Penemuan Jenazah di Denpasar

Mayat Gung Balang & Istri Sudah Autopsi, Pandangan Kriminolog Kematian Pasutri Dengan Luka Tusuk

Bahkan S juga menuturkan sang ayah memiliki cinta yang begitu dalam dengan sang istri AASA (37) atau ibu S tersebut, sang ayah ingin sehidup semati de

istimewa
Meski sebelumnya muncul dugaan bunuh diri, namun penyebab kematian pentolan Ormas di Bali, Anak Agung Ketut Ngurah Setyawan alias Gung Balang (39) dan istrinya Anak Agung Sri Agung (37) masih belum dipastikan polisi. 

Luka akibat tusukan ini tentu mengakibatkan pendarahan hebat, di jantung bisa mengganggu aliran darah dan oksigen pun, pada kerongkongan berpotensi pada pernapasan. 

Dalam kasus ini Gung Balang memiliki luka tusuk yang fatal di bagian dada, sementara sang istri pada lehernya. 

"Kalaupun meninggal tidak secara instan, peluang korban kehilangan nyawa sangat tinggi, karena tidak ada pertolongan cepat," bebernya. 

Akan tetapi, jika meninggal dunia secara berpelukan maka ada kemungkinan terjadi kesepakatan untuk mengakhiri hidup bersama. Diketahui, kedua jenazah ditemukan dalam kondisi berpelukan. 

"Meninggal berpelukan itu bisa saja menandakan sepakat cinta yang sehidup semati, jadi sepakat untuk meninggal bersama," ungkap dia.

Kendati demikian, pandangan ini bukanlah sebuah kesimpulan atas kasus ini, karena perlu ditelusuri apalagi mereka mengakhiri hidup menjelang Hari Raya Galungan  yang merupakan hari raya  bagi umat Hindu Bali. 

"Orang Bali kan tahu betul, kalau meninggal tidak wajar upacaranya berat, apalagi ini jelang hari raya," ujar Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali ini.

Kata dia, tidak menutup kemungkinan, bisa juga terjadi aksi pembunuhan karena persoalan dengan pihak-pihak lain.

Oleh sebab itu perlu dipastikan melalui pemeriksaan menyeluruh seperti riwayat chat korban, sidik jari, termasuk karakteristik luka bisa diteliti dari sana.

Menurutnya karakteristik tusukan antara bunuh diri dan pembunuhan juga bisa didalami untuk memastikan penyebab kematian. 

Semisal jika bunuh diri biasanya luka tusuk tidak sedalam pembunuhan, karena ada keraguan. 

Dan pada kasus bunuh diri cenderung dilakukan tepat pada organ vital, sedangkan pembunuhan untuk penusukan cenderung tidak terarah pada area vital karena bisa saja ada perlawanan dari korbannya.

"(Pembunnuhan,-Red). Luka yang ditimbulkan cenderung lebih dari satu dan luka itu dalam karena ada upaya menikam lebih dari satu dengan tujuan mengakhiri nyawa korbannya," beber dia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved