Atlas Tutup Sementara

Atlas Night Club Direkomendasikan Tutup Sementara, DPRD Badung & Bali Tegas, Buntut Dewa Siwa

Sebab Dewa Siwa adalah simbol suci agama Hindu di Bali, sebagai salah satu representasi Tuhan. Sehingga tidak selayaknya muncul di sebuah kelab malam.

|
ISTIMEWA
TANGKAPAN LAYAR - Buntut panjang kemunculan Dewa Siwa, di dalam sebuah party kelab malam, membuat Atlas harus menerima resikonya. Sehingga harus tutup sementara.  

“Prinsip mulai detik ini tidak ada tayangan yang seperti ini di Atlas apalagi alasannya kecolongan, saya rasa itu belum bisa diterima oleh masyarakat,” tegasnya.

Sementara Wakil Ketua Komisi I DPRD Badung, I Gusti Lanang Umbara juga menyatakan, pihaknya akan merekomendasikan kepada Pemkab Badung untuk menutup sementara Atlas Super Club.

Penutupan ini diminta dilakukan hingga permasalahan dapat terselesaikan. “Sepanjang polemik itu terjadi kami rekomendasikan ditutup. Club malam yang menjadi lokasi, untuk yang lainnya masih boleh (buka),” tegas Lanang Umbara.

Pihaknya berharap, kejadian ini tidak terulang kembali. Namun jika masyarakat Hindu Bali menuntut harus ada penutupan, maka akan segera dilakukan. Sehingga ia pun akan memberikan rekomendasi kepada eksekutif untuk melakukan penutupan.

“Kami dari DPRD Badung adalah representasi masyarakat, ketika masyarakat memerintahkan kami untuk mengambil tindakan, harus kami lakukan,” pungkasnya. 

Penjelasan Atlas Beach Club

Sebelumnya, Media Relation Atlas Beach Club, Bayu Adi yang dikonfirmasi Minggu 2 Februari 2025 malam membenarkan adanya penayangan visual yang diduga mirip Dewa Siwa

Namun saat ini pihaknya masih memastikan kebenaran terkait visual itu apa Dewa Siwa atau sebatas karya seni. 

Baca juga: VIRAL Video Musik Ajep-Ajep di Klub Gunakan Latar Dewa Siwa, Satpol PP Badung Lakukan Penelusuran

"Memang benar adanya, tapi kami masih menunggu konfirmasi untuk visual tersebut, apakah memang Dewa Siwa atau sebatas karya seni,” ujar Bayu. 

Hanya saja dirinya belum mengetahui kapan waktu penayangan visual tersebut. 

Kendati demikian pihaknya juga menyebutkan, visual artist menggunakan materi tersebut sebagai bentuk apresiasi seni yang justru terinspirasi dari kultur dan lingkungan Pulau Bali

"Tidak ada maksud penyalahgunaan, pencemaran, pelecehan, dan/atau penistaan dalam karya tersebut," bebernya.

Diakui, karya visual yang dipakai untuk tempat hiburan malam dengan memakai atribut, elemen, dan/atau unsur kultur dari tempat tertentu sudah banyak dilakukan oleh nightclub lain di berbagai negara. 

"Contoh, Goa Trance yang orisinilnya berasal dari kultur India dan kini sudah mendunia," imbuhnya sembari menegaskan kalau dari kita memang tidak ada satu pun niat untuk buruk terkait pemakaian visual tersebut.

Seperti diketahui, Atlas Super Club merupakan club malam besar, dibangun di Kuta Utara, Badung, Bali

Bahkan sebelumnya sempat dilaksanakan HW Sports Show (HSS) atau sebuah gelaran tinju profesional dan amatir Indonesia. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved