Berita Bali

Mengetahui Ajik Krisna Membangun Program Mulia Ini di Gianyar, Air Mata Mensos Tri Rismaharini Pecah

Momen menarik dan haru baru-baru ini terjadi ketika Menteri Sosial Tri Rismaharini mengantarkan delapan orang difabel yang diterima bekerja di Krisna

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Tangis Mensos Tri Rismaharini pecah saat mengantarkan delapan orang difabel yang diterima bekerja di Krisna Oleh-oleh Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa 26 Maret 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR- Momen menarik dan haru baru-baru ini terjadi ketika Menteri Sosial Tri Rismaharini mengantarkan delapan orang difabel yang diterima bekerja di Krisna Oleh-oleh Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Selasa, 26 Maret 2024.

Kehadiran orang nomor satu di Kementerian Sosial itu sekaligus mengantarkan para pengusaha mikro binaan Mensos RI yang produknya diterima untuk dipasarkan di pusat oleh-oleh terbesar di Asia Tenggara itu.

Owner Krisna Oleh-oleh Bali, Gusti Ngurah Anom atau yang akrab disapa Ajik Krisna tersebut menuturkan, pihaknya bersiap untuk membangun pabrik seluas 2,5 ha di belakang Krisna Oleh-oleh Blangsinga, dengan memperkerjakan 100 persen masyarakat berkebutuhan khusus atau difabel.

Baca juga: 4 Kegiatan Unik nan Bermanfaat Ala Gen Z Bali saat Bulan Ramadan

Diketahui bahwa sejak pandemi Covid-19, Ajik Krisna mempekerjakan masyarakat difabel di pabrik jajanannya.

Di mana setelah pandemi, Ajik Krisna melakukan evaluasi terhadap para pekerja difabel, dan diketahui bahwa kinerja mereka lebih baik dari pekerja dengan kondisi normal.

Karena hal tersebut, Ajik Krisna pun akan membangun pabrik yang khusus mempekerjakan masyarakat difabel.

Saat ini, jumlah pekerja difabel yang dipekerjakan di Pabrik Krisna Oleh-oleh sekitar 60an orang.

Mensos Risma pun merespons program Ajik Krisna dengan tangis haru.

Risma mengatakan, Indonesia sangat membutuhkan orang-orang seperti Ajik Krisna, yang memperhatikan masyarakat berkebutuhan khusus.

Sebab, selama ini, Risma mengaku takut karena tidak bisa berbuat banyak pada masyarakat berkebutuhan khusus.

"Saya sebelumnya ketakutan karena saya tidak bisa membantu mereka untuk mengangkat beban hidupnya. Mereka tidak bisa selamanya bergantung pada orangtuanya. Karena suatu saat orangtuanya akan meninggalkan mereka, dan mereka harus bisa mandiri. Saya sangat bersyukur ada orang yang seperti Pak Ajik (Krisna) yang mau menerima kekurangan masyarakat kita, untuk menjadi sesuatu yang luar biasa," ujar Risma sembari mengusap air mata.

Sembari menangis, Risma mengatakan beban masyarakat difabel sangat berat. Sebab mereka tak hanya harus melawan keterbatasan mereka.

Namun mereka juga harus menghadapi lingkungan yang kerap merendahkan mereka.

Baca juga: Awal Tahun Dinsos Bali Pulangkan 109 Orang Terlantar ke NTB dan Jawa Timur

"Di setiap doa, saya selalu ketakutan, apakah saya bisa membantu mereka. Setiap orang tentunya punya kekurangan, termasuk saya yang suka marah-marah. Itulah kekurangan saya. Tapi anak-anak ini, mereka tidak hanya punya kekurangan, tetapi mereka juga punya kelebihan. Dan, saya percaya, jika kita membantu mereka untuk bangkit, maka kekurangan mereka akan bisa dihapus, dan akan berkontribusi positif bagi semua pihak," ujarnya.

Ajik Krisna mengatakan, terkait pabrik oleh-oleh Bali yang akan dibangun di belakang Krisna Oleh-oleh Blangsinga, pihaknya telah melakukan kesepakatan dengan pemilik lahan.

"Saya tidak bisa berencana dan berteori, tapi apa yang saya sampaikan kita praktikkan langsung," ujarnya.

"Begitu nanti saya buat pabrik, 99 persen saya pastikan pekerja difabel bisa menjalankannya. Mekanisme perekrutan, karena kita PT, wajib melalui HRD. Tapi proses wawancaranya dilakukan oleh difabel. Jika sesuai kriteria umur, 99 persen pasti kita terima untuk bekerja," ujarnya.

Setelah memberikan pelatihan terhadap bisnis tradisional atau produk Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), Kemensos RI menunjuk Krisna Oleh-oleh Bali dalam memasarkan produk PENA.

Launching produk PENA berlangsung di Krisna Oleh-oleh Blangsinga, Selasa (26/3), dihadiri Mensos dan owner Krisna Oleh-oleh Bali, Ajik Krisna.

Produk PENA tersebut adalah Minyak Kayu Putih dari Pulau Buru, Maluku dan Garam Spa dari KusambaKlungkung.

Selain itu, Mensos Risma juga mengantarkan delapan orang Sahabat PENA Vokasi yang diterima bekerja di Pusat Oleh-Oleh Krisna. Mereka merupakan penyandang disabilitas tunawicara.

Dijelaskan, Minyak Kayu Putih Pulau Buru merupakan hasil produksi 126 perajin di Pulau Buru, yang terkenal karena kualitas dan kemurniannya.

Pada 2023 Mensos Risma mengunjungi Namlea, Kabupaten Buru untuk beberapa agenda, salah satunya berkunjung ke Komunitas Adat Terpencil binaan Kemensos RI, yang memproduksi minyak kayu putih.

Mensos Risma memberikan solusi untuk memasarkan keluar dari Maluku setelah diuji mutu sesuai SNI serta ditatarupakan kemasan dan brandingnya.

Sementara untuk Garam Spa Kusamba, Mensos telah dua kali berkunjung ke Desa Kusamba untuk merevitalisasi Garam Rakyat.

Pada Juni 2022, Kemsos bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) membangun sistem tunnel di Desa Kusamba yang dikelola oleh kelompok petani garam Sarining Segara yang beranggotakan 17 orang.

Sistem tunnel ini membuat produksi garam lebih efisien dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas garam yang diproduksi.

Sebelumnya, masyarakat hanya memproduksi untuk kebutuhan dapur, namun Kemensos dan ITS memberikan pelatihan pengolahan garam menjadi suatu produk industri kecantikan, yakni Garam Spa, yang telah diuji mutunya serta ditatarupakan kemasan  dan brandingnya.

Baca juga: Viral Bali: Langgar Overstay, Bule Prancis Bikin Onar Hendak Tunjukkan Kemaluan ke Petugas Imigrasi

Mensos Risma mengatakan, kedua produk tersebut merupakan bagian dari program PENA, suatu upaya peningkatan kapasitas ekonomi keluarga secara multi stakeholders approach dengan mengedepankan peran mentor dan advisor.

"Sejak diluncurkan pada November 2022, PENA telah menyasar puluhan ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima bantuan sosial (Bansos) untuk bisa lebih berdikari (tidak bergantung pada Bansos). Sampai Maret 2024 program ini sudah mengraduasi 17.294 KPM keluar dari kemiskinan,".

"Melalui program PENA, perbaikan kualitas, peningkatan produksi dan penyempurnaan kemasan dan branding terus dilakukan agar produk Minyak Kayu Putih Buru dan Garam Spa Kasumba menjadi komoditas unggul dan dapat dipasarkan melalui Krisna (pusat oleh-oleh terlengkap di Asia Tenggara) tersebut,"  ujar Risma.

Mensos juga berkunjung ke Gedung Serba Guna Tumbu di Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Selasa (26/3).

Kedatanganya untuk memberikan semangat ke peserta pelatihan pemberdayaan masyarakat pembuatan slipper (sandal) hotel.

Di hadapan peserta pelatihan, Risma sapaannya, memberi masukan terkait produk slipper hotel.

Menurutnya, ada beberapa yang harus diperbaiki, seperti kecepatan dan kerapian slipper sehingga kualitas produknya bisa bersaing. Sehingga nanti bisa menarik pembeli. Terutama hotel dalam negeri dan luar negeri.

Terkait pemasaran produk, Kemensos siap membantu.

Pihaknya mengimbau perajin untuk  berlatih cepat dalam membuat slipper.

Sehingga jika ada permintaan banyak, perajin bisa memenuhi.

Perbekel Tumbu, Kadek Oki Lerianto, mengatakan, masukan Mensos sangat membangun. Pihaknya akan berbenah dan melatih perajin agar lebih cepat memproduksinya.

"Kita akan terus latih para peserta, sehingga produksi cepat dan menghasilkan lebih banyak," kata Oki Lerianto. (weg/ful)

>>> Baca berita terkait <<<

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved