Bencana Alam di Bali

Aktifnya Gelombang MJO Jadi Salah Satu Penyebab Cuaca Ekstrem di Bali

awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Bali diprediksi baru akan datang pada bulan April mendatang.

Tribun Bali/Putu Kartika
ILUSTRASI - Suasana hujan deras disertai angin kencang di salah satu desa di Bali. Aktifnya Gelombang MJO Jadi Salah Satu Penyebab Cuaca Ekstrem di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Provinsi Bali sejak dini hari hingga petang dilanda cuaca ekstrem, Rabu 19 Maret 2025, di mana hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir.

Cuaca ekstrem ini mengakibatkan pohon tumbang di sejumlah titik di wilayah Bali.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyampaikan bahwa fenomena ini disebabkan sejumlah faktor.

“Kondisi cuaca hujan disertai angin kencang dan petir di Bali disebabkan karena beberapa faktor,” ujar Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Ariantika, Rabu 19 Maret 2025.

Baca juga: WARGA Puri Gading Minta Developer Segera Selesaikan Perbaikan Jembatan Jebol Akibat Cuaca Ekstrem

Ia menambahkan, beberapa faktor di antaranya yaitu aktifnya gelombang MJO di fase 3 (Indian ocean) yang berkontribusi terhadap pertumbuhan awan konvektif di Indonesia. 

Kedua adalah kondisi ketidakstabilan atmosfer karena adanya belokan angin yang menyebabkan perlambatan dan penumpukan massa udara, sehingga mendukung pertumbuhan awan penyebab hujan. 

Disinggung berapa lama fenomena ini akan melanda wilayah Provinsi Bali?

Pihaknya mengatakan cuaca ekstrem ini masih akan berlangsung tiga hari ke depan.

“Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi masih terjadi hingga tiga hari ke depan. Dan untuk saat ini wilayah Bali masih dalam musim hujan,” imbuh Ariantika. 

Berdasarkan rilis BMKG Pusat, awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Bali diprediksi baru akan datang pada bulan April mendatang.

Terkait angin puting beliung yang ada di Dalung, tidak ada laporan dari BPBD terkait. 

Selanjutnya berdasarkan analisis citra radar, tidak kami temukan adanya bow echo atau hook echo yang menjadi bukti terjadinya puting beliung. 

“Sehingga dari hasil analisis kami menyimpulkan bahwa itu merupakan angin kencang, bukan angin puting beliung,” jelasnya.

Angin kencang ini dapat muncul karena keberadaan awan Cumulonimbus yang masif akibat dari ketidakstabilan atmosfer.(*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved