Penemuan Jenazah di Denpasar

Mayat Gung Balang & Istri Sudah Autopsi, Pandangan Kriminolog Kematian Pasutri Dengan Luka Tusuk

Bahkan S juga menuturkan sang ayah memiliki cinta yang begitu dalam dengan sang istri AASA (37) atau ibu S tersebut, sang ayah ingin sehidup semati de

istimewa
Meski sebelumnya muncul dugaan bunuh diri, namun penyebab kematian pentolan Ormas di Bali, Anak Agung Ketut Ngurah Setyawan alias Gung Balang (39) dan istrinya Anak Agung Sri Agung (37) masih belum dipastikan polisi. 

"Waktu ditemukan posisi Ajik sudah di bawah, sudah (bersimbah darah, Red), ibunya juga, dalam posisi berpelukan dua-duanya di bawah. Ada (pisau, Red), agak jauh di ujung kasur," bebernya.

Terkejut melihat kejadian itu, S langsung koordinasi dengan Kelian setempat untuk memproses peristiwa tersebut ke pihak berwenang. S mengatakan, mereka sempat makan malam bersama saat malam minggu dengan memasak ayam untuk santap bersama, sehingga dengan keharmonisan itu ia tak menaruh dugaan adanya perselisihan orang tuanya.

"Tidak ada perkelahian. Sebelumnya baik baik saja. Sempat makan bareng di malam minggu. Kebetulan ada acara kecil-kecilan masak ayam makan bersama," ungkapnya.

Bahkan S juga menuturkan sang ayah memiliki cinta yang begitu dalam dengan sang istri AASA (37) atau ibu S tersebut, sang ayah ingin sehidup semati dengan sang istri.

"Waktu itu mungkin gimana ya bercanda. Waktu itu Ajik mengeluarkan kata-kata mau meninggal bareng. Mungkin itu maksudnya mengungkapkan cinta sehidup semati meninggal bareng. Bukti kalau memang beneran sayang, tapi kami waktu itu suasananya bercanda gurau. Tidak menyangka seperti ini," bebernya. (ian)

Gung Balang dan Istri Meninggal Dunia Jelang Hari Raya Galungan

Kriminolog asal Bali Dr. Gde Made Swardhana, memberikan pandangan mengenai kematian Gung Balang yang ditemukan tewas bersama sang istri terkunci di dalam kamar dengan luka tusuk, pandangan yang ia berikan adalah mengenai perbedaan kasus bunuh diri dan pembunuhan.

Pasangan suami istri itu tewas di dalam kamar rumahnya dengan keadaan pintu kamar terkunci di kediaman Jalan Kebo Iwa Utara, Banjar Pugutan, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Denpasar, Bali, pada Senin 23 September 2024 malam. 

Dugaan awal tewasnya pasangan suami istri tersebut diduga akibat bunuh diri, namun hal itu masih perlu pembuktian lebih lanjut melalui pemeriksaan menyeluruh hasil autopsi, olah tempat kejadian perkara (TKP) maupun keterangan saksi. 

"Bunuh diri dengan cara ditusuk senjata tajam memang mungkin terjadi, tapi perlu diselidiki polisi apakah memang bunuh diri atau dibunuh, tentu harus dibuktikan melalui pemeriksaan menyeluruh," kata Swardhana saat dikonfirmasi, pada Jumat 27 September 2024.

Kata Swardhana, apabila barang bukti pisau hanya satu maka dari beberapa kasus yang ia pelajari, biasanya terjadi aksi suami terlebih dahulu membunuh istri baru suami melakukan aksi bunuh diri. 

Berbeda halnya jika terdapat dua buah senjata tajam, maka ada kemungkinan terjadi aksi kesepakatan bunuh diri bersama pada organ vital melalui tusukan yang fatal. 

"Ketika istri dibunuh dan mati, suami itu tak punya keraguan lagi untuk bunuh diri, kalau hidup kan dia sudah bunuh istri dan bisa diproses hukum," bebernya. 

Dalam contoh kasus, bunuh diri menggunakan senjata tajam biasanya dilakukan menyasar pada bagian organ vital, seperti pada sela - sela ruas tulang rusuk yang bisa menembus ke jantung.

Dalam kasus tusukan pada bagian leher dekat dengan tulang selangka, apabila ditusuk bisa menembus kerongkongan menyebabkan hal yang fatal. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved