Kebakaran di Denpasar
STATUS WA Terakhir Korban & Firasat Perbekel Sebelum Tragedi Kebakaran Sesetan Tewaskan 1 Keluarga
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar, I Made Tirana menyampaikan, korban ditemukan saat petugas Damkar melakukan pendinginan.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tragedi kebakaran tewaskan 3 korban yang merupakan satu keluarga di Sesetan, Denpasar, Bali.
Tak ada yang menyangka kebakaran kontrakan dan kos-kosan di Jalan Raya Sesetan Gang Taman Sari 2C Blok I, Banjar Pembungan, Sesetan, Denpasar Selatan, pada Senin 6 Mei 2024 malam berakhir tragis.
Korbannya adalah I Made Ari Sanjaya, Komang Novi Mertasari, dan anaknya yang masih balita Putu Gede Artha Dharma Sankara hendak berupaya menyelamatkan diri dari amukan si jago merah.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar, I Made Tirana menyampaikan, korban ditemukan saat petugas Damkar melakukan pendinginan.
Petugas Damkar terkejut ternyata ada satu keluarga di dalam dalam kondisi sudah tewas terpanggang lantaran berdasarkan informasi warga kos-kosan tersebut dalam kondisi kosong.
Kemudian segera melakukan proses pemadaman sesuai dengan SOP dan memutus aliran listrik.
Tidak dipungkiri bahwa akses menuju lokasi memang sulit dijangkau, sehingga sempat menjadi sedikit kendala Damkar untuk mencapai Golden Time.
Baca juga: JASAD Korban Kebakaran Dipulangkan ke Buleleng, Perbekel Desa Bontihing Mimpi Didatangi Ortu Ari
Baca juga: RSUP Prof Ngoerah Tunggu Permintaan Autopsi 3 Jenazah Keluarga Korban Kebakaran di Sesetan Bali

"Akses mengarah ke rumah yang terbakar itu memang cukup sulit karena gangnya panjang, kami sampai sekitar 6 menit," kata Made Tirana saat dikonfirmasi.
Usai melakukan pemadaman, SOP berikutnya adalah pendinginan sampai ke sudut-sudut untuk memastikan tidak ada lagi titik api atau sumber panas yang memicu terjadinya kobaran api lagi.
Namun saat memasuki bagian kamar mandi, di situlah petugas terkejut saat pertama kali melihat kaki manusia, para korban ditemukan dalam kondisi berdempetan.
"Setelah api mati, kami lakukan pendinginan, itu yang membuat teman-teman kami kaget, karena kan sebelumnya dibilang di dalam itu kosong," imbuhnya.
Dikatakannya, kondisi kamar mandi tersebut tidak terkunci namun memang para korban disinyalir tidak bisa keluar area karena kobaran api yang sudah membulat.
Menurut informasi warga, sekitar api pertama kali muncul dari meteran listrik lalu jatuh ke jok sepeda motor milik korban, lalu diduga terkena tanki motor dan terjadi ledakan yang menjadikan kebakaran membesar.
Para korban yang berasal dari Buleleng tersebut kemudian dievakuasi ke RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.
"Jenazah sudah dijemput pihak keluarga dibawa ke Singaraja," tutup Made Tirana.
STATUS WA dan FIRASAT
Pemulangan tiga jenazah yang menjadi korban kebakaran, di sebuah kos-kosan wilayah Sesetan, Denpasar, sempat terkendala dengan mahalnya tarif ambulans.
Perbekel Desa Bontihing, I Gede Pawata, ditemui Selasa (7/5/2024) mengatakan, proses pemulangan tiga jenazah asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, bernama I Made Arisanjaya bersama istrinya Komang Novi serta anaknya Putu Gede Arta Dharma Sankara, sempat terkendala.
Ini lantaran tarif sewa ambulans yang ditawarkan oleh RSUP Prof Ngoerah cukup tinggi, yakni mencapai Rp 5 juta.
Pihaknya pun langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial Buleleng, sehingga pemulangan jenazah dapat dibantu oleh Centra Mahatmiya Bali.
Hal ini dilakukan mengingat keluarga almarhum Ari kurang mampu. Mereka masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Kalau tidak ada bantuan dari Mahatmiya, tadi kami sudah merancang membantu membayar biaya sewa ambulans lewat dana kebencanaan yang disediakan di desa, " ucapnya.
Pawata menuturkan, sebelum menerima kabar tewasnya ketiga korban, ia sempat bermimpi didatangi orangtua almarhum Ari.
Setelah itu, Pawata terbangun dan pergi ke kamar mandi. "Di kamar mandi saya dengan juga ada anjing yang meraung, sekilas saya lihat ada cahaya juga.
Mungkin itu firasat ya, karena saya dan ayah almarhum cukup dekat. Kami sempat satu sekolah saat SMP," tutur Pawata.
Kemudian pada Selasa (7/5) pagi Pawata mendapat telepon dari pihak kepolisian, yang mengabarkan jika warganya I Made Arisanjaya, Komang Novi dan Putu Gede Arta Dharma Sankara yang masih berusia satu tahun, tewas terbakar di dalam kamar kosnya.
Jenazah ketiga korban mulanya sulit dikenali. Namun identitas ketiga korban akhirnya berhasil diketahui setelah polisi melacak plat motor milik Ari.
"Setelah dapat kabar dari pihak kepolisian, saya langsung mendatangi rumah duka. Saya sangat sedih dengan kejadian ini, sampai tidak bisa memimpin rapat. katanya.
Pawata menduga saat musibah kebakaran itu terjadi, ketiga korban sulit menyelamatkan diri sehingga terjebak di dalam kos.
"Menurut keluarganya, memang di kamar kos mereka banyak barang dagangan Komang Novi. Barang dagangan itu mungkin dilalap api, sehingga mereka sulit keluar dan memilih bersembunyi di dalam kamar mandi," jelasnya.

Suasana duka menyelimuti kediaman korban kebakaran I Made Arisanjaya (29) di Banjar Dinas Kawanan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Selasa (7/5) siang.
Sejumlah pelayat berpakaian adat madya duduk di halaman rumah, menunggu kedatangan jenazah ketiga korban kebakaran di Gang Taman Sari IIC Blok I Sesetan Denpasar itu.
Peristiwa kebakaran di wilayah Sesetan itu menewaskan satu keluarga yaitu, Made Arisanjaya (30), Komang Novi Mertasari (25) dan anak mereka PGADS (2).
Dari pantauan di rumah duka, jenazah Ari, serta istrinya bernama Komang Novi dan anaknya baru dipulangkan dari RSUP Prof Ngoerah Denpasar menuju ke rumah duka sekitar pukul 14.00 wita.
Jenazahnya dipulangkan dengan menggunakan dua unit mobil ambulans milik Centra Mahatmiya Bali dari Denpasar ke Buleleng.
Adik bungsu almarhum Ari, Nyoman Yogi Mahendra (22) mengatakan, kabar kebakaran ini baru diterima keluarga di Buleleng pada Selasa pagi, dari para tetangganya.
Pasca menerima kabar tersebut, orangtua serta kakak kandung almarhum pun bergegas ke Denpasar untuk melihat kondisi ke tiga korban kebakaran, yang rupanya telah dinyatakan tewas dengan kondisi mengenaskan.
Mahendra menyebut, jenazah ketiga korban akan dimakamkan di Setra Desa Adat Bontihing, Kubutambahan, Buleleng pada Jumat (10/5).
Ketiganya dikubur secara terpisah, alias tidak pada satu liang.
Dituturkan Mahendra, Ari beserta istri dan anaknya terkahir pulang ke kampung halaman saat libur Lebaran kemarin.
Sementara komunikasi terakhir dilakukan sekitar tiga hari yang lalu.
Kala itu komunikasinya kata Mahendra hanya sebatas menanyakan kabar.
"Tidak ada firasat," ucapnya.
Mahendra menyebut Ari merupakan tulang punggung keluarga.
Anak kedua dari pasangan Made Jiwa dan Made Sari itu bekerja di salah satu perusahaan ikan, yang ada di wilayah Kelurahan Benoa, Denpasar.
Sementara Komang Novi berjualan peralatan rumah tangga secara online.
"Dia ngekos di Denpasar sejak tamat SMP. Ngekosnya pindah-pindah. Untuk kos yang jadi TKP kebakaran ini, baru ditempati almarhum pada Februari lalu. Dia juga baru menikah 2022 kemarin," singkat Mahendra.
Sementara itu, Wayan Ardiyasa, kakak ipar istri korban menuturkan, sebelum kebakaran di Sesetan, sekitar pukul 20.00 Wita, Novi membuat story WhatsApp keceriaan keluarga kecil ini.
Kebahagiaan keluarga kecil itu ditengah kesederhanaan tergambar jelas dari story WhatsApp Novi.
Menurut Ardiyasa, canda tawa ketiga korban itu begitu tulus ditunjukkan sekitar tiga jam sebelum kebakaran.
"Saya lihat story WA istrinya. Mereka bercanda ceria dengan suami dan anaknya," tutur Ardiyasa saat diwawancarai di lokasi kejadian, Selasa 7 Mei 2024.
Dalam kebakaran tersebut, 10 unit kamar kos dan 1 rumah kontrakan terdampak.
Namun hanya 4 kamar kos dan 1 rumah kontrakan yang terdampak paling parah akibat kebakaran.
Saat ini lokasi kejadian kebakaran tersebut masih dipasangi garis polisi.
Tak hanya story kebahagiaan di WhatsApp, ketiga korban juga sempat melakukan video call dengan keluarganya di Buleleng sekira pukul 21.00 WITA atau dua jam sebelum kebakaran.
"Kemungkinan setelah video call ini kejadian kebakaran itu," tuturnya.
“Saksi mendengar teriakan ibu-ibu meminta tolong dan anak kecil yang menangis, atas kejadian tersebut, saksi langsung teriak meminta tolong kepada warga sekitar.”
“Namun penghuni di dalamnya tidak ada yang keluar,” terang Mawardi kepada polisi.
Api kemudian baru dapat dijinakkan pada Selasa 7 Mei 2024 sekitar pukul 00.30 Wita.
Selain menelan 3 korban jiwa, sebanyak 2 unit sepeda motor merek Honda Scoopy dan Yamaha NMax juga ikut terbakar.
Belum diketahui apa penyebab kebakaran tersebut.
Pasalnya, aparat kepolisian tengah melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab kebakaran.
“Masih dalam lidik,” pungkas Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.