Berita Badung
Ancam Tak Mau Bayar Hingga Demo, Kompak Pelaku Hiburan Malam di Bali Tolak Kenaikan Pajak
Kompak Pelaku Hiburan Malam di Bali Tolak Kenaikan Pajak, Ancam Tak Mau Bayar Hingga Demo
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Fenty Lilian Ariani
Gusti Bagus Suwipra pun menampik.
"Itu tidak sepi seperti itu juga. Yang merekam datangnya mungkin jam 8 malam. Coba diatas jam 12 pasti rame," ucapnya.
"Namun sayang mungkin pengunjung akan datang hanya sekali, karena melihat pajaknya sangat besar. Coba misalnya jual minuman 1 Juta, terus pajaknya 40 persen, sudah terasa itu seperti harganya ada kenaikan," sambungnya.
Kendati demikian terkait penundaan pembayaran pajak, pihaknya mengaku belum sepakat.
Mengingat pajak itu adalah uang yang dibayarkan masyarakat.
"Kalau pajak, kalau bisa jangan ditunda ( pembayaran -red). Ngapain juga ditunda, karena itu cuma ngundurin masalah saja," jelasnya.
Suwipra mengaku pajak 15 persen sebelumnya sudah besar.
Bahkan dengan kenaikan pajak menjadi 40 persen itu menurutnya tidak akan ada Pemutusan Karyawan Masal, namun yang ada perusahaan banyak yang akan bangkrut.
"Jangankan PHK, perusahaan pasti bangkrut dulun. Jadi kami setuju sekali jika akan dilakukan aksi. Kalau itu memang cara atau yang dipilih teman-teman semua dan didukung beberapa tokoh, iya jalankan saja," tegasnya.
Lebih lanjut dirinya mengaku Boshe Bali sejatinya belum memanggil semua mantan karyawannya yang sebelumnya dirumahkan saat pandemi Covid-19.
Hingga saat ini menurutnya baru 90 persen karyawan yang ditarik dari jumlah sebelumnya yang diangka 500 orang lebih.
"Sekarang yang kerja baru 90 persen, sudah ada kabar begini, belum sampai 100 persen. Jadi kita jalan saja dulu pelan-pelan," imbuhnya sembari mengatakan kita nanti bisa kalah dengan Thailand karena pajak mereka bisa 5 persen. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.