Berita Klungkung

Tari Sanghyang Grodog Lolos Jadi WBTB, Juga Barong Swari, Mebayang-Bayang dan Nyepi Segara

Kabupaten Klungkung banyak memiliki warisan budaya dan masih bertahan sebagai identitas kebudayaan Bali.

Istimewa
WARISAN BUDAYA - Tari Sanghyang Grodog dari Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung yang termasuk 4 warisan budaya Kabupaten Klungkung dan lolos dalam sidang penetapan WBTB. 

TRIBUN-BALI.COM - Kabupaten Klungkung banyak memiliki warisan budaya dan masih bertahan sebagai identitas kebudayaan Bali. Ada empat warisan budaya Kabupaten Klungkung lolos dalam sidang penetapan warisan budaya tak benda (WBTB).

Warisan budaya tersebut dihadapkan berbagai tantangan dan gempuran menyentuh warisan budaya Bali, masyarakat masih konsisten dan komitmen memelihara dan melindunginya.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Klungkung Ketut Suadnyana menyampaikan, dari 23 warisan budaya yang dibawa oleh tim Provinsi Bali dalam sidang, 4 di antaranya berasal dari Kabupaten Klungkung

Keempat warisan budaya itu yaitu Barong Swari, Tari Sanghyang Grodog, Mebayang-Bayang, dan Nyepi Segara.
Barong Swari dan Tari Sanghyang Grodog, keduanya masuk dalam domain seni pertunjukan.

Baca juga: Korban Suci Penetral Sekala Niskala, Desa Adat Besang Kawan Tohjiwa Gelar Tradisi Mejaga-jaga

Baca juga: Empat Warisan Budaya di Klungkung Lolos Jadi WBTB

Barong Swari berasal dari Desa Adat Jumpai, Kecamatan/Kabupaten Klungkung. Sedangkan Tari Sanghyang Grodog berasal dari Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida.

Budaya Mebayang-Bayang dan Nyepi Segara masuk dalam domain adat istiadat masyarakat, ritual dan perayaan-perayaan. 

Ritual Membayang-bayang merupakan ritual masyarakat Desa Adat Sengkiding, Desa Aan, Kecamatan Banjarangkan. Tradisi Nyepi Segara selama ini dilaksanakan oleh warga Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. “Dari 14 panelis yang menguji, keempatnya dapat kami pertahankan dengan baik, tinggal penyempurnaan,” ujar Suadnyana.

Ia mengatakan, meskipun Kabupaten Klungkung memiliki beragam warisan budaya, namun dalam pengajuan penetapan WBTB dirinya memilih skala prioritas berdasarkan indikator-indikator penilaian. Sehingga lebih mudah dalam mempertahankan saat sidang.

“Kami secara berkala melakukan pencatatan tapi kami melakukan skala prioritas dan ada indikator yang dibawa sehingga tidak gugur dalam penilaian. Selain itu keempatnya masih tetap lestari dan tidak ada di tempat lain,” terang Suadnyana.

Suadnyana mengungkapkan, pertunjukan Tari Barong Swari maupun Tari Sanghyang Gerodog tidak sekadar sebagai pentas seni tetapi diyakini memiliki tujuan menetralisir alam Bali dari pengaruh negatif.

Sedangkan tradisi Mebayang-Bayang yang dilaksanakan pada malam pengerupukan (sehari menjelang Nyepi) merupakan aktivitas atau gerakan tarik-menarik belulang godel (kulit anak sapi). Godel yang digunakan sebagai sarana harus betina dan hidungnya belum dicocok dan diyakini masih suci. 

Tradisi Ritual Mebayang-bayang ini bertujuan untuk mengusir pengaruh negatif dari lingkungan desa adat.

Demikian pula dengan tradisi Nyepi Segara di Desa Kusamba,Kecamatan Dawan. Tradisi ini rutin dilaksanakan serangkaian Ngusaba di Pura Segara yang jatuh setiap Purnama Sasih Kalima (Bulan November). 

Nyepi Segara merupakan bentuk penghormatan pada alam (laut) yang menjadi sumber kehidupan manusia. Selama Nyepi Segara, sama sekali tidak diperbolehkan ada aktivitas di laut. (mit)

Upaya Pelestarian

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved