Berita Bali
Update Pengadaan Bus Listrik di Bali: Kadishub Sebut GGGI Akan Ploting 10 Bus
Bus listrik menjadi salah satu transportasi umum yang akan hadir di Bali. Setelah melalui berbagai perencanaan mengenai pengadaan bus listrik
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Update Pengadaan Bus Listrik di Bali: Kadishub Sebut GGGI Akan Ploting 10 Bus
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bus listrik menjadi salah satu transportasi umum yang akan hadir di Bali.
Setelah melalui berbagai perencanaan mengenai pengadaan bus listrik, kini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Global Green Growth Institute (GGGI) telah meluncurkan studi kelayakan.
Baca juga: Pemprov Bali Kantongi Rute Bus Listrik, Hasil Pra Studi Kelayakan Hanya 2 Koridor
Studi kelayakan ini untuk mengurai potensi tantangan dan peluang dalam menciptakan ekosistem sistem transportasi publik yang berkelanjutan di Bali dan Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan sebetulnya Pemerintah sudah memasuki masa implementasi kerja sama antara GGGI dengan Bapenas yang waktu itu dimulai pada Bulan Oktober 2023.
“Sekarang setelah berproses mereka menyelesaikan semua perencanaan, kemudian administrasi, akhirnya kami sudah mulai dengan kegiatan workshop dan akan ke lapangan survei untuk memastikan seperti apa kira-kira sebaiknya transisi kendaraan listrik terutama di Publik Transport bisa dilakukan dengan lebih cepat dan baik,” kata Samsi pada, Selasa 12 November 2024.
Baca juga: 17 Pemimpin Negara Pastikan Hadiri KTT G20 di Bali, Total 41 Bus Listrik Disiapkan
Diakui Samsi, untuk pengadaan bus listrik sampai saat ini masih tersendat sebab perusahaan yang memproduksi bus listrik belum terlalu banyak.
Namun perusahaan yang memproduksi kendaraan listrik pribadi sudah mulai banyak.
Ia juga menuturkan rencananya, GGGI akan mem-ploting 10 unit bus listrik ke Bali.
“Karena itu kita sedang mencari posisi di mana mereka akan bekerja."
Baca juga: Bus Listrik Merah Putih, 100 Persen Karya Anak Bangsa, Siap Dukung G20 di Bali
"Selain GGGI ada juga yang lain yang sedang mempersiapkan implememtasi dari Bus seperti WRI, banyak partner bekerja dengan kita."
'Dan kalau sudah selesai dengan piloting mereka bisa memberikan rekomendasi tentang bagaimana caranya menerapkan di daerah yang lain,” imbuhnya.
Kemacetan yang terjadi di Bali secara berlebihan belakangan ini kata Samsi sebetulnya bisa ditangani dengan public transport yang baik.
Dengan penggunaan publik transportasi, dapat membuat kapasitas pintu masuk ke Bali jadi lebih berimbang.
Terlebih saat ini jumlah wisatawan yang masuk ke pintu masuk Bali lumayan besar baik dari Pelabuhan maupun dari Bandara.
“Nanti kalau sistem transportasi kita bagus, pintu masuk kita akan lebih stabil dan seimbang,” tandasnya.
Rencananya bus listrik ini akan beroperasi di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Serbagita).
Setelah beroperasi di Serbagita, nanti akan dicari peluang bagaimana jika bus listrik ini dapat beroperasi di antar kota lain.
Kini Pemprov Bali masih menanti bagaimana penempatan depo bus listrik ini serta sistem charger bus listrik.
Sebab diakui Samsi kendaraan listrik ini belum terlalu dikenal sehingga lebih kompleks dibandingkan dengan kendaraan pengoperasiannya menggunakan bahan bakar fossil.
“Kalau ini kan harus ngecas sehingga operasionalnya juga harus diperhitungkan dari sejak bus berangkat habis baterai berapa persen lalu kapan harus di-charge lagi hal-hal seperti itu harus dilihat,” bebernya.
Mengenai kendaraan dengan bersifat sustanaible, ke depannya penggunaan bus listrik ini akan berbayar.
“Kalau uji coba kita akan lihat dulu uji cobanya di mana. Kalau dilakukan secara khusus dan memulai rute yang baru mungkin awalnya tak perlu berbayar,” tutupnya. (*)
Berita lainnya di Bus Listrik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.