Kebakaran di Bali

ISAK Tangis Kerabat Korban Jiwa Kakak Adik Tragedi Kebakaran di Jalan Kargo Taman, 11 Orang Tewas!

Dan adiknya Robi Aprianus Amput (23), laki-laki yang meninggal dunia, Rabu (12/6) pukul 10.30 Wita dengan luka bakar 87 persen.

ISTIMEWA
Dua korban jiwa adalah kakak adik, yang bernama Petrus Jewarut alias Ernus (31), laki-laki yang meninggal dunia, Selasa (11/6) pukul 21.30 Wita dengan luka bakar 80 persen. Dan adiknya Robi Aprianus Amput (23), laki-laki yang meninggal dunia, Rabu (12/6) pukul 10.30 Wita dengan luka bakar 87 persen. 

TRIBUN-BALI.COM -Tragedi memilukan kebakaran gudang gas elpiji di Jalan Kargo Taman, memakan 11 korban jiwa

Dua diantara korban jiwa adalah kakak adik asal NTT, yang jenazahnya telah dipulangkan beberapa hari lalu. 

Dua korban jiwa adalah kakak adik, yang bernama Petrus Jewarut alias Ernus (31), laki-laki yang meninggal dunia, Selasa (11/6) pukul 21.30 Wita dengan luka bakar 80 persen.

Dan adiknya Robi Aprianus Amput (23), laki-laki yang meninggal dunia, Rabu (12/6) pukul 10.30 Wita dengan luka bakar 87 persen.

Baca juga: TRAGEDI Kebakaran Bangunan Bale Daja di Ubud, Diduga Korsleting Listrik, Simak Beritanya!

Baca juga: DAFTAR 11 Korban Jiwa Kebakaran Gudang LPG Maut, Sukojin Belum Muncul, Dewan Soroti Oplosan di Bali

Kakak beradik korban meninggal dunia akibat Kebakaran LPG 3 Kg pada, Minggu 9 Juni 2024 di Jalan Kargo Taman, Denpasar akan dipulangkan oleh kerabat untuk dimakamkan di Manggarai Barat, NTT. 
Kakak beradik korban meninggal dunia akibat Kebakaran LPG 3 Kg pada, Minggu 9 Juni 2024 di Jalan Kargo Taman, Denpasar akan dipulangkan oleh kerabat untuk dimakamkan di Manggarai Barat, NTT.  (ISTIMEWA)

 

Jenazah kakak beradik itu dipulangkan oleh kerabat untuk dimakamkan di kampungnya di Mompol, Desa Golo Lajang, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Bernat, selaku kerabat kedua korban mengakui bahwa korban memang kakak adik berdasarkan cerita keluarga mereka. Dan betul mereka bekerja di tempat yang sama.

“Tapi saya tidak tahu kronologinya bagaimana. Saya tahu kalau kakak sudah meninggal pertama kali, saya dapat informasi jam 21.00 malam. Maka saya langsung datang ke Forensik (RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, Red). Kami sampai pagi berangkat ke sini jam 11.00 ke Bandara dan jadwal keberangkatan jam 15.30 sore (Rabu, Red),” kata Bernat saat ditemui di Forensik RSUP Prof Ngoerah, Rabu (12/6).

Bernat menjelaskan, begitu ia dan kerabat lainnya mengurus jenazah Ernus ke pintu detektor Kargo Bandara, ia mendapatkan informasi bahwa adik Ernus juga telah meninggal dunia.

Lantas Bernat kembali ke RSUP Prof Ngoerah untuk mengurus jenazah adik Ernus. “Adiknya lagi proses mempersiapkan dokumen yang perlu disiapkan untuk keberangkatan besok mungkin jam 08.00 diberangkatkan ke kampung halaman,” imbuhnya.

Untuk biaya kepulangan kedua korban Bernat, telah melakukan diskusi dengan keluarga dan perusahan tempat kedua korban bekerja.

Kata Bernat, perusahaan siap mem-backup biaya dari rumah sakit sampai kampung halaman. Namun perusahaan hanya mampu menanggung 2 penumpang.

“Sebagai keluarga, kami tidak memaksa, tapi ini suara hati kami tetap bertanggung jawab untuk dua mereka yang mendampingi,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah perusahaan sempat bertemu keluarga korban, kata Bernat, perwakilan dari perusahaan tempat korban bekerja sudah menemui keluarga korban, Selasa malam.

Terkait kompensasi atas kejadian ini, Bernat mengatakan, pihaknya dan keluarga korban tidak pernah menuntut kompensasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved