Pilpres 2024

Arsjad Rasjid Mengaku Banyak Belajar dari Ketua Umum PDIP, Sebut Megawati Seperti Mentor

Arsjad Rasjid mulai efektif menjalankan tugas sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden

Editor: Sabrina Tio Dora Hutajulu
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasyid saat menjadi narasumber pada sesi wawancara dengan Tribunnews di Gedung Tribun Network, Jakarta Pusat,Senin (25/9/2023). Pada kesempatan tersebut Arsjad Rasyid mendukung langkah pemerintah untuk melarang penjualan barang pada social commerce di Indonesia. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Arsjad Rasjid Mengaku Banyak Belajar dari Ketua Umum PDIP, Sebut Megawati Seperti Mentor

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid melakukan wawancara ekslusif bersama Tribun Network di Palmerah, Jakarta (25/9).

Pria dengan nama lengkap Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat ini mulai efektif menjalankan tugas sebagai Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden sejak Rabu (27/9).

Selama mengurusi politik, ia menyatakan cuti dari dua jabatan, yakni Direktur Utama PT Indika Energy Tbk dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Ikuti lanjutan wawancara eksklusifnya dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendara Putra, di bawah ini.

Apa saja yang sudah anda bicarakan dengan Ketua Umum PDIP Megawati beserta stakeholder, terkait penyusunan program bacapres Ganjar Pranowo?

Saya merasa kadang-kadang, orang salah menangkap sosok Bu Mega. Beliau itu orang yang memiliki prinsip, bukan transaksional. Beliau melihat sesuatu penting untuk memiliki prinsip.

Kadang-kadang dianggapnya tidak fleksibel atau terkesan kaku. Tetapi memang prinsip itu tidak boleh fleksibel, sebagaimana kita mempunyai kebijakan, misalnya. Kalau kita, policy terhadap sesuatu, kita tidak bisa mengubah-ubah. Harus disepakati bersama.

Bu Mega selalu menasihati saya, bagaimana memikirkan yang panjang, yang dalam. Dan selalu mengingatkan jangan meninggalkan seseorang. Kalau dalam ekonomi, harus pastikan semua ikut serta jangan ada yang ditinggalkan.

Beliau selalu mengatakan juga kepada saya, bagaimana memikirkan ke depannya, ini adalah coba bagaimana kita bisa gerak cepat. Supaya apa yang dipikirkan dan harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat. Itu diskusi yang selalu kita lakukan. Beliau selalu memberi contoh.

Bagaimana penilaian anda terhadap Megawati?

Beliau pernah menjadi wakil presiden, beliau pernah menjadi seorang presiden. Beliau pernah anggota DPR, beliau pernah muter-muter ke dunia. Beliau pernah menghadapi yang namanya krisis, waktu itu Indonesia masih ada sehabis 98. Krisis Asia secara politik tantangannya besar.

Beliau cerita bagaimana cabinetnya beliau bagaimana memilih proses kabinet (Gotong Royong yang dipimpin bersama Wakil Presiden Hamzah Haz, sejak 2001 sd 20 Oktober 2004) bahwa harus menaruh orang yang tepat. Itu semua jadi saya banyak belajar dari Bu Megawati.

Anda mengenal Bu Megawati sudah berlama lama kira-kira?

Cukup lama sekali. Karena saya kebetulan satu sekolah dengan putra bu Megawati (Mohammad Rizki Pratama) Mas Tatam, waktu masih TK, lanjut ke SD. Kebetulan kan Pak Taufik Kiemas (suami Megawati, Red) itu orang Sumatera Selatan, ayah saya juga dari Sumsel.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved