Berita Bali

Sosialisasi di Bali, Kominfo: 10 Ribu Desa di Indonesia Jadi Lokasi Blank Spot Internet

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pilih Bali jadi lokasi ketiga sosialisasi pusat monitoring telekomunikasi pos dan penyiaran.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Indra Apriadi selaku Ketua Tim Pusat Monitoring Telekomunikasi, Kamis 30 November 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pilih Bali jadi lokasi ketiga sosialisasi pusat monitoring telekomunikasi pos dan penyiaran.

Tujuan diadakan pusat monitoring telekomunikasi ini agar jaringan internet dapat merata, berkualitas dan terjangkau untuk masyarakat. 

Baca juga: Terungkap Uang Rp 119 Miliar di Proyek BTS Kominfo, Pengacara: Bukan Korupsi, Itu Uang Lelah


“Kita memiliki data-data mengenai layanan internet telekomunikasi di seluruh daerah termasuk infrastruktur dan kita sedang melayani pos telekomunikasi penyiaran secara realtime berupa data yang dimiliki,” ungkap, Indra Apriadi selaku Ketua Tim Pusat Monitoring Telekomunikasi, Kamis 30 November 2023. 


Lebih lanjutnya Indra mengatakan Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas ada ribuan desa dan pulau, lalu kebijakan di Tahun 2021-2022 terdapat pembangunan di hampir 10 ribu desa yang masih blank spot internet dan ini sudah berprogres terbangun.

Baca juga: Negara Rugi Rp 8,32 T di Kasus BTS Bakti Kominfo, Ada Kegiatan Fiktif, Johnny G Plate Dipanggil

Hingga kini masih dilakukan pengawasan dan pengembangan pada blank spot tersebut karena banyak posisi Desa yang jauh dari Kota.

Di Kota sendiri untuk jaringan internet sudah menggunakan fyber optic yang biasanya digunakan sebagai penyambung antar BTS dan paling tinggi kapasitasnya. 


“Sampai saat ini sudah ada ribuan Desa yang sudah dibangun BTS walaupun sebagian besar masih menggunakan satelit itu memang jadi PR bagaimana mereka bisa terhubung tanpa satelit,” imbuhnya. 

Baca juga: Pembongkaran Menara Terus Dilakukan, Kominfo Sebut Sudah Memperhitungkan Areal Layanan


Diakui Indra jaringan internet dengan menggunakan satelit memiliki keterbatasan kapasitas dan yang memiliki kapasitas baik adalah jaringan internet fyber optic.

Namun jika fibre optic ini digunakan untuk jaringan internet dengan kapasitas besar dinilai dapat menangani sekitar 1.000-3.000 pengguna bersamaan di Desa namun per user pengunaannya sekitar 1 Mbps itu sekitar 1 GB.


“Hambatan saat ini di lapangan bagaimana kita melakukan pengawasan secara realtime, menyeluruh dan sebagainya, itu yang perlu adanya ini, jadi ketika kita di pos telekomunikasi penyiaran ini kita ada data dari operator terus kemudian bagian operator melaporkan ke kita terkait dengan infrastrukurnya dan layanannya,” bebernya. 

Baca juga: Kominfo Sebut Restribusi Satu Tower Berizin di Badung Hanya Rp 600 Ribu Per Tahun


Selain itu untuk membantu monitoring jaringan di wilayah pedesaan, Kominfo juga mempersiapkan aplikasi Sigmon.

Ia berharap masyarakat juga menginstal aplikasi Sigmon dan membantu Kominfo memonitoring layanan di masing-masing wilayah.

Jadi dengan adanya informasi itu, Diskominfo dapat melakukan monitoring secara realtime dan menyeluruh.


Dengan mereka bisa mendapatkan informasi dari pos telekomunikasi penyiaran dan sosialisasi Sigmon, jadi data yang Kominfo butuhkan dan dukungan dari masyarakat pemda itu makin banyak dapat membuat kolaborasi daerah dan pusat akan lebih baik.


“Aplikasi (Sigmon) yang bisa melakukan pengecekan kualitas layanan internet di setiap daerah, juga kita sekarang ditambahkan ya mengenai di sigmon itu kita bisa melihat operator terdekat, misalkan kita mau ke kintamani, nah di Kintamani ada siapakah (operator) ada XL kah atau ada semua operator ada di situ."

"Kadang-kadang kan kita tidak tahu ada apa saja. Nah di sana kita bisa lihat ada toolsnya, hubungi call centernya,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved