Berita Bali

BALI Diprediksi Makin Macet, Jika Bus Trans Metro Dewata Tak Ada, Layani 8 Juta Penumpang Sejak 2020

Untuk biaya operasional bus TMD diungkapkan Eka Budi masih mendapatkan pembiayaan dari APBN. 

TRIBUN BALI/ NI LUH PUTU WAHYUNI SRI UTAMI
BEROPERASI – Armada bus Trans Metro Dewata yang beroperasi di wilayah Sarbagita. 

Ia juga berharap sebelum tanggal 1 Januari 2025 sudah ditemukan solusi terbaik untuk kepastian pengoperasian bus TMD

Disinggung mengenai dampak yang ditimbulkan jika bus TMD tidak beroperasi di Bali, Eka Budi menjelaskan justru kemacetan bertambah parah. 

“Ada bus Trans Metro Dewata saja mulai macet di jalan apalagi kalau tidak ada bus Trans Metro Dewata tambah macet pasti. Sudah pasti pengguna bus Trans Metro Dewata akan beralih ke kendaraan pribadi,” jelasnya. 

Sementara jika bus TMD masih beroperasi di tahun 2025 terdapat beberapa hal yang dievaluasi atau dibenahi. Eka Budi memaparkan hal tersebut di antaranya pertama, disiapkan halte yang aman dan nyaman untuk pengguna. 

Kedua, feeder atau jenis layanan yang dirancang untuk mengangkut penumpang di area lokal dan mengantarkan penumpang ke titik transfer di mana mereka melanjutkan perjalanan mereka di koridor utama.

“Ketiga, di Bali mulai agak sulit mencari BBM-nya, semoga kalau memang beroperasi lagi tahun 2025 bus Trans Metro Dewata dapat kuota BBM di SPBU, jadi kita tidak keliling mencari BBM-nya karena itu menghabiskan waktu dan BBM juga keliling mencari solarnya,” sambungnya. 

Terakhir, ia berharap Pemprov melakukan managemen lalu lintas atau mengatur volume kendaraan yang ada di jalan.

“Sudah selayaknya diatur, kalau tidak masyarakat Bali harus menikmati kemacetan di jalan. Sebab belum ada upaya untuk atur volume kendaraan di jalan,” kata dia. 

Tarif Mulai Rp 2 Ribu 

Eka Budi menjelaskan bus TMD rute Sarbagita melayani 6 koridor. Sedangkan penetapan tarif bus TMD sudah diberlakukan sejak 31 Oktober 2023 lalu. 

“Tarifnya ada tarif reguler, umum, dan khusus. Per-2024 juga ada namanya tarif integrasi khusus yang membayar menggunakan kartu elektronik,” jelasnya. 

Jadi kata Eka Budi, dengan menggunakan kartu elektronik penumpang dapat mendapatkan layanan tiga tarif. 

Di antaranya tarif reguler Rp 4.400 kemudian tarif khusus Rp 2.000 namun dengan syarat yang pasti kartunya harus didaftarkan sebab tarif khusus hanya bisa didapat pelajar, mahasiswa S1, Lansia dan penyandang disabilitas. 

“Sementara untuk tarif integrasi itu ketika mereka melakukan tapping kedua setelah tapping pertama belum melewati 90 menit tidak terpotong saldonya alias gratis,” imbuhnya. 

Untuk biaya operasional bus TMD diungkapkan Eka Budi masih mendapatkan pembiayaan dari APBN. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved