PMK di Bali

Antispasi Pembeli Sapi Murah, Kepala Distan Klungkung Ingatkan Peternak, Dampak PMK Tak Signifikan

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, secara umum kasus positif PMK di Buleleng belum ditemukan. Hanya saja beberapa

Pixabay
ILUSTRASI - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, secara umum kasus positif PMK di Buleleng belum ditemukan. Hanya saja beberapa waktu lalu, sempat ada ternak warga di Desa Lokapaksa yang memiliki gejala PMK.  

TRIBUN-BALI.COM – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi kembali merebak di wilayah Jawa. Namun, PMK tidak perlu dikhawatirkan karena tidak berdampak signifikan terhadap sapi di Bali.

Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Klungkung Ida Bagus Juanida. Menurutnya, petani di Bali seharusnya tidak perlu khawatir dengan PMK yang merebak di Jawa. Karena kata dia, selama ini PMK tidak berdampak signifikan terhadap sapi di Bali, yang kebanyakan sapi potong. 

“PMK kalau di Bali pengaruhnya tidak signifkan. Karena penyakit ini sifatnya sudah endemis. Angka kesakitan tinggi, tetapi angka kematiam rendah. kemungkinan sapi sembuh tinggi,” ujar Juanida, Kamis (16/1).

Baca juga: VIDEO Bali Darurat Copet? Santoso 3 Kali Berhasil Mencopet di Daerah yang Sama

Baca juga: VIDEO Plafon Kelas TK Semarapura Tengah Klungkung Jebol, Siswa Terpaksa Belajar di Luar Kelas

Isu PMK tersebut, justru dimanfaatkan pembeli untuk membeli sapi petani di Bali dengan harga murah. Ini yang seharusnya menjadi perhatian. Padahal PMK tidak ada pengaruh signifikan terhadap sapi-sapi di Bali.

“Padahal kalau sapi pedaging di Bali ada kena PMK, 3 hari sampai seminggu saja sembuh. Tidak pengaruh signifikan juga ke ternak. Hati-hati jika ada pembeli yang meminta sapi petani dengan harga murah beralasan ada penyakit PMK. Karena sapi di Bali tidak ada pengaruh signifikan dengan PMK, tingkat kesembuhan sangat tinggi,” jelas dia.

Berbeda halnya di Jawa yang banyak sapi perah. Karena PMK berdampak pada produktivitas susu yang dihasilkan. Sehingga PMK menjadi masalah yang sangat serius, karena produksi susu bisa macet dan pengaruh ke perusahaan-perusahaan susu. Karena potensi kerugian yang keras, sehingga PMK di Jawa menjadi atensi khusus.

“Intinya jangan sampai isu PMK kembali mencuat, ini dijadikan kesempatan bagi pembeli-pembali nakal untuk membeli sapi di Bali dengan harga murah. Sehingga petani rugi. Padahal sapi-sapi di Bali tidak terlalu berpengaruh pada PMK,” ungkap dia.

Meskipun demikian, dirinya tetap mengimbau petani untuk tetap meningkatkan bioscurity ternaknya untuk menghindari penularan penyakit bagi ternak.

Misalnya dengan membatasi orang untuk keluar-masuk kandang, untuk mengurangi berpotensi membawa penyakit dari luar ke ternak. Serta rutin melakukan penyemprotan dan menjaga kebersihan kandang demi tetap menjaga kesehatan ternak.

Disebutkan, tahun 2025 ini Pemkab Klungkung mendapatkan jatah 1.625 dosis vaksin PMK. Padahal di Klungkung populasi sapi sekitar 24.000 ekor. “Vaksin dari pemerintah itu sebenarnya sifatnya stimulus untuk petani. Kami masih menunggu petunjuk teknisnya (vaksinasi),” ungkap Juanida.

Sementara itu, pemerintah gencar mendistribusikan vaksin PMK ke petani di berbagai daerah. Di Bali sejumlah daerah melaksanakan vaksinasi. Di Kabupaten Buleleng mendapat 3.125 dosis vaksin PMK.

Vaksin tersebut selanjutnya disebar ke masing-masing Puskeswan, serta difokuskan untuk dua lokasi prioritas. Yakni di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt dan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, secara umum kasus positif PMK di Buleleng belum ditemukan. Hanya saja beberapa waktu lalu, sempat ada ternak warga di Desa Lokapaksa yang memiliki gejala PMK

“Awalnya ternak didiagnosa PMK. Namun setelah dicek lab, ternyata hasilnya negatif. Begitupun hari ini (kemarin), kami mengambil swab ternak warga di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Mudah-mudahan hasil swabnya yang turun Jumat tidak positif,” ucapnya dikonfirmasi Kamis (16/1).

Hingga kini Kabupaten Buleleng telah menerima 3.125 dosis vaksin PMK. Vaksin ini selanjutnya disebar ke 9 Puskeswan yang tersebar di 9 kecamatan, serta ke lokasi yang menjadi prioritas PMK. “Dari kemarin pergerakan kami sudah mulai untuk melakukan vaksin. Untuk lokasi yang jadi prioritas vaksin yakni Desa Lokapaksa dan Desa Pejarakan,” sebutnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved