KESEHATAN
5 Faktor Resiko Terjadinya Kanker Leher Rahim & 5 Gejala Kanker Leher Rahim, Yuk Simak Tribunners!
Tribunners, rahim adalah bagian vital terpenting bagi wanita. Sebab tanpa rahim seorang wanita tidak akan bisa memiliki keturunan.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Tribunners, rahim adalah bagian vital terpenting bagi wanita. Sebab tanpa rahim seorang wanita tidak akan bisa memiliki keturunan.
Berdasarkan info dari selebaran UPT Pukskesmas Sukawati II, semua masyarakat diajak menjaga kesehatan. Khususnya wanita diajak untuk mencegah kanker leher rahim.
Lalu apa itu kanker leher rahim?
Baca juga: 2 Mobil Ludes Terbakar, Api dari Mercy Samber Mazda, Diduga Korsleting Listrik, Terjadi Saat Hujan!
Baca juga: 1.400 Pendaftar PPDB Jalur Zonasi Bina Lingkungan di Denpasar Ditolak! Masih Ada Sisa Kuota 19

Kanker leher rahim, adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Penyebabnya adalah virus HPV.
Hal ini bisa terjadi para perempuan, khususnya yang telah melakukan hubungan seksual.
Dijelaskan pula, kanker leher rahim 99 persen disebabkan oleh Virus Papiloma Manusia (HPV).
HPV adalah singkatan dari Human Papillomavirus.
Berikut adalah 5 gejala kanker leher rahim :
1. Haid tidak normal.
2. Pendarahan tidak pada masa haid.
3. Pendarahan pada masa menopause.
4. Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan, yang terkadang bercampur darah seperti nanah.
5. Pendarahan pasca berhubungan badan (seks).
Berikut faktor resiko terjadinya kanker leher rahim :
1. Melakukan hubungan badan (seks) di usia muda kurang dari 18 tahun.
2. Berganti-ganti pasangan dalam berhubungan badan.
3. Melakukan hubungan badan dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan.
4. Merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif).
5. Perilaku hubungan badan tidak sehat.

Solusi untuk pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk dapat mencegah kanker leher rahim :
1. Pemeriksaan IVA minimal sekali dalam 5 tahun sekali, khususnya jika aktif berhubungan badan.
2. Pemeriksaan PAP Smear tiap tahun.
3. Pemeriksaan HPV.
IVA adalah pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam cuka, yaitu melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah dioles asam cuka.
Kemudian ada namanya Krioterapi, yaitu pengobatan lesi prakanker (IVA+) dengan cara pembekuan untuk menghancurkan sel yang sakit.
Kabar baiknya Krioterapi sangat mudah dan cepat serta dapat dilakukan di puskesmas.
Untuk itu, wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah aktif berhubungan badan (seks) sangat perlu melakukan pemeriksaan. Atau deteksi dini minimal 5 tahun sekali dalam hidupnya.
Selain itu hindari hubungan badan yang beresiko, seperti bergonta-ganti pasangan, dan tetap setia pada satu pasangan. Serta hindari seks beresiko. (*)
kanker
rahim
kanker leher rahim
resiko
gejala
keturunan
UPT Pukskesmas Sukawati II
kesehatan
HPV
Haid
menopause
Darah
nanah
berhubungan badan
gejala kanker leher rahim
faktor resiko terjadinya kanker leher rahim
hubungan badan
Pasangan
IVA
Krioterapi
Operasi Bariatrik Kian Diminati, Dokter Eka Rusdi Kenalkan Pengembangan Rusdi Method |
![]() |
---|
TARGETKAN 1,5 Juta Jiwa di Bali, Program Cek Kesehatan Gratis Sasar 290 Siswa SMKN 2 Denpasar |
![]() |
---|
CUCI Hidung: Langkah Sederhana yang Efektif Membantu Mengatasi Sinusitis |
![]() |
---|
GANGGUAN Pendengaran pada Lansia Bisa Dipengaruhi oleh Tekanan Darah Tinggi |
![]() |
---|
1 Juta Warga Indonesia Setiap Tahun Berobat ke Luar Negeri, Kerjasama Prudential & BIH Gaet Potensi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.