Kebakaran di Bali

JANGGAL! Kelihan Banjar Tidak Boleh Masuk, Kebakaran Gas LPG di Cargo, 18 Orang Terluka Bakar

Belum diperoleh penjelasan dari pihak gudang elpiji. Kondisi di dalam gudang tak dapat terpantau secara rinci lantaran telah dipasangi garis polisi.

ISTIMEWA
KOBARAN API - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar saat memadamkan kebakaran gudang elpiji di Jalan Cargo Taman Denpasar, Minggu (9/6). Dalam peristiwa itu, ada 18 korban terluka bakar. 

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamanan Kota Denpasar, I Made Tirana mengatakan, dari hasil asesmen hingga sore ada 18 orang korban luka. Asesmen dilaksanakan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar bersama Polresta Denpasar, Tagana Denpasar dan PMI Denpasar.

Para korban seluruhnya mengalami luka bakar dan masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit yang tersebar di Denpasar dan Kabupaten Badung. "3 korban dirawat di RS Surya Husada Denpasar, 4 orang di RS Mangusada Badung, 8 orang di RS Prof IGNG Ngoerah Sanglah, 1 di RS Wangaya dan 2 orang di RS Bali Med," paparnya.

Menurut Made Tirana, biaya perawatan para korban luka bakar ini seluruhnya bakal ditanggung oleh sang pemilik gudang elpiji, yakni Sukojin. "Segala pembiayaan terhadap korban ditanggulangi sepenuhnya oleh pemilik gudang gas," katanya.

Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan gudang elpiji yang terbakar tersebut adalah gudang eceran milik CV Bintang Bagus Perkasa. Dikatakan Jansen, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan dan Bidang Labfor Polda Bali akan diterjunkan Senin (10/6) untuk memastikan penyebab kebakaran pada gudang tersebut.

Jansen menerangkan, beberapa orang berada di dalam gudang gas saat kebakaran terjadi dan langsung melompat keluar untuk menyelamatkan diri, meski sudah terkena luka bakar. Kondisi sejumlah korban meski nyawa berhasil diselamatkan, namun luka bakar yang didapat begitu parah hingga lapisan kulit terluar mengelupas dan gosong.

"Dari saksi yang kami ambil keterangan, melihat 6 sampai 7 orang keluar dan melompat dari gudang gas dalam keadaan luka bakar dan sekitar 5-10 menit kemudian dari dalam gudang gas keluar asap tebal. Setelah api membesar itulah kemudian diiringi suara ledakan tabung," katanya.

Besarnya kobaran api dari gudang gas tersebut merembet ke gudang distributor bahan bangunan milik PT Tratas Inti Bangunan yang berada di sebelah barat gudang gas. (mah/ian)

 

Foto tangkapan layar media sosial kebakaran gudang gas di Jalan Cargo Permai, Denpasar, pada Minggu 9 Juni 2024 pagi - BREAKING NEWS: Gudang Gas di Kawasan Cargo Permai Denpasar Terbakar, Warga Dengar Suara Ledakan
Foto tangkapan layar media sosial kebakaran gudang gas di Jalan Cargo Permai, Denpasar, pada Minggu 9 Juni 2024 pagi - BREAKING NEWS: Gudang Gas di Kawasan Cargo Permai Denpasar Terbakar, Warga Dengar Suara Ledakan (Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro)

Janggal, Kelihan Banjar Tak Boleh Masuk

SEJUMLAH kejanggalan muncul terkait “gudang” gas elpiji di Jalan Cargo Taman I, Denpasar yang terbakar, Minggu (9/6) pagi. Pasalnya, warga di seputar TKP tak mengetahui secara pasti aktivitas yang ada di dalam gudang tersebut lantaran pagar kerap tertutup rapat. Mereka hanya mengetahui ada truk yang memuat tabung elpiji keluar-masuk gudang. Namun, tak memasang plang identitas.

Kejanggalan lainnya yakni ketika Kelihan Banjar Adat Uma Sari, I Gusti Nyoman Sudana akan melakukan pengecekan di gudang tersebut. Kepada Tribun Bali, Sudana mengaku tak diperbolehkan masuk untuk melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pada 2-3 pekan yang lalu. Karyawan gudang berdalih kepada Sudana, hanya karyawan yang boleh masuk ke gudang tersebut.

“Termasuk ini (gudang gas). Saya sudah dua kali ke sini. Tidak dikasih masuk sama petugasnya. Alasannya, dia bilang, tidak bisa kecuali karyawan,” ungkapnya saat ditemui Tribun Bali di TKP.

Menindaklanjuti hal itu, pria yang merupakan pensiunan Polri tahun 2019 itu membahasnya dalam sebuah forum bersama prajuru banjar. Tak hanya itu, dirinya juga telah melaporkan hal tersebut kepada Bhabinkamtibmas setempat.

Namun, Sudana menyayangkan hal tersebut tak kunjung dapat diselesaikan. “Itu saya sampaikan ke prajuru. Ada apa. Ini yang belum bisa kita selesaikan. Ini juga sudah saya sampaikan ke Bhabinkamtibmas,” tuturnya.

Sempat bertugas di Ditpamobvit Polda Bali, Sudana menerangkan hal itu dilakukannya lantaran merasa terpanggil untuk menjaga situasi Kamtibmas di wilayahnya. Apalagi, kata dia, warga di Banjar Uma Sari cenderung heterogen. Sehingga, dirinya merasa perlu untuk melakukan pendataan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved