Berita Badung

KETERLALUAN! Ini Modus Pencurian Pertalite di Badung, Gunakan Mobil Modifikasi

KETERLALUAN! Ini Modus Putu Miasa Lakukan Pencurian Pertalite di Badung, Gunakan Mobil Modifikasi

istimewa
KETERLALUAN! Ini Modus Pencurian Pertalite di Badung, Gunakan Mobil Modifikasi 

 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Aparat kepolisian dari Polres Badung terus melakukan pemantauan terkait penjualan Bahan Bakar Minyak atau BBM subsidi jenis Pertalite.

Hal itu dilakukan setelah jajaran reskrim berhasil mengamankan pelaku pencurian BBM subsidi dengan melakukan modif kendaraan.

Pelaku pencurian BBM subsidi itu diketahui bernama Putu Miasa (51) yang memodif kendaraan dengan membuat tangki besar.

Baca juga: Kecelakaan! Dilindas Mobil Saat Hujan Deras, Pria 30 Tahun Tewas, Berikut Penjelasan Ketut

BBM subsidi yang didapatkannya dijual kepada warung kelontong termasuk warung-warung madura.

Miasa yang merupakan warga asal Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, itu membeli Pertalite di sejumlah SPBU dan menjualnya lagi Rp 11.000 sampai 11.500 per liter.

Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono mengakui terus melakukan pemantauan penjualan Pertalite.

Baca juga: HEBOH! Pasutri Hajar Pria di Kos-kosan Jalan Trengguli Denpasar, Lutut Dibenturkan ke Mulut

Pihaknya mengaku BBM subsidi bisa dicuri dengan memodif kendaraan.

"Untuk pemantauan BBM subsidi terus kita lakukan. Hal ini mengantisipasi adanya pencurian BBM bersubsidi," ujarnya Senin 11 November 2024

AKBP Teguh Priyo menjelaskan terkait dengan pengamanan pelaku pencurian BBM subsidi, disebutkan pelaku Miasa membeli Pertalite dengan menampungnya ke tangki berukuran besar di dalam mobil jenis Daihatsu Espass dan Toyota Kijang.

Kemudian BBM subsidi dari tangki disalurkan ke jerigen menggunakan pompa listrik untuk selanjutnya dijual secara eceran.

"Jadi karena mobilnya dimodifikasi dengan membuat tangki dengan pelat besi berkapasitas 500 liter," jelas Teguh.

Disebutkan, Miasa membeli Pertalite di sejumlah SPBU di Badung secara acak dengan harga Rp 10.000 per liter.

Setelah itu dia jual lagi hingga paling mahal Rp 11.500 per liter ke warung-warung.

"Satu liter itu dapat untung Rp 1.000-Rp 1.500. Jadi pencurian ini sudah lama dia lakukan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved