PMK di Bali

CEGAH Sapi Terjangkit PMK, Warga Sempat Tolak Vaksin, Pelayanan Kesehatan Hewan Terpadu di Perancak

Adalah pelayanan kesehatan hewan terpadu, sebagai langkah antisipasi penyebarluasan penyakit menular dan peningkatan produksi ternak di Gumi Makepung.

Made Prasetia Aryawan/Tribun Bali
Petugas saat melakukan vaksinasi PMK, terhadap ternak sapi warga di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Selasa 11 Maret 2025. Upaya menjaga status zero PMK di Gumi Makepung. 

TRIBUN-BALI.COM -  Satu per satu sapi warga di Desa Perancak, diberikan vaksinasi PMK hingga disemprot desinfektan oleh petugas Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Selasa 11 Maret 2025.

Adalah pelayanan kesehatan hewan terpadu, sebagai langkah antisipasi penyebarluasan penyakit menular dan peningkatan produksi ternak di Gumi Makepung.

Salah satunya adalah mencegah ditemukannya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Menurut data yang berhasil diperoleh, total populasi hewan ternak sapi dan kerbau di Jembrana tercatat sekitar 37.000 ekor. Dari jumlah tersebut dalam tiga bulan ini sudah 7.200 ekor diberikan vaksinasi PMK.

"Ini bagian dari upaya kita di pemerintah untuk memastikan kesehatan ternak milik warga kita sehat, dan terhindar dari ancaman penyakit menular seperti PMK," jelas Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat, Selasa 11 Maret 2025.

Selain upaya vaksinasi, kata dia, juga mengintensifkan koordinasi dengan pihak karantina pertanian untuk pengecekan hewan ternak yang masuk maupun keluar Bali via Pelabuhan Gilimanuk. 

Baca juga: WARGA Puri Gading Minta Developer Segera Selesaikan Perbaikan Jembatan Jebol Akibat Cuaca Ekstrem

Baca juga: Bagikan Ratusan Takjil, Polres Tabanan Tekankan Kepedulian di Bulan Ramadan

"Sebagai antisipasi, pengecekan ketat dilakukan di Gilimanuk. Terutama untuk yang masuk Bali, jangan sampai ada yang membawa virus ke Bali khususnya Jembrana," tandasnya. 

Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan hewan ternak serta mencegah penyebaran virus PMK yang dapat merugikan peternak.

Di sisi lain, juga sebagai upaya untuk menjaga atau menstabilkan harga di tengah isu penyakit menular bisa memengaruhi harga jual beli yang dihembuskan oleh para tengkulak.

"Terutama dalam situasi seperti saat ini. Oleh karena itu, kami menggelar pelayanan kesehatan hewan terpadu ini sebagai langkah pencegahan PMK," ujar Ngurah Sumber. 

Berbagai kegiatan mulai dari pemeriksaan kesehatan hewan ternak, vaksinasi PMK, inseminasi buatan (IB) hingga penyprotan desinfektan kepada ternak. Selama tiga bulan di 2025, total hewan ternak sapi yang sudah menerima layanan vaksinasi sebanyak 7.200 dosis/ekor. 

Namun begitu, ia mengakui banyak tantangan yang dialami oleh petugas Keswan-Kesmavet di lapangan. Salah satunya adalah penolakan vaksinasi PMK oleh peternak karena terpengaruh dengan isu yang dihembuskan oknum tertentu.

"Ini sebagai langkah menjaga Jembrana zero PMK. Termasuk juga untuk menjaga atau menstabilkan harga di tengah isu yang menyebar (PMK membuat harga anjlok)," tandasnya.

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved