Berita Jembrana
Wilayah Krisis Air Bersih di Jembrana Terus Meluas, BPBD Catat 13 Titik Terdampak Kekeringan
Sejak bulan Agustus hingga akhir Oktober 2023, sedikitnya ada 13 titik wilayah dengan jumlah sedikitnya 1.648 warga yang mengalami krisis air bersih.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Sejak bulan Agustus hingga akhir Oktober 2023, sedikitnya ada 13 titik wilayah dengan jumlah sedikitnya 1.648 warga yang mengalami krisis air bersih.
Adalah wilayah yang terdampak kekeringan musim kemarau diperparah fenomena El Nino.
Dengan jumlah titik tersebut, sebanyak 386.900 liter air bersih telah disalurkan.
Baca juga: Lahan Sawah Di Banjar Sedit Alih Fungsi, Imbas Tiga Tahun Tak Teraliri Air
Selain krisis air bersih, musim kemarau juga rentan akan peristiwa kebakaran lahan.
Menurut data yang diperoleh dari BPBD, total 13 wilayah yang mengalami krisis air bersih adalah Lingkungan Pancardawa dan Dewasana, Kelurahan Pendem, Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauhwaru, di Kecamatan Jembrana. Kemudian di Banjar Sombang, Desa Tukadaya, dan Banjar Benel, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya.
Baca juga: Turunkan Suhu, 60 Ribu Liter Air Dicampur Eco Enzyme Disemprot di TPA Bengkala Buleleng
Selanjutnya di Banjar Berangbang, Pengajaran, serta Banjar Munduk Tumpeng Kelod, Desa Berangbang, Kecamatan Negara.
Kemudian ada di Tempek Jati dan Tempek Gong di Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh. Kemudian tiga tempek di Banjar Sekar Panca Sari dan Banjar Kepuh, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo.
Sementara untuk kebakaran lahan terjadi di enam titik periode 16 Agustus - 29 Oktober 2023 kemarin. Rinciannya, kebakaran lahan kosong di Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo. Kebakaran lahan kosong di Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, kebakaran lahan kosong di Banjar Air Anakan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, kebakaran lahan kosong di Banjar Tegal Cantel, Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana.
Baca juga: Hanya Bergantung Dua Sumur Keramat, Ada Jaringan PDAM Tapi Air Tetap Tidak Mengalir
Kemudian kebakaran lahan kosong di Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo dan terakhir kebakaran lahan kebun di Banjar Ngoneng, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo.
Dengan jumlah tersebut, sedikitnya sudah ada 296.900 liter air bersih yang disalurkan ke masyarakat hingga Minggu 22 Oktober 2023 kemarin. Rata-rata penyalurannya 2-5 ribu liter setiap harianya.
"Hingga saat ini, sesiai pendataan ada 13 titik wilayah yang alami krisis air bersih di musim kemarau. Di satu banjar, ada juga tiga tempek yang terdampak," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Minggu 29 Oktober 2023.
Dia melanjutkan, dari jumlah 13 titik wilayah yang terdampak kekeringan diperparah fenomena El Nino dengan estimasi 1.648 lebih warga tersampak krisis air bersih.
Setiap hari, pihaknya juga melakukan suplai air bersih sesuai kebutuhan. Ada 2-5 ribu liter setial harinya yang disalurkan.
"Sampai kemarin, sudah ada 386.900 liter air bersih yang kami salurkan di wilayah terdampak," sebutnya.
Disisi lain, kata dia, dampak fenomena El Nino juga diduga menimbulkan kebakaran lahan. Sejak Agustus-Oktober kemarin, sedikitnya ada 6 peristiwa kebakaran lahan yang terjadi.
Beruntungnya kebakaran tersebut tak sampai meluas bahkan merembet ke pemukiman warga.
"Kami imbau di tengah kondisi saat ini, masyarakat ikut menjaga atau mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan. Sebab, terkadang penyebab kebakaran diduga seperti puntung rokok yang dibuang sembarangan menjadi pemicu terjadinya kebakaran," imbaunya.
Waspada Terjadinya Kebakaran TPA
Sebelumnya, Sekretaris BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra menegaskan, dengan adanya peristiwa kebakaran di TPA Suwung, Denpasar dan TPA Mandung, Tabanan, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk antisipasi hal serupa terjadi di Jembrana.
"Tentunya kami siaga, baik bersama instansi terkait dan juga Damkar Jembrana. Semoga saja tidak sampai terjadi hal serupa," harapnya.
Sebelumnya, Peristiwa kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) terjadi di beberapa wilayah di Bali. Sebagai antisipasi hal serupa terjadi di Jembrana, petugas terkait telah melakukan langkah-langkah pencegahan.
Terbaru adalah dengan menyemprotkan campuran cairan EM4 dan Molase. Cairan ini dinilai mampu mempercepat penguraian sampah di TPA Peh Jembrana dan meminimalisir timbulnya gas metana yang disebut sebagai salah satu pemicu kebakaran.
Disisi lain, patroli dan mengultimatum petugas di TPA Peh untuk tidak membuang puntung rokok sembarang tetap dilaksanakan.
Patroli dilakukan dengan cara mengecek timbunan gunung sampah yang tingginya mencapai 30-35 meter secara berkala guna memastikan tidak sampai timbul percikap api. Mengingat suhu panas yang terjadi saat ini bisa memicu peristiwa kebakaran di TPA. (*)
Berita lainnya di Krisis Air
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.