Berita Buleleng
Satya Mahasiswa Undiksha Gunakan Tengkorak Sapi Gambarkan Kisah Cinta Raja Sri Jayapangus
Satya Gunakan Tengkorak Sapi Gambarkan Kisah Cinta Raja Sri Jayapangus Pameran Seni Rupa Mahasiswa Undiksha
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sebanyak 15 mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja memamerkan karya seninya di Galeri Paduraksa, Undiksha pada Kamis (18/4). Pameran ini mengangkat tema "Upload ke Dunia Nyata".
Ada sebanyak 45 karya seni rupa yang dipamerkan oleh mahasiswa semester VII itu. Tema Upload ke Dunia Nyata pun diambil lantaran mereka merupakan mahasiswa angkatan 2020 yang menjadi era Pandemi Covid-19.
Panitia Penyelenggara Allyce Win mengatakan saat Pandemi Covid-19, mereka harus menjalani perkuliahan secara daring. Hal itu dirasakan selama tiga semester. Tugas-tugas dari dosen terpaksa dikirim via online. Kini pemerintah telah menghapus status pandemi, mereka pun ingin mengupload tugas akhir mereka secara nyata lewat pameran tersebut.
Ada berbagai jenis karya seni yang dipamerkan. Diantaranya karya lukis, prasimologi, desain komunikasi visual, kriya keramik, kriya tekstil, kriya kayu, patung, grafis hingga fotografi. Karya-karya tersebut disiapkan sejak tiga bulan yang lalu, dan akan dipamerkan hingga Senin (29/4).
Dari pantauan di lokasi, karya seni jenis prasimologi milik Satya Pradnyana merupakan salah salah satu karya unik dalam pameran tersebut. Perupa biasanya menggunakan daun lontar sebagai media dalam seni prasi. Namun ditangan Satya, seni tersebut dibuat menjadi unik dan menarik.
Pria berusia 22 tahun itu menggunakan tengkorak sapi jantan sebagai medianya. Dalam seni prasi ini, Satya mengangkat tema Dalem Balingkang. Tengkorak sapi pun dipilih sebagai media karena Satya merasa selama ini jarang dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Tengkorak sapi ini tidak bisa dijual lagi oleh pemotong ataupun pengepul daging. Tidak bisa diolah jadi makanan seperti sup karena ukurannya terlalu besar. Jadi saya ambil untuk dibuat menjadi karya. Tengkorak yang dipakai harus dari sapi jantan, karena ukurannya besar dan memiliki tanduk sehingga menambah nilai karya," terangnya.
Satya menjelaskan, tengkorak yang dapatkan dari tukang jagal di wilayah Tabanan mula-mula direbus, lalu dikeringkan selama tiga hari. Tengkorak itu kemudian ditoreh menggunakan bor, lalu diberikan tinta cina yang dicampur dengan vernis.
Torehan itu menggambarkan kisah percintaan Raja Sri Jayapangus yang mempersunting anak seorang pedagang asal China.
Baca juga: Cegah PMI Ilegal Asal Jembrana ke Luar Negeri, Berikan Pemahaman Perlindungan PMI
"Tingkat kesulitannya waktu menoreh pakai bor, karena ketebalan tengkorak tidak rata. Seni prasi ini biasanya menggunakan kemiri yang sudah dibakar sebagai tintanya. Namun karena medianya tengkorak sapi, jadi harus pakai tinta cina dicampur vernis. Tujuannya agar tidak mudah luntur," ungkapnya.
Satya menyebut, karya tersebut mulai disiapkan sejak September 2023 lalu. Sebab sebelum mengikuti pameran di Galeri Paduraksa Undiksha, ia juga sempat mengikuti pameran di wilayah Bandung. Bahkan saat di Bandung itu, satu karyanya berhasil terjual.
"Sebenarnya dalam tema Dalem Balingkang ini ada empat karya. Namun satu sudah terjual. Harganya cukup lah," tandasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.