Gadis Belia di Denpasar Dijual Pacar di Aplikasi, Tersangka Dibayar Rp50-150 Per Pelanggan

NNI (17) dijajakan pacarnya sendiri KAW melalui aplikasi online Michat. KAW kini sudah ditetapkan sebagai tersangka

Net
Ilustrasi - Gadis Belia di Denpasar Dijual Pacar di Aplikasi, Tersangka Dibayar Rp50-150 Per Pelanggan 

Gadis Belia di Denpasar Dijual Pacar di Aplikasi, Sehari Bisa Layani 6-7 Pelanggan, Tersangka Dibayar Rp50-150/Pelanggan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - NNI (17) dijajakan pacarnya sendiri KAW melalui aplikasi online Michat.

KAW kini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Denpasar Barat bersama RMF yang sama-sama menjajakan mereka melalui Aplikasi MiChat. 

Orangtua NNI (17) dan DNA (16) pun tak kuasa menahan isak tangis ketika mengetahui fakta putri-putrinya terjun dalam dunia prostitusi online menggunakan tempat kos elit di Jalan Lange, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Denpasar, Bali.

Baca juga: 2 Gadis Dijual Pacar di Kos Elit Jalan Lange Denpasar, 7 Pelanggan Sehari

Hal ini seperti disampaikan Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat Iptu Dian Eka Ananta, dalam press release di Polsek Denpasar Barat, Jumat 2 Agustus 2024. 

Para orangtua hadir mendampingi NNI dan DNA saat menjalani pemeriksaan.

Mereka tidak menyangka dan tidak mengetahui aktivitas putrinya tersebut. 

Baca juga: Fenomena PSK Open BO Dibunuh Pelanggan, Polda Bali Minta Pemilik Kos dan Apartemen Lebih Selektif

"Orangtua tidak tahu mereka melalukan itu. Saat pemeriksaan, orangtua sampai nangis," ungkap Iptu Dian,

Iptu Dian melanjutkan, para perempuan di bawah umur yang terjun ke dunia prostitusi ini bukan berasal dari keluarga broken home maupun kesulitan dalam hal ekonomi.

Jika pada umumnya pekerja seks komersial (PSK) terjun karena masalah ekonomi.

Baca juga: BREAKING NEWS! Seorang ABK Bunuh PSK MiChat di Pemogan Bali, Leher Diikat Kabel Catokan Rambut

Dua perempuan di bawah umur ini diduga terjerumus pergaulan bebas remaja.

DNA dan NNI berstatus sebagai saksi dalam kasus ini.

Ada kemungkinan karena sudah terbiasa berhubungan badan kemudian muncul motif mencari uang dari bisnis prostitusi karena mereka mengaku menggunakan uang untuk memenuhi gaya hidup bukan kebutuhan pokok.

Baca juga: Lagi, PSK MiChat di Denpasar Bali Jadi Korban Pembunuhan, Ini Pemicu Anjas Tega Habisi Nyawa Fatimah

"Uang yang mereka hasilkan bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tapi untuk membeli kebutuhan tersier seperti membeli baju, membeli tas," jelasnya. 

Dalam sehari, DNA maupun NNI bisa melayani enam hingga tujuh pelanggan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved