Berita Buleleng
Momen Menyentuh Lihadnyana 2,5 Tahun Jadi PJ Bupati Buleleng, Terkesan Ubah Status Non ASN Jadi PPPK
Ketut Lihadnyana mengungkapkan banyak kesan berharga selama 2,5 tahun bertugas sebagai Penjabat (Pj) Bupati Buleleng.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Momen Menyentuh Lihadnyana 2,5 Tahun Jadi PJ Bupati Buleleng, Terkesan Bisa Ubah Status Non ASN Jadi PPPK
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Ketut Lihadnyana mengungkapkan banyak kesan berharga selama 2,5 tahun bertugas sebagai Penjabat (Pj) Bupati Buleleng.
Namun kesan yang paling menyentuh adalah ketika bisa mengubah status tenaga non ASN menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Baca juga: PCX Hantam NMAX Saat Menyalip, Faiqurridwan Meninggal Pasca Kecelakaan di Penarukan Buleleng
Hal tersebut diungkapkan Lihadnyana saat ditemui usai acara refleksi akhir tahun di Gedung Kesenian Gde Manik, Jumat (27/12). Lihadnyana mengatakan tahun 2024 menjadi kesempatan terakhir agar status kepegawaian tenaga kontrak/non ASN menjadi jelas.
Sebab sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), tidak ada lagi istilah pegawai pemerintah di luar ASN yaitu PNS dan PPPK.
Sedangkan di Buleleng sendiri ada 4000 lebih tenaga yang masih berstatus non ASN. Bahkan tak sedikit yang sudah mengabdi belasan tahun.
Baca juga: AMBRUK Akibat Hujan Deras! Ruang Kelas IIB SDN 5 Kampung Baru Buleleng, 4 Kelas Tidak Bisa Berfungsi
"Inilah yang paling berkesan dan menyentuh bagi saya. Ketika saya mampu membawa status tenaga Non ASN itu menjadi tenaga PPPK," ujarnya.
Diakui pihaknya berupaya maksimal agar seluruh tenaga non ASN di Buleleng bisa diakomodir dalam rekrutmen PPPK. Bahkan berupaya agar pelaksanaan tes bisa berlangsung di Buleleng.
Baca juga: Gagal Menyalip, Pengendara PCX Tewas Kecelakaan di Buleleng, Alami Robek di Kepala
"Kami mendorong, merumuskan, setelah itu bagaimana memastikan tenaga non ASN menjadi PPPK, itu perlu perjuangan. Bahkan sampai dengan testing pun (dilaksanakan) di Buleleng. Sehingga perasaan saya campur aduk. Antara Bahagia, sedih dan terharu," ungkapnya.
Lebih lanjut birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu ini sadar betul membangun Buleleng tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi dengan waktu 2,5 tahun selama ia bertugas sebagai Penjabat Bupati.
"Masih banyak yang belum kita lakukan dan kerjakan. Tapi paling tidak membawa Buleleng dalam konteks tata kelola pemerintahan lebih dulu, sudah relatif lebih baik dibandingkan sebelumnya," ucap dia.
Baca juga: MARAK Penyalahgunaan Senjata Api, Sie Propam Polres Buleleng Cek Senpi dan Amunisi Anggota
Mengenai kegiatan refleksi akhir tahun, Lihadnyana berharap kegiatan ini menjadi budaya, sebagai bentuk pertanggungjawaban kepala daerah kepada masyarakat Buleleng dalam setahun. Apa yang sudah dikerjakan, apa yang belum, dan apa yang masih kurang.
Apalagi kegiatan serupa sudah diawali dengan acara diskusi akhir tahun, yang digelar oleh Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB). Yang mana acara ini memungkinkan terjadinya interaksi antara masyarakat dengan pemimpinnya.
"Di momen inilah masyarakat bisa mendapatkan feedback. Karena Diskusi KJB ini merupakan acara interaktif," ucapnya. (*)
Berita lainnya di Pemkab Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.