan ini menjadi jembatan yang paling bagus untuk menyongsong masa depan.
Pak Dadang sering memberikan beasiswa. Nggak takut mengalami kerugian?
Pertama kan maksud kami adalah bagaimana masyarakat itu banyak berkuliah. Supaya APK meningkat. Cepat keluar dari keterbelakangan. Karena kami mampunya itu, maka kami berikan beasiswa.
Awalnya memang seperti itu. Bagaimana kalau rugi. Tapi ternyata Tuhan berkata lain. Malah semakin banyak mahasiswa yang daftar. Jadi semacam subsidi silang. Ini pernah diteliti oleh teman saya. Ada CSR. Semakin banyak CSR, malah makin berkembang. Makin maju. Jadi ilmu matematika di sini agak kurang masuk. Di samping itu ada kebahagiaan dan kepuasan tersendiri baik kami di STIKOM maupun di yayasan. Jadi performanya makin meningkat lagi. Tidak hanya berpikir untung rugi.
Apakah ada syarat khusus untuk mendapatkan beasiswa?
Beasiswa kan bertingkat ya. Ada yang 100 persen, 70 persen, ada yang 50 persen. Syarat pertama itu adalah memang tidak mampu, keinginan belajar yang tinggi. Saya melihat yang akademik tinggi ini belum tentu bisa sukses, bisa selesai kuliah. Ada saja yang akademik tinggi itu dengan dosen menjadi merasa seimbang sehingga dia malas mengerjakan yang dikoreksi oleh dosen.
Apakah ada magang di luar negeri?
Betul. Ini salah satu opsi yang kami gali. Bagaimana supaya mahasiswa itu tidak semuanya minta beasiswa. Caranya memang anak-anak itu kita rekrut, bagi yang tidak punya finansial, kita tawari ke luar negeri. Semester satu dan dua itu kita bebaskan SPP. Setelah mereka ke luar negeri, nanti dicicil. Di luar negeri itu magang dibayar.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, Transportasi Teknologi Tinggi di IKN |
![]() |
---|
Bali Harus Aman, Tak Boleh Lagi Ada Premanisme! Kata PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya |
![]() |
---|
Ketua DPD Gerindra Bali, Made Muliawan Arya, Tumbuhkan Jiwa Patriotisme Pemuda Bali |
![]() |
---|
Ketua DPD Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry Sebut Bali Harus Maju Tapi Adaptif! |
![]() |
---|
PESAN Mantan Wagub Bali Alit Putra, Tatkala Menangani Tragedi Bom Bali, Simak Kisahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.