Berita Klungkung

Asapnya Sudah Bikin Saya Sesak! Perbekel Takmung Bingung Atasi Masalah Sampah, Warga Buang di Jurang

Asap kebakaran di tempat pembuangan sampah Dusun Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, masih mengepul.

Istimewa
KEBAKARAN SAMPAH - Asap mengepul di lokasi pembuangan sampah sementara di Dusun Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Kebakaran sering terjadi terutama musim kemarau. Sampai sekarang belum ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

TRIBUN-BALI.COM - Asap kebakaran di tempat pembuangan sampah Dusun Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, masih mengepul. Kebakaran sering terjadi terutama musim kemarau. Sampai sekarang belum ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Perbekel Desa Takmung, I Nyoman Mudita mengatakan, asap kebakaran sampah itu masih mengepul. Ia yang tinggal 400 meter dari lokasi kebakaran mengaku sangat terganggu. Bahkan asap itu masih keluar dari bekas-bekas kebakaran hingga Senin (4/9).

"Jarak rumah saya itu sekitar 400 meter di selatan lokasi kebakaran sampah itu, tapi asapnya sudah bikin saya sesak. Apalagi warga kami yang di dekat sana, ini tentu sangat mengganggu pernapasan" keluh Mudita.

Kata dia, kebakaran di lokasi pembuangan sampah di Dusun Lepang merupakan masalah klasik. Kebakaran sampah sering terjadi karena tumpukan sampah menghasilkan gas metana dan menimbulkan percikan api saat terkena terik matahari.

Baca juga: Niat Jahat Andri Muncul Saat Keadaan Sepi, 2 Kali Gagal Bongkar Mesin ATM, Ini Kata Polres Jembrana 

Baca juga: Karma Mengabdi di Tanah Leluhur, Irjen Mahendra Jaya Dilantik Jadi Pj Gubernur Bali, Simak Beritanya

Baca juga: Pasca Pembakaran Resort di Bugbug, Polres Karangasem Tetap Berjaga di TKP, Polda Bali Atensi!

KEBAKARAN SAMPAH - Asap mengepul di lokasi pembuangan sampah sementara di Dusun Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Kebakaran sering terjadi terutama musim kemarau. Sampai sekarang belum ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
KEBAKARAN SAMPAH - Asap mengepul di lokasi pembuangan sampah sementara di Dusun Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Kebakaran sering terjadi terutama musim kemarau. Sampai sekarang belum ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. (Istimewa)

"Sebenarnya salah membuang sampah di sana, karena itu berupa pangkung (jurang). Tapi sejak lama dijadikan tempat buang sampah oleh warga," ungkap Mudita.

Sampah memang masih menjadi masalah di Desa Takmung, terutama di Dusun Lepang. Pihak desa berencana membuat Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R), memanfaatkan tanah Provinsi Bali di Dusun Lepang seluas 28 are.

Namun saat dilakukan rapat terkait hal ini, ternyata masih ada warga yang menolak. "Dalam rapat di adat, masih ada warga yang tidak setuju (pembangunan TPS3R). Mereka beralasan nanti bau dan itu kawasan pariwisata. Camat juga sudah menjelaskan, tapi tetap tidak setuju," jelas Mudita.

Sebelumnya juga ada rencana akan membangun TPS3R di Dusun Sidayu. Namun batal karena lokasinya dekat dengan pura. Jadi sampai saat ini permasalahan sampah belum ada jalan keluar. Masyarakat terpaksa buang sampah ke jurang sehingga pangkung itu menjadi TPA.

"Anggaran sudah ada, keinginan membuat (TPS3R) sudah ada, tapi masyarakat tidak setuju. Kalau boleh tanpa persetujuan, saya sudah buat. Tapi kan perlu juga krama (warga) menyetujuinya," ungkap Mudita.

Ia berharap pemerintah daerah untuk hadir mengatasi permasalahan ini. Demikian halnya pihak Desa Adat Lepang, agar bersinergi dengan pemerintah desa dinas untuk dapat mewujudkan TPS3R. Karena secara kewilayahan, desa adat memiliki peran yang lebih mengikat mengatur masyarakatnya.

"Sekali ini sudah salah buang sampah ke jurang. Pemda harus hadir, demikian halnya peran desa adat. Kalau dibiarkan kondisi saat ini, sampah ini rentan terbakar setiap kemarau, asapnya akan sangat mengganggu," ungkap Mudita. (mit)


Prajuru Sepakat Bangun TPS3R

Prajuru Desa Adat Lepang, I Nyoman Sulendra mengaku belum menerima keluhan dari masyarakat terkait kebakaran sampah. Meski demikian, ia sepakat pembangunan TPS3R merupakan solusi untuk mengatasi masalah sampah di wilayahnya. "Acuan kami memang untuk pembangunan TPS3R itu. Kami sedang memfasilitasi krama untuk setuju," ujar Sulendra.

Ia mengatakan, sebelumnya sudah ada sosialisasi TPS3R di Desa Adat Lepang. Namun saat itu belum ada kata sepakat. "Mungkin masih ada sesuatu yang harus dibicarakan. Masih perlu sosialisasi kembali (pembangunan TPS3R). Tapi pada intinya prajuru ini berharap ada TPS3R untuk kelola sampah," demikian ujar Sulendra. (mit)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved