Berita Denpasar

Banjir Kepung Kota Denpasar, Tak Hanya Karena Debit Air, Ini Lengkapnya

Banjir Kepung Kota Denpasar, Tak Hanya Karena Debit Air, Ini Lengkapnya

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Warga di Perumahan Purnawirawan 12 Padangsambian membersihkan siswa banjir, dan kondisi Jalan Gunung Salak yang terendam banjir 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Banjir mengepung Kota Denpasar pada Kamis, 4 April 2024 pagi.

Selain debit air yang besar, banjir ini juga disebabkan oleh sumbatan sampah pada drainase.

Menurut Kabid Sumber Daya Air PUPR Kota Denpasar, Gandi Dananjaya, setidaknya ada 4 titik banjir yang cukup parah di Denpasar.

Pertama di Jalan Tangkuban Perahu Gang Ramadewa, air sampai masuk ke ruang tamu rumah warga.

Baca juga: BREAKING NEWS: Bali Berduka, Selamat Jalan Cok Sawitri, Wayan Redika Ungkap Video Call Terakhir

Hal ini disebabkan oleh air sungai di barat Subak Tegallantang meluap.

Selain itu di sepanjang rumah yang terdampak tersebut juga tidak ada saluran drainase.

Kedua, banjir di Jalan Gunung Lumut Padangsambian Kelod yang dikarenakan oleh air besar.

“Dan setelah kami cek juga, drainase yang dibuat oleh pengembang perumahan kecil dan buntu, sehingga air menggenang dan masuk sampai ke sekolah SD setinggi lutut,” katanya.

Baca juga: Maut Jemput Wayan Sarwi di Jalanan Karangasem, Kecelakaan Libatkan WNA Rusia Bareng Teman Wanita

Dan untuk solusinya, pihaknya akan membuatkan saluran drainase baru di tahun 2024 ini.

Banjir parah ketiga terjadi di Jalan Pulau Roti, Pedungan Denpasar.

Penyebabnya karena banyak drainase yang ditutup beton dan di atasnya digunakan sebagai tempat berjualan.

Selain itu, sampah juga menyumbat saluran drainase tersebut.

“Setelah kami bongkar betonnya, dan ambil sampahnya akhirnya air mengalir lancar,” katanya.

Dan keempat, banjir cukup parah terjadi di Griya Anyar Pemogan akibat air Tukad Badung yang meluap.

“Selain itu, ada sumbatan sampah di drainase juga jadi penyebabnya,” katanya.

Pihaknya pun menyoroti masih banyak masyarakat yang membuang sampah ke drainase dan juga sungai.

Sehingga sampah tersebut masuk dan menyumbat saluran drainase, sehingga terjadi banjir.

Pihaknya pun mengaku jika selama ini petugas telah rutin menyasar pembersihan drainase atau saluran air pada daerah rawan banjir.

Selanjutnya pihaknya akan melakukan pembersihan secara rutin dengan menyasar titik banjir ini.

Pihaknya juga akan melakukan pengerukan sedimentasi pada saluran air seperti yang dilakukan di Tukad Teba jalan Imam Bonjol maupun Tukad Subak Tegallantang.

“Kami akan dianggarkan di APBD perubahan tahun 2024 ini untuk melakukan normalisasi pada sungai yang mengalami pendangkalan,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi melalui desa dan kelurahan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tak membuang sampah ke saluran air.

"Karena masih banyak masyarakat yang belum sadar dan membuang sampah ke saluran drainase maupun sungai," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved