Berita Badung
Laju Inflasi Tinggi, Disperpa Badung Kembali Gencarkan Program Matanabe dan Sibertani
curah hujan tinggi yang berpengaruh terhadap turunnya produksi, munculnya serangan hama dan meningkatnya kebutuhan menjadi pemicu naiknya harga cabai
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung kembali menggencarkan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Matanabe dan Sibertani untuk mendorong masyarakat memanfaatkan lahan-lahan yang tidak produktif menjadi bermanfaat bagi keluarga.
Program itu digencarkan dalam rangka pengendalian inflasi di Badung, Bali.
Untuk diketahui, laju inflasi di Kabupaten Badung cukup tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 4,15 persen pada April 2024.
Baca juga: Lewat Pasar Murah, Denpasar Berupaya Kendalikan Inflasi
Adapun komoditas yang dominan menyumbangkan inflasi beras, daging ayam ras, tomat, cabai merah, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, pisang, dan lainnya.
Kadis Pertanian dan Pangan I Wayan Wijana mengatakan juga mendorong agar lahan kosong di area perkantoran dan sekolah bisa dimanfaatkan menjadi kebun percontohan untuk memotivasi masyarakat agar gemar menanam sebagai upaya pemerintah untuk ikut menekan laju inflasi.
"Animo masyarakat memanfaatkan halaman pekarangan sangat bagus. Hanya saja untuk tanaman yang produktif sedang kita dorong lagi melalui program matanabe, sibertani dan Bimtek TP. PKK," ungkap Wijana, Minggu 26 Mei 2024
Menurut Wijana, curah hujan tinggi yang berpengaruh terhadap turunnya produksi, munculnya serangan hama dan meningkatnya kebutuhan menjadi pemicu naiknya harga cabai setiap awal tahun.
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan mengajak masyarakat turut berpartisipasi dalam menekan inflasi dengan menanam tabai di pekarangan.
"Selain Dalung, Matanabe sudah jalan di Kerobokan Kelod dan Tibubeneng, dan selama ini tidak ada kendala yang berarti hanya ketekunan masyarakat dalam melakukan perawatan seperti pemupukan dan pengendalian hama masih kurang," jelasnya.
Sebelumnya, Sekda Badung, Wayan Adi Arnawa menyebutkan, kenaikan harga cabai di pasaran biasanya terjadi saat musim hujan dan menjelang tahun baru.
Karena itu, masyarakat dapat menyiasati dengan menanam cabai di pekarangan rumah dan juga bisa memanfaatkan lahan kosong di areal perkantoran dan sekolah.
"Kami menyambut baik gagasan Dinas Pertanian dan Pangan menyulap halaman kantor menjadi kebun edukasi untuk memberikan contoh bahwa apabila dirawat dengan baik cabai dan tanaman hidroponik dapat menghasilkan untuk mengurangi pengeluaran keluarga," jelasnya. (*)
Kumpulan Artikel Badung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.