Berita Bali
TRUK Antre 3 Hari, Akses Jalan Rusak & Becek di TPA Suwung, Pengangkutan Sampah di Denpasar Lambat
Para sopir truk bergantian menginap di jalan menunggu antrean. Mereka khawatir akumulator meninggalkan kendaraan tanpa penjagaan.
TRIBUN-BALI.COM – Truk pengangkut sampah kembali tampak antre di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Denpasar pada Rabu (29/1). Puluhan truk sampah ini sudah antre selama 3 hari di TPA Suwung. Seorang sopir truk sampah Pak De mengungkapkan antrean truk sampah di TPA Suwung ini sudah terjadi hampir 1 bulan.
“Mengantre begini terus hampir 1 bulan. Saya sudah 3 hari antre, kadang pulang ke rumah kadang tidak,” kata Pak De.
Ia bersama puluhan sopir lainnya yang sedang antre mengangkut puluhan ton sampah dari rumah tangga hingga restoran yang dikelola secara swakelola di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Swakelola adalah pihak ketiga yang melayani pengangkutan sampah rumah tangga dari rumah ke rumah dan diangkut serta dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terdekat.
Baca juga: Canang Buat Sembahyang, Imlek di Kongco Seng Hong Bio, Kental Akulturasi Budaya Tionghoa-Bali
Baca juga: Pemkab Akhirnya Ganti Warna Tulisan di Tapal Batas Tabanan

Pemerintah Kota Denpasar telah menutup sebagian TPS akhir tahun 2024, sehingga pihak swakelola membuang sampah ke TPA. Mereka terpaksa antre karena akses jalan keluar masuk TPA Suwung rusak dan titik pembuangan sampah di TPA licin disertai tanah berlumpur pada musim penghujan.
Truk bisa terjebak pada jalan lubang dan berlumpur bisa masuk dalam jumlah banyak pada saat bersamaan. Paling dikhawatirkan truk bisa terjungkir balik bila sopir memaksa masuk ke TPA.
Para sopir truk bergantian menginap di jalan menunggu antrean. Mereka khawatir akumulator meninggalkan kendaraan tanpa penjagaan. “Khan pemerintah katanya jalan rusak, dari dulu gitu, perbaikan jalan-perbaikan jalan, tetapi tetap saja jalannya hancur, tetap rusak. Susah payah naik (ke area pembuangan sampah),” bebernya.
Mereka juga terpaksa antre karena pengelola mengutamakan truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten/kota membuang sampah ke TPA. Selain itu, pengelola membatasi jam operasional pembuangan sampah ke TPA Suwung yaitu mulai jam 11.00-17.00 WITA.
Mereka juga menilai perlakuan pihak pengelola tidak adil. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dinilai tak mampu menanggani sampah tanpa campur tangan swakelola. “Katanya jalan rusak tetapi yang diutamakan DLHK Badung dan Denpasar, yang swakelola itu belakangan, anak tiri,” katanya.
“Maunya kerja sama, khan sama-sama menanggani sampah. Jangan begitu. Harusnya khan adil. Kita sama-sama jalan. DLHK juga mestinya kerja sama, apalagi ini kita daerah pariwisata ya pasti jadi sorotan,” imbuhnya.
Antrean pembuangan sampah ini sempat berdampak kepada warga. Pak De mengaku sejumlah warga sempat mengeluh namun pihak swakelola hanya bisa memohon permakluman. “Warga komplain sampahnya tidak diambil. Kita kena marah, ya kendalanya di sini, makanya DLHK juga mestinya kerja sama, apalagi ini kita daerah pariwisata, pasti jadi sorotan,” katanya.
Pembuangan sampah ke TPA Suwung Denpasar belakangan ini crowded. Antrean panjang truk pengangkut sampah terjadi setiap hari ke TPA Suwung. Akibatnya, pengangkutan sampah khususnya sampah rumah tangga di Kota Denpasar tersendat sejak beberapa pekan lalu. Banyak pemandangan sampah terbungkus kresek atau pun tumpukan sampah menghiasi jalan protokol di Kota Denpasar.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kota Denpasar, I Ketut Adi Wiguna mengatakan, selama musim penghujan yang hampir sebulan penuh, proses pembuangan sampah ke TPA Suwung selalu macet. Sebab, ada kerusakan jalan karena becek yang membuat kendaraan susah masuk untuk membuang sampah ke dalam.
Hal itu berimbas pada pengangkutan sampah di hulu. Sebab, truk sampah yang harusnya bisa membuang ke TPA lebih cepat kini malah tersendat. “Sudah dari 3 minggu hampir 4 minggu ini antrean panjang karena jalannya tidak bisa dilalui kendaraan akibat hujan. Jadinya pengangkutan di rumah tangga ada keterlambatan,” paparnya.
Adi Wiguna mengatakan, dengan keterlambatan pembuangan membuat sampah di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) akhirnya menumpuk. Pembuangan sampah swakelola juga tersendat membuat keterlambatan pengangkutan.
MR Diamankan, 1 Pelaku Diduga Provokator Pengeroyokan Petugas Avsec Bandara Ngurah Rai Ditangkap! |
![]() |
---|
Pemerintah Pusat dan ADB Lirik Pembangunan Bandara Bali Utara, Dorong Pengembangan Infrastruktur |
![]() |
---|
DIREKTUR Mie Gacoan Tak Lagi Tersangka, Polda Bali Resmi Hentikan Kasus LMK Selmi & Mie Gacoan Bali |
![]() |
---|
NUANU Creative City Bantah Sejumlah Hasil Sidak Komisi 1 DPRD Bali, Ini Penjelasan Lengkapnya! |
![]() |
---|
Penyandang Disabilitas Capai 25.963 Orang, Dinsos P3A Bali Ajak Semua Pihak Berkolaborasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.