Berita Bali

Kunker ke Bali, Menkes Budi Sebut Teknologi Wolbachia Sukses Tekan DBD di Yogyakarta dan Brazil

Kunker ke Bali, Menkes Budi Sebut Teknologi Wolbachia Sukses Tekan DBD di Yogyakarta dan Brazil

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menkes Budi Gunadi saat memberikan sambutan pada The 3rd Health Working Group G20 di Nusa Dua, Badung Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Saat ini demam berdarah dengue (DBD) terus mengalami peningkatan kasus secara signifikan di sejumlah daerah yang ada di Indonesia.

Namun di DI Yogyakarta tidak signifikan kasusnya karena sudah menerapkan mitigasi dengan teknologi Wolbachia sejak 15 tahun lalu.

"Semua dengue sedang naik besar (disejumlah daerah) tapi Yogyakarta yang sudah implementasi Wolbachia sejak 15 tahun lalu naiknya sedikit sekali. Kota-kota lain yang belum (lakukan penerapan nyamuk wolbachia) tinggi sekali peningkatan kasusnya," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, usai membuka dan menghadiri kegiatan, Arbovirus Summit di UID Campuss, Kura-Kura Bali, Senin 23 April 2024.

Baca juga: Teco Ungkap Peran Suporter saat Bali United Comeback Atas Bhayangkara, Menuju Championship Series

"Itu bukti ilmiahnya (Jogja tidak mengalami peningkatan signifikan kasus DBD-nya), bukan hoax atau bukan opini. Itu bukti," sambungnya.

Yang kedua menurut Menkes Budi, di Brazil implementasi teknologi wolbachia juga telah sukses menekan kasus DBD yang tinggi disana.

"Brazil implementasi wolbachia nya sangat massif karena dia paling banyak di dunia dengue-nya. Kita kan cuma ratusan ribu kasus, dia jutaan sampai tiga juga kasus dengue kalau tidak salah tadi. Yang meninggalnya di Brazil ratusan ribu, kita meninggalnya dibawah seribu," ungkap Menkes Budi.

Baca juga: Tim Polda Bali Gerebek Gede Widnyana di Rumahnya Jalan Imam Bonjol Denpasar, Ini Pengakuannya

Ia menambahkan di Brazil sangat serius menangani DBD dan massif mengimplementasikan teknologi wolbachia padahal pilot projects pertama di dunia itu adalah di Yogyakarta.

Sedih ya kita sebagai orang Indonesia melihat negatifnya terus, jeleknya terus, hoaxnya terus, gosipnya terus. Padahal negara lain sudah memakainya.

Untuk Bali yang sempat menolak implementasi nyamuk wolbachia, Menkes Budi menyatakan itu kabar tidak jelas.

"Iya sebenarnya itu kan kabar burung. Brazil khususnya di Rio De Janeiro kurang sensitif apa pariwisatanya. Jadi, kita sekarang kan kalau projectnya tetap jalan. Memang Bali kan bukan dengan Kemenkes tapi, kami kan yang jalannya di Bandung, Jakarta, Kupang," ucap Menkes Budi.

Menkes berharap teman-teman Bali dengan bantuan media bisa disadarkan kembali, yuk kita bicaranya berbasis bukti ilmiah. Bukan berbasis opini. 

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, I Dewa Made Indra menyampaikan mengenai implementasi nyamuk wolbachia di Pulau Dewata tengah dimatangkan.

"Sedang dimatangkan kajiannya, pertemuan ini Arbovirus Summit salah satunya membahas wolbachia baik dari segi teknologi, segi sainsnya, metodologinya dan hal-hal lainnya. Penolakan datang dari masyarakat, kemarin ada penolakan karena sosialisasinya kurang baik dan belum menyeluruh," ungkap Sekda Made Indra. 

Nanti kalau sudah dirumuskan, menurut Made Indra tentu Kemenkes akan memberitahukan, menginformasikan kepada daerah bagaimana caranya mengatasi dengue dan mengimplementasikan strateginya. 

Tapi sekali lagi supaya tidak ada polemik ini masih dalam kajian belum sebagai sebuah kebijakan yang siap diimplementasikan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved