Berita Badung

Diduga Suspek Rabies, Warga Kupang Tewas, Tak Tertolong Setelah Jalani Perawatan di RSD Mangusada!

Kasus itu pun masih dalam pemeriksaan pemerintah setempat, apakah digigit anjing di Badung atau di luar Badung.

Tribun Bali/Prima
Ilustrasi mayat - Kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) kembali terjadi di Kabupaten Badung. Kali ini, seorang warga asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di Kecamatan Kuta Utara, Badung meninggal dunia setelah diduga terinfeksi rabies akibat gigitan anjing. 

TRIBUN-BALI.COM  - Kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) kembali terjadi di Kabupaten Badung. Kali ini, seorang warga asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di Kecamatan Kuta Utara, Badung meninggal dunia setelah diduga terinfeksi rabies akibat gigitan anjing.

Kasus itu pun masih dalam pemeriksaan pemerintah setempat, apakah digigit anjing di Badung atau di luar Badung. Kendati demikian kabarnya warga kupang itu sebelumnya memang pernah digigit anjing pada bulan September 2024 lalu.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada, dr. I Wayan Darta yang dikonfirmasi Selasa (7/1) mengakui hal tersebut.  "Ya benar itu (suspek rabies -red), karena ada riwayat gigitan anjing satu bulan yang lalu," ungkapnya sembari mengatakan pasien meninggal awal bulan ini.

Baca juga: Disdukcapil Badung Rancang Santunan Kematian, Terbesar Rp 10 Juta, Terkecil Rp 5 Juta

Baca juga: RBRA Taman Janggan & Puputan Badung Berstandar SNI, Denpasar Serius Wujudkan Program Kota Layak Anak

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada, dr. I Wayan Darta yang dikonfirmasi Selasa (7/1) mengakui hal tersebut.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada, dr. I Wayan Darta yang dikonfirmasi Selasa (7/1) mengakui hal tersebut. (ISTIMEWA)

Pasien yang sempat dirawat di RSD Mangusada ini diketahui tinggal di kawasan Muding, Kuta Utara. Menurut Darta, meski awalnya hanya diduga, kondisi pasien semakin memburuk hingga akhirnya meninggal dunia. 

"Jadi terkait kasus ini masih kami koordinasikan dengan dinkes termasuk Dinas Pertanian dan pangan," imbuhnya.

Sejatinya, pemerintah serus berupaya untuk mengatasi wabah rabies. Bahkan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung terus mempercepat vaksinasi hewan pembawa rabies (HPR), hingga saat ini, capaian vaksinasi telah mencapai 80,66 persen dari total populasi HPR di wilayah tersebut, dengan 76.447 ekor hewan telah divaksinasi. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Wayan Wijana, mengungkapkan bahwa vaksinasi rabies hampir mencapai target 89 ribu HPR yang tersebar di Kabupaten Badung

"Tahun lalu, vaksinasi mencapai 95 persen. Saat ini, kami masih terus bekerja keras untuk memastikan seluruh hewan di Badung mendapatkan vaksinasi," kata Wijana.

Mantan Kabag Organisasi Setda Badung itu menekankan pentingnya vaksinasi hewan sebagai langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari ancaman rabies. "Semua HPR di wilayah Badung harus divaksinasi agar tidak ada celah bagi virus rabies untuk menyebar," tegasnya.

Selain mempercepat vaksinasi, Wijana mengimbau masyarakat untuk proaktif melaporkan keberadaan HPR yang belum divaksinasi. Hal ini penting agar vaksinasi dapat merata, mencegah potensi penyebaran rabies lebih luas.

"Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah penularan rabies. Kami berharap masyarakat berpartisipasi aktif dalam program vaksinasi ini," imbuhnya. (gus)

Kasus Rabies Tertinggi di Badung

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali baru-baru ini membeberkan, kasus rabies di Bali sepanjang 2024 terakhir. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gede Anom, sepanjang 2024 kasus gigitan anjing sebanyak 55 ribu. 

“Tapi yang meninggal 7 orang dengan rincian di Tabanan 3 orang, Badung 1 orang, Gianyar 1 orang, Karangasem 2 orang. Tapi di Tahun 2024 menurun dibandingkan Tahun 2023,” jelas Anom, Selasa (7/1). 

Penyebab pasien rabies meninggal dunia karena sebagian dari mereka tidak bersedia divaksin. Dinkes Bali mencatat, tahun 2024 vaksin yang telah dikeluarkan sebanyak 31 ribu VIAR atau 56 persen dari 55 ribu kasus.

Saat ini, masih ada 80 ribu vaksin tersisa, ditambah stok di kabupaten/kota. Berdasarkan data Dinkes Bali, kabupaten tertinggi dengan kasus rabies terjadi di Badung sebanyak 9.732 kasus. Diikuti Denpasar sebanyak 7.847 kasus. (gus/sar)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved