Berita Jembrana

Petugas Tangani 9 Orang ODGJ Di Jembrana, Kesulitan Saat Komunikasi dan Kerap Mengamuk

Petugas Tangani 9 Orang ODGJ Di Jembrana, Kesulitan Saat Komunikasi dan Kerap Mengamuk

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Petugas Satpol PP saat menangani salah satu kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan mengevakuasinya ke RSU Negara untuk ditindaklanjuti pihak terkait, belum lama ini. 

Disinggung mengenai kendala yang dihadapi saat petugas melakukan penanganan selama ini, Ambaradadi menyebutkan ada beberapa hal.

Pertama, soal komunikasi karena penderita ODGJ lebih banyak tidak bisa diajak komunikasi.

Bahkan jika sudah ditemukan jauh dari rumahnya, biasanya sulit untuk berkomunikasi. Sehingga, pihaknya harus melakukan penelusuran asal, keluarganya siapa dan sebagainya.

Kemudian, kata dia, juga mengalami kesulitan saat penderita tersebut kondisinya tidak baik.

Seperti mengamuk dan lainnya. Hal ini memerlukan teknik khusus agar si penderita tidak sampai melakukan hal yang nekat atau sampai membahayakan orang lain. 

"Kemudian yang paling disayangkan adalah terkait keluarganya yang kurang maksimal menjaga si penderita tersebut. Sehingga, terkadang ODGJ itu lambat minum obat sehingga sakitnya kumat dan kerap kabur dari rumahnya. Jadi sebenarnya harus pengawasan ketat dari semua pihak," tegasnya.

Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memiliki keluarga atau kerabat dengan kondisi tersebut (ODGJ) agar melakukan pengawasan semaksimal mungkin.

Dan jika memang menemukan penderita yang tidak berada di rumah atau ditemukan jauh dari rumahnya agar segera melapor.

Tujuannya, agar tidak sampai menimbulkan hal yang tak diinginkan.

"Kami harap segera dilaporkan ke kami agar segera bisa ditangani," imbaunya.

Untuk diketahui, Dinas Kesehatan Jembrana mencatat sedikitnya ada 715 kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Jembrana tahun 2023 lalu.

Saat ini, mereka yang menderita ODGJ justru pada usia produktif. Bahkan, beberapa diantaranya adalah anak sekolah.

Salah satu faktornya adalah media sosial yang menyebabkan seseorang menjadi rendah diri.

"Selama 2023 itu ada 715 orang yang mengidap ODGJ. Jumlah tersebut mulai dari kategori ringan, sedang, hingga berat," kata Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Made Dwipayana saat dikonfirmasi, belum lama ini. 

Baca juga: Tanggapi Soal Ratusan Babi Mati di Karangasem, GUPBI Bali Sayangkan Gerak Lambat Pemerintah


Dia menjelaskan, pengaruh media sosial menjadi begitu besar sebagai penyebab seseorang menjadi ODGJ belakangan ini. Terutama terjadi pada usia produktif bahkan ada beberapa orang anak sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved