PMI Meninggal di Amerika
PMI asal Buleleng Bali Tewas Misterius di Amerika, Kadek Roi Baru 3 Hari Kerja di AS
Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali bernama I Kadek Roi Astika (20) ditemukan meninggal di kamar hotelnya di Nashville TN, Amerika Serika
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali bernama I Kadek Roi Astika (20) ditemukan meninggal di kamar hotelnya di Nashville TN, Amerika Serikat.
Kadek Roi ditemukan meninggal dunia, pada Minggu (5/11) waktu setempat. Penyebab tewasnya masih misterius.
Pria tersebut berasal dari asal Banjar Dinas Sari Mekar, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Baca juga: 10 PMI Ilegal Asal Bali Dicekal, Banyak Tergiur Gaji Kerja di Luar Negeri
Made Edi Suartana yang merupakan kerabat korban dari Buleleng dan tinggal di Amerika Serikat menuturkan, almarhum ditemukan tak bernyawa di hotel oleh teman almarhum.
Almarhum baru 5 hari sampai di Amerika dan baru sempat kerja tiga hari menjadi cook.
"Almarhum berangkat dari Bali pada 30 Oktober dan tiba di USA 31 Oktober 2023. Baru kerja tiga hari dan 5 November ditemukan meninggal dunia," katanya saat dihubungi, Sabtu (11/11).
Edi menuturkan, Roi berangkat dengan menggunakan J1 visa dan mengikuti internship program di Thompson Hotel Nashville sebagai cook.
Program J1 ini seharusnya ia ikuti untuk 1 tahun, namun almarhum hanya sempat bekerja 3 hari.
"Roi yang masih muda, usia 20 tahun nekat ke Amerika, meskipun biaya program hampir Rp 200 jutaan dengan harapan untuk mengubah hidup dan membantu keluarga," katanya.
Baca juga: Pemulangan Jenazah Kadek Roi dari Amerika Menunggu Kelengkapan Berkas, Kemungkinan Jumat Depan
Edi menambahkan, almarhum terakhir kali dilihat oleh temannya pada malam sebelum ditemukan meninggal.
Keesokan harinya, yang seharusnya ada jadwal kerja, Roi tak bekerja.
Kemudian oleh temannya Roi dicari ke hotel dan karena hotel dalam kondisi terkunci, lalu dibuka dengan kunci master.
Saat pintu dibuka, Roi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Teman almarhum kemudian menelepon polisi dan polisi menelepon keluarga berdasarkan kontak yang tertera di paspor.
"Dan yang menerima telepon itu adalah bapaknya. Awalnya dikira penipuan, dan karena sepupu saya menikah dengan sepupu almarhum, saya yang ditelepon diminta memastikan," katanya.
Baca juga: Polsek Kuta Periksa 6 Saksi, Buntut Bule Inggris yang Dirampok dengan Kerugian Rp570 Juta di Bali
Edi pun merasa kaget saat ditelepon karena baru tahu bahwa ada orang Bali juga yang bekerja di lokasi yang sama.
Ia pun kemudian menghubungi nomor polisi yang menghubungi ayah almarhum.
"Dan dari pihak kepolisian membenarkan dan memberikan saya nomor RS yang menginvestigasi mayat," katanya.
Pihak keluarga saat itu belum percaya, dan Edi kemudian mengecek dan ternyata benar jenazah tersebut adalah Roi.
"Saya sudah video call keluarga di Bali dan memang itu benar almarhum," katanya.
Edi mengatakan, menurut keterangan keluarga, saat berangkat, Roi dalam kondisi sehat.
"Saat berangkat kata keluarganya baik-baik saja, tidak ada sakit," kata Edi.
Namun ia mendapatkan informasi dari teman Roi bahwa mendiang cepat lelah.
"Yang saya dengar dari temannya, katanya dia itu mengeluh cepat lelah. Kadang-kadang jarang makan kalau tidak disukai. Tapi itu dari teman dekatnya. Penyebab pastinya belum diketahui dan masih menunggu otopsi," katanya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Baru Kerja 3 Hari di Amerika, Kadek Roi Ditemukan Meninggal di Kamar Hotelnya
Edi menambahkan, sebelum ke Amerika, Roi pernah kerja di Perancis selama 6 bulan.
Saat ini jenazah masih dititipkan di rumah duka yang ada di Nashville TN, Amerika Serikat.
Terkait penyebab kematiannya, masih dalam proses autopsi dan baru keluar kurang lebih 8 minggu.
"Tapi pihak rumah duka terus mendorong agar hasilnya cepat keluar, karena berhubungan dengan pihak asuransi untuk bisa mengeluarkan dana. Dari hasil otopsi akan diketahui penyebab kematian dan jadi penentu asuransi," katanya.
Edi pun mengaku pada Sabtu (11/11) pagi sempat menjenguk jenazah ke rumah duka di sana bersama teman SMK korban yang tinggal beda hotel.
Edi pun mengaku sudah melaporkan hal itu ke KJRI Houston.
Sementara untuk pemulangan jenazah ke Bali masih menunggu kelengkapan dokumen.
Apabila lancar, Kamis atau Jumat depan jenazah bisa dipulangkan.
"Saat ini masih menunggu akte kematian termasuk balasan dari pihak KJRI huston. Karena maskapai membutuhkan semua dokumen itu," katanya.
Terkait biaya pemulangan, Edi dengan inisiatif pribadi juga membuka donasi.
"Atas inisiatif saya sendiri, saya ingin menggalang dana untuk proses pemulangan jasad almarhum, dengan harapan semua biaya akan ditanggung pihak insurance, dan seandainya iya semua dana terkumpul akan saya serahkan ke pihak keluarga," katanya.
Sumbangan bisa di kirim ke Made Suartana, email eddiesuartana@gmail.com, phone: 7574690611. Cash app: $MadeSuartana, Venmo : @Made suartana, Paypal: eddiesuartana@gmail.com dengan subjek Donation for Roi.
Baca juga: Pemulangan Jenazah Kadek Roi dari Amerika Menunggu Kelengkapan Berkas, Kemungkinan Jumat Depan
Kadek Sudiarsana (43), kakak sepupu almarhum menuturkan, Kadek Roi yang lahir 23 Agustus 2003 itu bekerja sebagai tukang masak di salah satu hotel di AS.
Pada Senin (6/11) keluarga mendapat kabar dari kepolisian di Amerika, bahwa anak bungsu dari pasangan Putu Resita dan Wayan Sudarsini itu meninggal dunia di kamar hotelnya.
Kabar ini sontak membuat keluarga terkejut.
Pasalnya selama bekerja, Roi tidak pernah mengeluh sakit.
"Sebelum berangkat juga kondisinya sehat. Sebelum ke bandara, kami sempat jalan-jalan dulu ke mall. Saat itu dia sangat ceria, tidak ada keluhan sakit. Setelah sampai di Amerika juga dia tidak pernah mengeluh sakit. Jadi setiap di telepon, kami hanya memberikan dia suport agar semangat bekerja," ungkap Sudiarsana.
Hingga saat ini Sudiarsana mengaku belum mengetahui penyebab tewasnya Roi. Jenazahnya telah diautopsi, hanya saja hasilnya belum keluar.
Rencananya, jenazah Roi akan dipulangkan ke tanah air, Kamis (16/11) dan akan langsung dikremasi di Setra Desa Adat Pemuteran.
Terkait biaya pemulangan jenazah, telah dicover sepenuhnya oleh pihak asuransi, mengingat Roi merupakan PMI legal.
Pada 2022 lalu Roi pernah berangkat ke Prancis. Namun kala itu ia hanya mengikuti magang selama enam bulan.
Pada 2023 Roi kemudian memutuskan untuk menjadi PMI di Amerika, demi meningkatkan perekonomian keluarga.
Pasalnya orangtuanya hanyalah petani dan pedagang nasi jinggo keliling.
"Dari sekolah sampai berangkat ke Amerika, orangtuanya menghabiskan uang Rp 200 juta. Uang sebanyak itu hasil dari ngutang dan ada beberapa juga hasil dari jualan nasi jinggo. Dari tamat sekolah, Roi memang sudah bercita-cita ingin jadi PMI karena gajinya lebih besar. Dia anak laki satu-satunya. Jadi dia merasa akan menjadi tulang punggung keluarga," ungkap Sudiarsana.
Di mata keluarga, almarhum Roi merupakan sosok yang lugu dan bertanggung jawab.
Roi bahkan sempat bertekad ingin membantu sepupunya kelak agar bisa mengikuti jejaknya menjadi PMI. Namun sayang cita-cita itu tak sempat ia wujudkan. (sup/rtu)
Jenazah PMI Meninggal di Amerika Tiba di Jembrana, Ngaben Pada 4 Februari, 7 Kali Sudah Pesiar |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: PMI Meninggal di Amerika Tiba di Rumah Duka, Made Arya Diaben 4 Februari |
![]() |
---|
JENAZAH Made Arya Dipulangkan Besok dari Amerika, PMI Terkena Kanker, Ini Estimasi Tiba di Bali |
![]() |
---|
Jenazah Made Arya Tinggal Menunggu Airway Bill Menuju Bali, PMI Asal Jembrana Meninggal di Amerika |
![]() |
---|
JENAZAH Made Arya Masih Berproses untuk Dipulangkan ke Jembrana, Keluarga Terima Brafax Awal PMI Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.