Berita Jembrana
Lolos DPRD Jembrana, Kadek Joni Berbagi Awal Perjalanan Terjalnya di Tengah Kesulitan Ekonomi
Lolos DPRD Jembrana, Kadek Joni Berbagi Awal Perjalanan Terjalnya di Tengah Kesulitan Ekonomi
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Aloisius H Manggol

Hingga akhirnya, pada tahun 2002 silam, ia bertekad dan berhasil bekerja di kapal pesiar untuk pertama kalinya. Ia berkecimpung di kapal pesiar hampir 10 tahun yakni periode 2002-2011 akhir. Selama di bidang tersebut, sedikitnya ia sudah berpindah tiga perusahaan karena berbagai pertimbangan. Meskipun begitu, Dek Joni kerap mendapat penghargaan sebagai karyawan terbaik di perusahaan tempat ia bekerja.
"Tahun 2005 lalu itu, saya sudah berkeliling dunia dengan perusahaan tempat saya bekerja. Dan kapal tempat bekerja itu sempat singgah ke Bali. Sehingga saya menyempatkan diri untuk mengajak orang tua naik ke kapal pesiar," tuturnya.
"Banyak pengalaman hidup selama bekerja di kapal pesiar. Dan di perusahaan terakhir, saya mendapat apa yang saya cari mulai dari penghasilan, perlakuan perusahaan kepada crew dan kontrak yang lebih pendek dari perusahaan lainnya," kenangnya.
Dan di tahun 2011, kata dia, ia memutuskan untuk berhenti berangkat atau bekerja ke kapal pesiar.
Dan menariknya, ketika pulang ke kampung halaman ia bertemu seorang wanita bernama Ni Made Ayu Anita Dewi, SE.
Perempuan tersebut kini menjadi istrinya yang mendampingi sejak pernikahannya pada 2011 lalu.
Selama membina rumah tangga, Dek Joni dikaruniai empat orang anak, tiga orang perempuan dan satu laki-laki.
Kemudian bagaimana dengan cerita membangun usaha hingga akhirnya saat ini memiliki ratusan karyawan di tiga perusahaan berbeda?
Kadek Joni menuturkan, sejatinya ketika masih bekerja di kapal pesiar ia sudah mulai melirik usaha.
Awalnya ia membuatkan toko untuk orang tuanya khusus menjual alat persembahyangan umat Hindu. Dari toko yang dibangun pada 2010 ini, sejatinya cikal bakal pabrik dupa yang dimilikinya saat ini. Mengingat dupa adalah produk yang paling dibutuhkan oleh seluruh kalangan.
"Selain itu, latar belakang orang tua juga saat itu menjadi mangku atau tokoh agama umat Hindu. Sebelum dikenal, saya sempat jualan dupa di ruang tamu dan pembelinya adalah saudara, kerabat dekat hingga akhirnya ke orang lain," jelasnya.
Dari sana atau di tahun 2011 itulah ia memulai membangun usaha produksi dupa.
Sebelum mandiri, ia sempat menjual produk dupa orang lain seperti produk dari India, China hingga Malaysia. Seiring waktu berjalan dan melihat kondisi perekonomian di kampung asalnya ini, ia pelan pelan melirik menjual dupa lokal.
"Setahun berikutnya atau di 2012 itu saya mencoba untuk mengemas produk. Bahannya atau produk setengah jadi kita beli, lalu diolah dengan pengharum, dikemas dan dijual," katanya.
Kemudian di tahun 2013, pria dengan ciri khas gundul ini memutuskan membangun dan mengembangkan usaha dupa yang bernama Saraswati 108.
Dua PNS Jembrana Bali Dipecat Tahun Ini, Tersandung Kasus, Semaradani: Bekerja Sesuai Tupoksi |
![]() |
---|
Hanya Puluhan Orang Kunjungi Perpustakaan Daerah Jembrana Setiap Hari, Minim Koleksi Buku |
![]() |
---|
2 ASN Jembrana Dipecat, Satu Orang Tak Pernah Masuk, Satu Orang Tersandung Kasus Hukum |
![]() |
---|
Jembrana Bali Bentuk Tim Khusus Penanggulangan Rabies, Vaksinasi Massal Diharapkan Tekan Kasus |
![]() |
---|
KMP Karya Maritim III Alami Masalah Kemudi, Digandeng Kapal Lain untuk Perbaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.