Cuaca Ekstrem

Angin Kencang di Bali Dampak Tak Langsung Bibit Siklon Tropis 96S, Ada Potensi Puting Beliung?

Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Bali sebagai dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis 965 yang terpantau di Samudera Hindia barat.

|
Penulis: Putu Kartika Viktriani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Istimewa/BPTD Pelabuhan Gilimanuk
ANGIN KENCANG - Suasana di Pelabuhan Gilimanuk saat cuaca buruk angin kencang menganggu aktivitas penyeberangan, Minggu 9 Pebruari 2025. Angin Kencang di Bali Dampak Tak Langsung Bibit Siklon Tropis 965, Ada Potensi Puting Beliung? 

DENPASAR, TRIBUN-BALI.COM – Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Bali sebagai dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis 96S yang terpantau di Samudera Hindia barat Australia Barat.

Fenomena ini memicu peningkatan kecepatan angin serta potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat dan gelombang tinggi di perairan selatan Bali.

BMKG memperkirakan kondisi ini akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada.

Dengan intensitas angin yang semakin meningkat, muncul pertanyaan apakah potensi puting beliung juga bisa terjadi di beberapa wilayah Bali.

Meski begitu, belum ada imbauan resmi dari BMKG Bali terkait adanya potensi angin puting beliung.

Baca juga: VIDEO Bencana Alam di Bali, 3 Orang Tewas di Arena Tajen usai Angin Kencang dan Pohon Aren Tumbang

 

Masyarakat Bali diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 9-12 Februari 2025.

Keberadaan bibit siklon tropis 965 di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Samudera Hindia barat Australia Barat, berpotensi memberikan dampak tidak langsung bagi wilayah Bali dan sekitarnya.

Dampak utama dari fenomena ini meliputi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di perairan selatan Bali hingga NTT.

Kondisi ini semakin diperparah dengan kecepatan angin maksimum yang tercatat di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai mencapai 38 knots (70 km/jam) pada 9 Februari 2025 pukul 14.00 WITA.

Sementara itu, tinggi gelombang laut di perairan selatan Bali diperkirakan berkisar antara 2,5 hingga 3,5 meter, masuk dalam kategori rough sea (laut bergelombang tinggi).

  

Penyebab Cuaca Ekstrem

Menurut data BMKG, keberadaan bibit siklon tropis 965 memicu peningkatan aktivitas konvektif, menyebabkan kecepatan angin bertambah dan gelombang laut meningkat, terutama di perairan selatan Bali.

Selain itu, indeks Nino 3.4 yang bernilai -0.89 turut berkontribusi terhadap peningkatan pola konvektif di wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Bali.

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Bali Masih Berlangsung Dua Hari ke Depan, BMKG Keluarkan Imbauan Waspada

Meskipun Bali masih dalam musim hujan, dampak dari bibit siklon tropis ini dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved