Berita Klungkung

Lima Embung Sudah Kering Tanpa Air di Karangasem, Waduk Lain Terisi Sedikit Cukup Beberapa Bulan

Waduk yang sudah kehabisan air yakni Embung Datah 1 di Kecamatan Abang. Embung Batu  Dawa 1, Embung Batu Dawa 2, Embung Muntig di Desa Tulamben.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Saiful Rohim/Tribun Bali
Kabid Sumber Daya Air, Dinas PUPR, Perumahan dan Permukiman Karangasem, I Made Wiguna. 

TRIBUN-BALI.COM  - Lima embung atau waduk di Karangasem kehabisan cadangan air. Warga yang memanfaatkan waduk tersebut sekarang kebingungan mencari air. Kekeringan karena kemarau panjang yang diprediksi terjadi sampai akhir tahun ini.

Waduk yang sudah kehabisan air yakni Embung Datah 1 di Kecamatan Abang. Embung Batu  Dawa 1, Embung Batu Dawa 2, Embung Muntig di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu. Kemudian Embung Seraya Timur, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem.

Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Karangasem, I Made Wiguna mengatakan, sebagian besar volume air embung di Karangasem berkurang. Lima di antaranya bahkan  benar-benar sudah tak ada air. Sisanya diprediksi cukup untuk cadangan satu bulan ke depan.

"Yang terdata 17 embung. Lima sudah kering, sama sekali tak ada air. Satu embung rusak, dan membutuhkan perbaikan. Sedangkan embung yang lain masih ada air, cuma hanya beberapa centimeter," ungkap Wiguna, Jumat (29/9).

Baca juga: Warga Tolak Penginapan di Seberang Kawasan Suci Goa Lawah, Krama Pesinggahan Paruman Ambil Keputusan

Baca juga: Gandi Korup Uang Desa untuk Bayar Pinjol, Palsukan Tanda Tangan Perbekel Hingga Surat Fiktif

Baca juga: Penggunaan Gas Melon di Bali Sudah Tepat Sasaran? Simak Faktanya! 

Ia mengatakan, air embung habis karena terus digunakan masyarakat. Namun saat yang sama, tak ada aliran pengisian karena musim kemarau. "Air  embung sudah menyambung ke rumah penduduk, terutama yang dekat embung. Air dipakai saat kemarau seperti  sekarang,"tambah Wiguna.

Embung Pasar Agung, Desa Sebudi, Kecamatan Selat tinggi air sekarang hanya 20 centimeter. Embung Telun Buana, Kecamatan Selat tinggi air 2,1 meter dan Embung Nangka, Kecamatan Bebandem tinggi air 90 centimeter.

"Kalau  embung  lain rata-rata sekitar 1,5 sampai lima meter. Kemungkinan cukup untuk beberapa bulan ke depan. Kami minta warga untuk menghemat pemakaian air," demikian harapnya.

Kepala BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, dari 78 desa, 37 di antaranya masuk zona rawan kekeringan. Desa tersebut berada di dataran tinggi, tandus secara geografis dan tak ada sumber air.

"Di antaranya Kecamatan Kubu ada Desa Ban bagian atas, Desa Tianyar bagian atas, Desa Baturinggit, Tulamben, Sukadana, dan Dukuh. Sedangkan Kecamatan Abang ada Desa Datah, Culik, Nawakerti. Di Kecamatan Bebandem ada Desa Buana Giri," paparnya.

"Saat mengalami kekeringan, warga terpaksa membeli air bersih. Harga air per jeriken sekitar Rp 5.000 sampai 10 ribu. Sedangkan  harga per tangki rata-rata Rp 300 ribu hingga 350 ribu. Ada  juga Rp 400 ribu," sambung dia. (ful)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved