Pilkada Bali 2024

Ini Respon Paslon Urut 1 di Debat Pilgub Bali Soal Klaim Pembangunan Proyek Strategis di Buleleng

Debat pertama Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024 telah dilaksanakan KPU Rabu, 30 Oktober 2024 dan diwarnai saling klaim pembangunan beberapa

Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Cawagub Bali, Putu Agus Suradnyana alias PAS saat kampanye di Desa Selat, Kecamatan Sukasada. Selasa (15/10/2024) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Debat pertama Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024 telah dilaksanakan KPU Rabu, 30 Oktober 2024 dan diwarnai saling klaim pembangunan beberapa proyek strategis di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. 

Sebagaimana dengan proyek Pasar Banyuasri dan pembangunan jalan Shortcut di sejumlah titik di Kabupaten Buleleng

Merespon soal debat Pilgub Bali 2024 perdana tersebut, calon Wakil Gubernur Bali dari paslon nomor urut 1 Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana memberikan penjelasannya kepada warga, mengenai kebenaran pembangunan sejumlah proyek di Kabupaten Buleleng. 

Baca juga: Pasca Debat Pilgub, Koster-Giri Gas Serap Aspirasi di Klungkung, Prioritas Normalisasi Tukat Bubuh

Penjelasan terkait debat kandidat itu dilakukan di hadapan masyarakat saat kampanye di Lingkungan Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng pada Kamis (31/10/2024). 

Pendamping calon Gubernur Bali Made Muliawan Arya atau De Gadjah itu mengatakan urusan Shortcut yang dibangun lantaran satu jalur.

Dijelaskannya, dulu pada tahun 2013 ketika ia baru dilantik menjadi Bupati Buleleng, pihaknya coba mendiskusikan pembangunan Shortcut dengan DPRD Buleleng.

Hingga akhirnya dilakukan kajian dan studi kelayakan. Namun prosesnya mandek di tengah jalan. 

Kemudian sekitar 2016, pada saat peresmian Bendungan Titab di Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang saat itu dihadiri Megawati Soekarnoputri hingga Menteri PUPR RI Basuki Hadimuljono, PAS mencoba merayu Megawati agar dibantu kelancaran pembangunan Shortcut

"Akhirnya dibantu. Dan pada tahun 2017 dibikinlah detail engineering design-nya. Pada saat itu saya ikut survey bersama pak menteri.

Dan pada tahun 2018, saya sudah masukkan anggaran pembebasan lahan senilai Rp 10 miliar lebih, tapi kita bayar dua kali, yakni di (APBD) Induk dan (APBD) perubahan karena keterbatasan anggaran,"  ujar wakil De Gadjah itu.

Baca juga: Debat Pilgub Bali: Saling Klaim Pembangunan Shortcut Buleleng

Setelah masalah lahan rampung, selanjutnya dibuatlah tender untuk Shortcut.

Hingga pada bulan September tahun 2018, lanjut PAS, pak Wayan (Wayan Koster) dilantik menjadi Gubernur Bali. 

"Dua bulan berikutnya kok sudah ground breaking Shortcut, mecik (pencet) tombol bahwa Shortcut-nya sudah jalan.

Mana ada kalau nggak ada desain dari dulu, diupayakan tanahnya dulu, nggak mungkin dong.

Makanya ini hal yang lucu, hanya membanggakan prestasi, tidak memikirkan bagaimana orang merencanakan. Berikanlah penghargaan saya bangun ini sama pak Agus, kan begitu ya," beber PAS.

Pria yang merupakan Bupati Buleleng dua periode ini juga menyinggung soal pembangunan Pasar Banyuasri yang pada saat debat, pembangunannya diklaim oleh Giri Prasta.

Menurut PAS, pada saat itu Pemkab Buleleng kekurangan uang untuk membangun Pasar Banyuasri.

Lagi-lagi karena satu jalur, Buleleng mendapat bantuan dana dari Kabupaten Badung dimana, Giri Prasta sebagai Bupati.

"Sebenarnya bukan uang dia pribadi, kita (masyarakat Buleleng) punya hak. Karena Buleleng adalah daerah penyangga pariwisata di Bali," jelasnya. 

Baca juga: Debat Pilgub Bali: Strategi Transportasi Publik Berkelanjutan untuk Bali

PAS mengatakan total anggaran pembangunan Pasar Banyuasri senilai Rp 179,4 miliar.

Bantuan dari Kabupaten Badung senilai Rp 25 miliar. Nominal yang sama juga diberikan Pemerintah Provinsi Bali. 

"Sedangkan sisanya dari Pemkab Buleleng. Kok bisa itu diakui pada saat debat," ucapnya. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved