DBD Di Bali
Belum Genap 3 Bulan, DBD di Bangli Tembus 119 Kasus
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli masih terus mengalami peningkatan di awal tahun 2024.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli masih terus mengalami peningkatan di awal tahun 2024.
Terlebih belum genap tiga bulan, penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu telah menembus lebih dari 100 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Arsana membenarkan jika kasus DBD di awal tahun 2024, terus mengalami penambahan.
Di mana pada bulan Januari tercatat 34 kasus, Februari 53 kasus, dan Maret 32 kasus (data per 19 Maret).
"Secara total, DBD di Bangli telah mencapai 119 kasus," ucapnya Rabu (20/3/2024).
Baca juga: Ini Alasan Pilot Jetstar Rute Melbourne - Bali Memutuskan Return To Base
Berdasarkan data yang dihimpun, angka kasus tiap bulan di tahun 2024 ini tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2023.
Di mana pada bulan Januari tercatat 17 kasus, Februari 22 kasus, dan Maret 33 kasus.
"Dari perbandingan Month on Month (MoM) ini, bisa dilihat peningkatannya benar-benar bermakna. Peningkatan kasus terjadi di seluruh wilayah Bali. Sehingga kami berharap masyarakat mulai waspada," jelasnya.
Penyebab tingginya kasus DBD di Bangli salah satunya akibat faktor cuaca, yang mana saat ini memasuki masa pancaroba atau peralihan musim.
Baca juga: Nyambi Jadi Kurir Narkoba Jaringan Jawa-Bali, Dituntut Bui 7,5 Tahun, Pegawai ini Minta Keringanan
Diakui Arsana, musim pancaroba merupakan masa menetasnya telur nyamuk.
"Selain pancaroba, penyebab lainnya juga faktor mobilitas masyarakat yang tinggi. Sehingga kasus DBD ini tidak hanya dominan di wilayah Kota, namun seluruh kecamatan di Kabupaten Bangli juga ditemukan kasus DBD. Walau demikian, dari banyaknya kasus, astungkara tidak ditemukan kematian akibat DBD ini," ungkapnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar menerapkan pemberantasan sarang nyamuk, dengan mulai membersihkan lingkungan rumahnya.
Selain itu pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi dan penyuluhan baik secara langsung, maupun dengan media sosial. Arsana menegaskan jika pengasapan atau fogging tidak menyelesaikan masalah DBD.
"Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan telur-telurnya masih ada. Oleh sebab itu selain fogging, langkah utamanya adalah memberantas langsung sarang nyamuk," tandas dia.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.