Kebakaran di Gunung Agung Bali

Kebakaran Gunung Agung Bali, Api Berlokasi di Dekat Pura Pengubengan, Evakuasi 2 WNA

Lokasi kebakaran diperkirakan berjarak empat hingga lima kilometer dari Pura Pengubengan atau pemukiman penduduk. 

istimewa
Kebakaran Gunung Agung di Karangasem Bali pada 13 Oktober 2024 - Kebakaran Gunung Agung Bali, Api Berlokasi di Dekat Pura Pengubengan, Evakuasi 2 WNA 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Gunung Agung kebakaran. Api berada di ketinggian yang sulit dijangkau, tepatnya di lereng barat daya dengan titik ketinggian sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Hingga Senin 14 Oktober 2024, petugas dan warga masih memikirkan cara agar kebakaran tidak meluas. 

Kebakaran menghanguskan vegetasi di lereng gunung yang juga disebut Giri Tohlangkir ini. 

Api terlihat jelas Minggu malam kemarin.

Baca juga: Abaikan Larangan Pendakian, Dua WNA Mendaki di Hutan Gunung Agung Berakhir Dievakuasi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, tim sempat berkumpul di kantor Resor Pengelolaan Hutan (RPH) Rendang untuk mengambil langkah-langkah penanganan.

Lokasi kebakaran diperkirakan berjarak empat hingga lima kilometer dari Pura Pengubengan atau pemukiman penduduk. 

"Upaya pengawasan terus dilakukan agar api tidak sampai ke pemukiman warga," jelas Arimbawa.

Sebelum lereng Gunung Agung kebakaran, sudah ada larangan pendakian ke puncak Gunung Agung dari semua pos pendakian. 

Hal ini menyusul Karya Tabuh Gentuh, Labuh Gentuh, Wana Kertih, Segara Kertih dan Purnama Kelima di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir pada tahun 2024 ini.

Penutupan diberlakukan di semua pos pendakian Gunung Agung mulai 1 Oktober 2024 sampai 30 November 2024. 

Namun berdasarkan informasi di masyarakat, masih ada pengunjung yang nekat mendaki gunung tertinggi di Bali ini. 

Belum diketahui pasti apakah ada orang yang mendaki saat Gunung Agung saat kebakaran.

Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, berdasarkan laporan warga, titik api sudah terpantau sejak Minggu sore dan terlihat jelas saat malam hari. 

Kata dia, untuk menuju lokasi dibutuhkan waktu empat jam dengan akses yang terjal.

Hal ini yang membuat upaya pemadaman belum bisa dilakukan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved